
Bos Taksi Malaysia Tolak Gojek, Ini Kata Rudiantara
Efrem Limsan Siregar, CNBC Indonesia
28 August 2019 13:42

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara angkat bicara soal penolakan sejumlah pihak atas rencana Gojek masuk Malaysia. Menurutnya asas resiprokal harus diterapkan.
Rudiantara mengatakan Malaysia tidak seharusnya menolak Gojek sebab aplikator transportasi online Malaysia boleh masuk Indonesia.
"Menurut saya, punya Malaysia boleh masuk ke Indonesia masa Indonesia gak boleh masuk ke Malaysia," ujarnya ketika ditemui dalam acara UOB Economic Outlook 2020 di The Ritz Carlton, Jakarta, Rabu (28/8/2019).
"Harusnya persaingan sehat. Kita tidak menutup Grab dari Malaysia. Masa kita ditutup di Malaysia. Lagipula kita di ASEAN mengenal satu pasar."
Rudiantara juga memberikan tanggapan soal pernyataan Bos Taksi Malaysia yang menolak Gojek dengan menyebut Indonesia sebagai negara miskin sehingga Gojek bisa berkembang.
"Tanya saja masyarakat Indonesia, miskin atau enggak," jelasnya.
Simak video tentang Gojek dapat izin masuk Malaysia di bawah ini:
[Gambas:Video CNBC]
Pernyataan tersebut disampaikannya Kamis (22/8/2019) dalam konferensi pers di kantor Big Blue Taxi.
Shamsubahrin Ismail mengungkapkan, Gojek bisa berkembang di Indonesia karena jalan raya di Indonesia yang terlalu sempit untuk kendaraan.
"Kemiskinan di Indonesia terlalu tinggi, gaji tak tinggi. Malaysia tidak bisa seperti itu. Anak muda [Malaysia] bukan akan miskin, tak datang dari keluarga miskin. Kenapa kita mau menjatuhkan marwah mereka sehingga menjadi tukang Gojek," ujarnya.
"Di Indonesia, wanita dapat memeluk driver (sebagian besar pengendara adalah pria) begitu saja tetapi bagaimana dengan Malaysia? Apakah kita ingin melihat wanita kita memeluk driver di sana-sini?" ujarnya seperti dikutip dari Free Malaysia Today.
Dalam survei singkat di Media Sosial yang dilakukan Media New Straits Times menemukan 65% netizen Malaysia menolak kehadiran Gojek. Ada 2.000 pengguna Facebook yang berpartisipasi dalam survei tersebut, seperti dikutip CNBC Indonesia.
Salah satu netizen yang menentang kehadiran Gojek adalah Catherine Lai yang menginginkan pemerintah Malaysia fokus pada peningkatan sistem transportasi publik ketimbang memperkenalkan ojek online.
"Saya tidak berbicara tentang membangun lebih banyak jalan atau jalan layang, meskipun itu juga akan membantu. Yang saya maksud adalah jadwal bus yang lebih baik untuk orang seperti Saya. Sekarang ini bus akan jalan ketika bus penuh dengan penumpang. Jadi sesuatu harus dilakukan untuk mengatasi hal ini," ujarnya.
Pemilik akun Soulful A Souleman mengatakan membiarkan Gojek beroperasi di Malaysia akan meningkatkan penyakit sosial dan tindak kejahatan pada perempuan.
"Itu juga akan membuat anak muda [Malaysia] malas dan puas diri dengan pekerjaan rendahan seperti ojek online," terangnya.
(roy/roy) Next Article Rudiantara Ungkap Nasib Gojek Cs di Era New Normal Corona
Rudiantara mengatakan Malaysia tidak seharusnya menolak Gojek sebab aplikator transportasi online Malaysia boleh masuk Indonesia.
"Menurut saya, punya Malaysia boleh masuk ke Indonesia masa Indonesia gak boleh masuk ke Malaysia," ujarnya ketika ditemui dalam acara UOB Economic Outlook 2020 di The Ritz Carlton, Jakarta, Rabu (28/8/2019).
Rudiantara juga memberikan tanggapan soal pernyataan Bos Taksi Malaysia yang menolak Gojek dengan menyebut Indonesia sebagai negara miskin sehingga Gojek bisa berkembang.
"Tanya saja masyarakat Indonesia, miskin atau enggak," jelasnya.
Simak video tentang Gojek dapat izin masuk Malaysia di bawah ini:
[Gambas:Video CNBC]
Lanjut ke halaman berikutnya >>>
Sebelumnya beredar luas di media sosial pernyataan Pendiri Big Blue Taxi, Shamsubahrin Ismail yang menolak keputusan Kabinet Mahathir Mohamad yang memberikan lampu hijau bagi Gojek untuk masuk ke Malaysia.Pernyataan tersebut disampaikannya Kamis (22/8/2019) dalam konferensi pers di kantor Big Blue Taxi.
Shamsubahrin Ismail mengungkapkan, Gojek bisa berkembang di Indonesia karena jalan raya di Indonesia yang terlalu sempit untuk kendaraan.
"Kemiskinan di Indonesia terlalu tinggi, gaji tak tinggi. Malaysia tidak bisa seperti itu. Anak muda [Malaysia] bukan akan miskin, tak datang dari keluarga miskin. Kenapa kita mau menjatuhkan marwah mereka sehingga menjadi tukang Gojek," ujarnya.
"Di Indonesia, wanita dapat memeluk driver (sebagian besar pengendara adalah pria) begitu saja tetapi bagaimana dengan Malaysia? Apakah kita ingin melihat wanita kita memeluk driver di sana-sini?" ujarnya seperti dikutip dari Free Malaysia Today.
Dalam survei singkat di Media Sosial yang dilakukan Media New Straits Times menemukan 65% netizen Malaysia menolak kehadiran Gojek. Ada 2.000 pengguna Facebook yang berpartisipasi dalam survei tersebut, seperti dikutip CNBC Indonesia.
Salah satu netizen yang menentang kehadiran Gojek adalah Catherine Lai yang menginginkan pemerintah Malaysia fokus pada peningkatan sistem transportasi publik ketimbang memperkenalkan ojek online.
"Saya tidak berbicara tentang membangun lebih banyak jalan atau jalan layang, meskipun itu juga akan membantu. Yang saya maksud adalah jadwal bus yang lebih baik untuk orang seperti Saya. Sekarang ini bus akan jalan ketika bus penuh dengan penumpang. Jadi sesuatu harus dilakukan untuk mengatasi hal ini," ujarnya.
Pemilik akun Soulful A Souleman mengatakan membiarkan Gojek beroperasi di Malaysia akan meningkatkan penyakit sosial dan tindak kejahatan pada perempuan.
"Itu juga akan membuat anak muda [Malaysia] malas dan puas diri dengan pekerjaan rendahan seperti ojek online," terangnya.
(roy/roy) Next Article Rudiantara Ungkap Nasib Gojek Cs di Era New Normal Corona
Most Popular