Tak Ikuti Langkah Intel, Lenovo: Huawei Klien Penting
Roy Franedya, CNBC Indonesia
21 May 2019 11:22

Jakarta, CNBC Indonesia - Produsen Personal Computer (PC) terbesar di dunia, Lenovo tidak mengikuti langkah yang diambil Intel, Qualcomm, dan Broadcom dengan memutuskan hubungan kerja sama dengan Huawei Technologies.
Lenovo tidak menangguhkan kerja sama dengan Huawei karena menyebut perusahaan tersebut 'klien penting dan 'pasokan tidak pernah terputus'.
"Perusahaan akan sungguh-sungguh mematuhi undang-undang dan peraturan negara dan wilayah tempat kami beroperasi, dan terus menjual produk dan layanan ke Huawei," ujar Lenovo dalam keterangan resmi, seperti dikutip dari South China Morning Post (SMCP), Selasa (21/5/2019).
Bisnis Huawei terancam karena Amerika Serikat (AS) mengumumkan kondisi darurat nasional di bidang teknologi.
Setelah pengumuman ini, Huawei dan 70 entitas terkait dimasukkan dalam daftar hitam atau blacklist tidak bisa membeli produk dari perusahaan AS. Beberapa perusahaan AS seperti Google, Intel, Qualcomm, dan Broadcom sudah memutuskan kerja sama dengan raksasa teknologi AS ini.
Tetapi AS masih memberikan keringanan pada Huawei, di mana AS masih mengizinkan raksasa teknoloci asal China itu membeli barang-barang buatan AS demi mempertahankan jaringan yang sudah ada saat ini dan menyediakan pembaruan (update) piranti lunak bagi ponsel-ponsel Huawei yang sudah ada saat ini, dilansir dari Reuters.
ZTE Corp, raksasa teknologi China lainnya, pernah hampir ambruk setelah AS menerapkan hukuman yang sama dengan yang diterima Huawei. Lenovo menjadi pembuat komputer pribadi nomor satu di dunia setelah membeli bisnis PC dari IBM pada Mei 2005 senilai US$ 1,25 miliar. Perusahaan juga mengakuisisi bisnis server komoditas IBM dan unit ponsel pintar Motorola Mobility Google.
Simak video tentang AS yang longgarkan sanksi ke Huawei di bawah ini.
[Gambas:Video CNBC]
(roy/prm) Next Article Diblokir AS, Huawei Merasa Seperti Startup Lagi
Lenovo tidak menangguhkan kerja sama dengan Huawei karena menyebut perusahaan tersebut 'klien penting dan 'pasokan tidak pernah terputus'.
"Perusahaan akan sungguh-sungguh mematuhi undang-undang dan peraturan negara dan wilayah tempat kami beroperasi, dan terus menjual produk dan layanan ke Huawei," ujar Lenovo dalam keterangan resmi, seperti dikutip dari South China Morning Post (SMCP), Selasa (21/5/2019).
Bisnis Huawei terancam karena Amerika Serikat (AS) mengumumkan kondisi darurat nasional di bidang teknologi.
![]() |
Setelah pengumuman ini, Huawei dan 70 entitas terkait dimasukkan dalam daftar hitam atau blacklist tidak bisa membeli produk dari perusahaan AS. Beberapa perusahaan AS seperti Google, Intel, Qualcomm, dan Broadcom sudah memutuskan kerja sama dengan raksasa teknologi AS ini.
Tetapi AS masih memberikan keringanan pada Huawei, di mana AS masih mengizinkan raksasa teknoloci asal China itu membeli barang-barang buatan AS demi mempertahankan jaringan yang sudah ada saat ini dan menyediakan pembaruan (update) piranti lunak bagi ponsel-ponsel Huawei yang sudah ada saat ini, dilansir dari Reuters.
ZTE Corp, raksasa teknologi China lainnya, pernah hampir ambruk setelah AS menerapkan hukuman yang sama dengan yang diterima Huawei. Lenovo menjadi pembuat komputer pribadi nomor satu di dunia setelah membeli bisnis PC dari IBM pada Mei 2005 senilai US$ 1,25 miliar. Perusahaan juga mengakuisisi bisnis server komoditas IBM dan unit ponsel pintar Motorola Mobility Google.
Simak video tentang AS yang longgarkan sanksi ke Huawei di bawah ini.
[Gambas:Video CNBC]
(roy/prm) Next Article Diblokir AS, Huawei Merasa Seperti Startup Lagi
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular