
Sulit Dapat Dana Investor, Bagaimana Masa Depan Startup RI?

Jakarta, CNBC Indonesia - Para perusahaan rintisan atau startup disebut tengah sulit mendapatkan suntikan dana dari investor. Meski demikian, menurut Ketua Dewan Pengawas Asosiasi Fintech Indonesia Rudiantara, startup di Indonesia masih akan tetap tumbuh.
"Kalau kita liat demografi Indonesia, generasi Z ya terutama sekarang tumbuh cepat, yang mudah Indonesia digital startup akan semakin tumbuh," ujarnya dalam program profit CNBC Indonesia, Senin (30/5/2022).
Menurutnya anak-anak muda di Indonesia tidak ada kapoknya, jika gagal mereka akan mencoba membuat yang baru dan begitu seterusnya. "Itu mindset dari Gen Z sekarang, jadi digital startup saya meyakini akan tetap tumbuh," imbuhnya,
Saat ditanya sektor mana yang akan menjanjikan ke depannya, mantan Menteri Komunikasi dan Informatika itu mengatakan, ikuti saja kemana mengalirnya uang pemerintah.
"20 persen dari APBN itu, berdasarkan konstitusi kita, larinya ke pendidikan, 5 persen ke kesehatan. Saya selalu menyampaikan dua ini yang masa depannya tidak bisa ditinggalkan," tuturnya.
Untuk jangka panjang, menurutnya sektoredu-tech dan health-tech masih sangat menjanjikan. Selain itu juga sektor supply chain (rantai pasok) dan logistik.
Sebelumnya, Y Combinator atau YC, salah satu investor terkemuka Silicon Valley yang terkenal dengan program akselerator globalnya, memberi peringatan pagi para founder startup.
YC mengungkap bahwa beberapa bulan ke depan, startup bakal susah mencari investor baru. Sebab kinerja saham perusahaan teknologi yang buruk di bursa berdampak signifikan terhadap aktivitas investasi venture capital (VC).
VC akan lebih sulit mengumpulkan uang, sedangkan pihak yang menitipkan modal di VC atau limited partner (LP) akan mengharapkan uang mereka diinvestasikan dengan lebih disiplin.
Dalam situasi seperti ini, VC juga memilih mencadangkan lebih banyak modal untuk mendukung startup berkinerja terbaik yang sahamnya sudah mereka miliki.
Hal ini menyebabkan lebih sedikit persaingan antar-investor untuk ikut serta dalam putaran pendanaan modal startup. Dampaknya, valuasi yang ditawarkan ke founder lebih rendah, nilai pendanaan yang lebih kecil, dan kesepakatan pendanaan pun jumlahnya makin sedikit.
(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kiamat Digital, Startup di Sektor Ini Paling Kering Modal