
Gojek Bakal Mengaspal di Malaysia, Tunggu Review Aturan
Roy Franedya, CNBC Indonesia
22 August 2019 17:01

Jakarta, CNBC Indonesia - Dalam rapat kabinet Rabu (21/8/2019), pemerintah Malaysia menyetujui startup ride hailing Gojek ekspansi ke Malaysia, namun kepastiannya izin ini harus menunggu peninjauan aturan terlebih dahulu.
Kabar ini disampaikan oleh Menteri Pemuda dan Olahraga Malaysia (Menpora) Syed Saddiq dalam video yang dipostingnya di Twitter, seperti dikutip CNBC Indonesia dari Business Insider, Kamis (22/8/2019).
Berdasarkan laporan Reuters, Gojek berencana ingin masuk ke Malaysia pada awal 2019 setelah sukses melebarkan sayap bisnis ke Vietnam dan Thailand tetapi terhambat masuk ke Filipina.
Menteri Pengembangan Kewirausahaan Malaysia, Mohd Redzuan Yusof mengatakan Kementerian Pemuda dan Olahraga serta Kementerian Transportasi akan bertanggung jawab untuk mengidentifikasi atau membuat aturan agar Gojek bisa beroperasi di Malaysia.
Aturan yang sedang disiapkan adalah bagaimana sepeda motor bisa menjadi kendaraan transportasi publik dan mencegah terjadinya monopoli di pasar ojek online. Kedua kementerian ini kemudian akan membahas aturan tersebut ke Parlemen.
"Kami ingin memastikan apa pun yang kami terapkan untuk kembangkan ekonomi bagi kaum muda kami tidak melanggar hukum," ujar Mohd Redzuan Yusof.
Dalam laporan New Straits Times, Mohd Redzuan memprediksi Gojek akan mulai beroperasi dalam dua bulan setelah persetujuan kabinet.
Mohd Redzuan menambahkan Malaysia sudah memiliki beberapa aturan mengenai hal ini seperti aturan geofencing yang memantau operasi transportasi online dan memastikan driver tidak memasuki jalan raya yang bisa berbahaya.
Sebelumnya, rencana ini ditentang oleh pendiri Big Blue Taxi Shamsubahrin Ismail. Bahkan ia mengancam akan mengadakan aksi protes jika proposal tersebut disetujui pemerintah Malaysia.
"Saya sendiri yang akan memimpin protes, kita akan pergi ke Putrajaya, dan jika mungkin, kita akan melakukannya di depan rumah Syed Saddiq (Menteri Pemuda dan Olahraga) dan rumah Loke (Menteri Transportasi)," kata Shamsubahrin Ismail dalam konferensi pers yang berlangsung hari ini (21/8/2019) dan dikutip dari Free Malaysia Today.
"Gojek menjadi karier tidak akan menjamin masa depan yang menjanjikan, anak muda kita pantas mendapatkan yang lebih baik dari itu."
Shamsubahrin mengungkapkan Malaysia dan Indonesia memiliki banyak perbedaan termasuk budaya. Atas dasar itu dia menilai seharusnya pemerintah Malaysia tidak mendorong anak mudah untuk menjadi ojek online sebagai mata pencarian.
"Gojek bisa dilakukan di Indonesia karena tingkat kemiskinannya sangat tinggi, tidak seperti di Malaysia. Budaya mereka juga sangat berbeda dibandingkan dengan kita. Di Indonesia, wanita dapat memeluk driver (sebagian besar pengendara adalah pria) begitu saja tetapi bagaimana dengan Malaysia? Apakah kita ingin melihat wanita kita memeluk driver di sana-sini? " ujarnya.
Dia mengatakan ada banyak pekerjaan permanen lainnya yang bisa ditawarkan kepada kaum muda.
"Gojek, FoodPanda, GrabFood semuanya menawarkan pekerjaan paruh waktu. Sebaliknya, kaum muda harus diberikan kesempatan kerja yang lebih baik," tambahnya.
Simak video tentang transformasi logo Gojek di bawah ini:
[Gambas:Video CNBC]
(roy/dob) Next Article Investor Ini Kritik Aksi Bakar Uang Ojol Gojek & Grab?
Kabar ini disampaikan oleh Menteri Pemuda dan Olahraga Malaysia (Menpora) Syed Saddiq dalam video yang dipostingnya di Twitter, seperti dikutip CNBC Indonesia dari Business Insider, Kamis (22/8/2019).
Berdasarkan laporan Reuters, Gojek berencana ingin masuk ke Malaysia pada awal 2019 setelah sukses melebarkan sayap bisnis ke Vietnam dan Thailand tetapi terhambat masuk ke Filipina.
![]() |
Aturan yang sedang disiapkan adalah bagaimana sepeda motor bisa menjadi kendaraan transportasi publik dan mencegah terjadinya monopoli di pasar ojek online. Kedua kementerian ini kemudian akan membahas aturan tersebut ke Parlemen.
"Kami ingin memastikan apa pun yang kami terapkan untuk kembangkan ekonomi bagi kaum muda kami tidak melanggar hukum," ujar Mohd Redzuan Yusof.
Dalam laporan New Straits Times, Mohd Redzuan memprediksi Gojek akan mulai beroperasi dalam dua bulan setelah persetujuan kabinet.
Mohd Redzuan menambahkan Malaysia sudah memiliki beberapa aturan mengenai hal ini seperti aturan geofencing yang memantau operasi transportasi online dan memastikan driver tidak memasuki jalan raya yang bisa berbahaya.
![]() |
Sebelumnya, rencana ini ditentang oleh pendiri Big Blue Taxi Shamsubahrin Ismail. Bahkan ia mengancam akan mengadakan aksi protes jika proposal tersebut disetujui pemerintah Malaysia.
"Saya sendiri yang akan memimpin protes, kita akan pergi ke Putrajaya, dan jika mungkin, kita akan melakukannya di depan rumah Syed Saddiq (Menteri Pemuda dan Olahraga) dan rumah Loke (Menteri Transportasi)," kata Shamsubahrin Ismail dalam konferensi pers yang berlangsung hari ini (21/8/2019) dan dikutip dari Free Malaysia Today.
"Gojek menjadi karier tidak akan menjamin masa depan yang menjanjikan, anak muda kita pantas mendapatkan yang lebih baik dari itu."
Shamsubahrin mengungkapkan Malaysia dan Indonesia memiliki banyak perbedaan termasuk budaya. Atas dasar itu dia menilai seharusnya pemerintah Malaysia tidak mendorong anak mudah untuk menjadi ojek online sebagai mata pencarian.
"Gojek bisa dilakukan di Indonesia karena tingkat kemiskinannya sangat tinggi, tidak seperti di Malaysia. Budaya mereka juga sangat berbeda dibandingkan dengan kita. Di Indonesia, wanita dapat memeluk driver (sebagian besar pengendara adalah pria) begitu saja tetapi bagaimana dengan Malaysia? Apakah kita ingin melihat wanita kita memeluk driver di sana-sini? " ujarnya.
Dia mengatakan ada banyak pekerjaan permanen lainnya yang bisa ditawarkan kepada kaum muda.
"Gojek, FoodPanda, GrabFood semuanya menawarkan pekerjaan paruh waktu. Sebaliknya, kaum muda harus diberikan kesempatan kerja yang lebih baik," tambahnya.
Simak video tentang transformasi logo Gojek di bawah ini:
[Gambas:Video CNBC]
(roy/dob) Next Article Investor Ini Kritik Aksi Bakar Uang Ojol Gojek & Grab?
Most Popular