
Ternyata BRI Tak Minat Miliki Satelit Kedua, Ini Alasannya
Roy Franedya, CNBC Indonesia
22 August 2019 16:13

Jakarta, CNBC Indonesia - Manajemen PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) kembali menjelaskan soal satelit kedua yang akan meluncur pada 2023. BRI tidak akan memiliki satelit tersebut.
Direktur Teknologi Informasi dan Operasi Bank BRI Indra Utoyo mengakui BRI membutuhkan satelit kedua. Pasalnya berdasarkan pengalaman BRI memiliki satelit BRISat, satelit sangat membantu BRI memberikan layanan prima dan menjangkau masyarakat di pelosok Indonesia. Namun kapasitas BRISat kini sudah optimum.
Selain itu, satelit kedua akan membantu BRI dalam pengelolaan risiko karena memiliki cadangan satelit jika sesuai masalah terjadi pada satelit BRISat. Ketika layanan BRISat bermasalah BRI masih bisa mengandalkan satelit kedua.
Faktor lainnya, BRI perlu memastikan keberlanjutan layanan satelitnya. BRISat memiliki usia selama 15 tahun dan akan berakhir 2030.
Namun, satelit kedua ini tidak akan diluncurkan dan dimiliki oleh BRI. Satelit tersebut akan diluncurkan dan dimiliki Satkomindo Mediyasa. Perusahaan ini tidak terafiliasi dengan BRI.
"Kita akan bermitra dengan Satkomindo. Kita fokus pada transformasi digital. Bagi BRI yang penting kepastian bandwidth karena kebutuhannya semakin meningkat, bukan satelitnya," ujar Indra Utoyo ketika ditemui di Jakarta, Kamis (22/8/2019).
CEO Satkomindo Mediyasa Abing Robani mengatakan satelit yang diluncurkan pada 2023 ini akan memiliki teknologi High Throughput Satellite dengan kapasitas tinggi sebesar 150 Gbit/s. Dengan kapasitas yang lebih besar ini maka biaya jaringan bisa ditekan.
"Mengenai pendanaannya kami akan mengundang semua pihak, kami akan buka bagi semua pihak. Sebagian dari kapasitas satelit ini akan dipakai oleh BRI, sisanya akan dijual pada pihak lain," jelasnya. Biayanya peluncuran satelit ini diperkirakan mencapai Rp 3 triliun.
Asal tahu saja, BRI meluncurkan BRISat pada 19 Juni 2016. Satelit ini memili 54 transporder, empat di antaranya diserahkan kepada pemerintah untuk digunakan bagi kepentingan publik.
(roy/dob) Next Article Penjelasan Lengkap Bos BRI soal Peluncuran Satelit Kedua
Direktur Teknologi Informasi dan Operasi Bank BRI Indra Utoyo mengakui BRI membutuhkan satelit kedua. Pasalnya berdasarkan pengalaman BRI memiliki satelit BRISat, satelit sangat membantu BRI memberikan layanan prima dan menjangkau masyarakat di pelosok Indonesia. Namun kapasitas BRISat kini sudah optimum.
Selain itu, satelit kedua akan membantu BRI dalam pengelolaan risiko karena memiliki cadangan satelit jika sesuai masalah terjadi pada satelit BRISat. Ketika layanan BRISat bermasalah BRI masih bisa mengandalkan satelit kedua.
Namun, satelit kedua ini tidak akan diluncurkan dan dimiliki oleh BRI. Satelit tersebut akan diluncurkan dan dimiliki Satkomindo Mediyasa. Perusahaan ini tidak terafiliasi dengan BRI.
"Kita akan bermitra dengan Satkomindo. Kita fokus pada transformasi digital. Bagi BRI yang penting kepastian bandwidth karena kebutuhannya semakin meningkat, bukan satelitnya," ujar Indra Utoyo ketika ditemui di Jakarta, Kamis (22/8/2019).
CEO Satkomindo Mediyasa Abing Robani mengatakan satelit yang diluncurkan pada 2023 ini akan memiliki teknologi High Throughput Satellite dengan kapasitas tinggi sebesar 150 Gbit/s. Dengan kapasitas yang lebih besar ini maka biaya jaringan bisa ditekan.
"Mengenai pendanaannya kami akan mengundang semua pihak, kami akan buka bagi semua pihak. Sebagian dari kapasitas satelit ini akan dipakai oleh BRI, sisanya akan dijual pada pihak lain," jelasnya. Biayanya peluncuran satelit ini diperkirakan mencapai Rp 3 triliun.
Asal tahu saja, BRI meluncurkan BRISat pada 19 Juni 2016. Satelit ini memili 54 transporder, empat di antaranya diserahkan kepada pemerintah untuk digunakan bagi kepentingan publik.
(roy/dob) Next Article Penjelasan Lengkap Bos BRI soal Peluncuran Satelit Kedua
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular