Go-Food & Go-Pay Andalan Gojek Raup Untung, Go-Ride?

Roy Franedya, CNBC Indonesia
31 May 2019 15:08
Go-Food dan Go-Pay akan menjadi layanan yang menghasilkan untung bagi Gojek.
Foto: Aristya Rahadian Krisabella
Jakarta, CNBC Indonesia - Go-Food dan Go-Pay akan menjadi layanan yang menghasilkan untung bagi Gojek. Sebab itu, pendiri dan CEO Gojek Nadiem Makarim menyatakan perusahaan belum perlu layanan roda empat mencapai untung ketika go public.

Hal ini disampaikan Nadiem Makarim dalam wawancara eksklusif dengan Nikkei Asian Review pada Rabu (29/5/2019) dan dilansir CNBC Indonesia, Jumat (31/5/2019).


Menurut Nadiem Makarim, Layanan berbagai tumpangan (ride-hailing) baru menyumbang kurang dari seperempat total Gross Merchandise Value (GMV) Gojek. Layanan pesan antar makanan dan pembayaran mobile menyumbang lebih besar dari kontribusi bisnis ride hailing.

"Kami membangun bisnis kami dengan asumsi [bisnis] ride-hailing pada titik impas (break even)," ujar Nadiem Makariem untuk menggambarkan skenario 'awal' perusahaan.

GoFood & Go-Pay Andalan Gojek Raup Untung, Go-Ride?Foto: Festival Go-Food di Jakarta, Indonesia, 27 Oktober 2018. (REUTERS / Beawiharta)

"Jadi jika kami mencapai profitabilitas" di bisnis ride-hailing ketika Gojek IPO, Nadiem menambahkan, itu adalah 'skenario optimistis'.

Meski menjadikan Go-Food dan Go-Pay sebagai mesin utama penghasilan uang, Gojek masih tetap mengandalkan bisnis ride hailing roda dua atau Go-Ride.

Nadiem Makarim menambahkan Go-Ride adalah komponen penting bagi bisnis Gojek, bukan karena bisnis ini menghasilkan uang bagi perusahaan, Go-Ride merupakan layanan yang paling sering digunakan dan menarik banyak pengguna ke aplikasi serta memberikan pendapatan yang konstan bagi dua juga mitra driver.


Sayang Nadiem Makarim menolak memberi tahu kapan Gojek akan mencapai profitabilitas. Semua pendapatan perusahaan akan diinvestasikan kembali ke dalam pertumbuhan bisnis untuk merebut pasar yang ada.

Asal tahu saja, Gojek disokong oleh beberapa investor kelas kakap seperti Google, Tencent, hingga KKR. CB Insights melaporkan Gojek sudah memiliki valuasi US$10 miliar yang membuatnya berhak mendapat gelar decacorn.


Berdasarkan rilis Gojek yang dipublikasikan 13 Februari 2019, pada 2018 total gross transaction value (GTV) mencapai US$9 miliar atau setara Rp 126,7 triliun.

Sebagian besar transaksi ini disumbang oleh Go-Pay. Transaksi ekosistem Go-Pay menyumbang US$6,3 miliar atau sekitar Rp 88,7 trliliun. Manajemen mengklaim Go-Pay telah digunakan untuk memproses tiga perempat dari pembayaran mobile di Indonesia.


Sementara untuk layanan pesan antar makanan atau Go-Food, memberikan sumbangan US$2 miliar. Manajemen pun mengklaim Go-Food sebagai layanan pesan-antar makanan terbesar di Asia Tenggara.

Simak video tentang perjalanan Gojek hingga jadi startup decacorn di bawah ini:
[Gambas:Video CNBC]


(roy/dob) Next Article Gojek Tak Masalah GoRide & GoCar Terus Rugi, Karena...

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular