Didi Chuxing sampai Grab Jadi Startup Juara di 2019

Wangi Sinintya Mangkuto, CNBC Indonesia
16 May 2019 15:58
Didi Chuxing sampai Grab Jadi Startup Juara di 2019
Foto: Freepik
Jakarta, CNBC Indonesia - CNBC International kembali membuat daftar 50 perusahaan yang mendisrupsi atau mengganggu pasar untuk tahun ketujuh di 2019 ini.

Daftar Disruptor 50 ini menampilkan perusahaan-perusahaan swasta, mulai dari bioteknologi, pembelajaran mesin (machine learning) hingga transportasi, ritel, dan pertanian, yang inovasinya telah mengubah dunia dan memicu persaingan antara negara-negara adidaya, seperti Amerika Serikat (AS) dan China.

Perusahaan baru yang berpikiran maju ini mengidentifikasi ceruk pasar yang belum dieksploitasi yang berpotensi menjadi bisnis bernilai miliaran dolar, yang sebagian besar memang sudah menjadi bisnis bernilai miliaran dolar.

Mengalahkan perusahaan-perusahaan raksasa bukanlah hal yang mudah. Tetapi CNBC juga memberi peringkat bagi perusahaan-perusahaan yang didukung modal ventura membukukan kinerja terbaik.


Secara agregat, 50 perusahaan tersebut telah mengumpulkan lebih dari US$46 miliar (Rp 665,5 triliun) dari modal ventura dengan valuasi lebih dari US$266 miliar, menurut data PitchBook, dilansir dari CNBC International, Kamis (16/5/2019).

Perusahaan tersebut banyak yang sudah menjadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari, terlepas dari kita mengetahuinya atau tidak. Inilah 5 startup teratas 50 Disruptor tahun 2019.

BERLANJUT KE HALAMAN 2

Startup teknologi pertanian di Boston ini didirikan oleh David Perry. Ia menciptakan perawatan untuk benih yang mengoptimalkan kesehatan tanaman. Tujuannya adalah untuk menggunakan mikrobiologi dan teknologi alami dalam meningkatkan keberlanjutan, keuntungan bagi petani dan, tentu saja, kesehatan konsumen.

Perusahaan melakukan perawatan benih untuk lima tanaman utama yaitu jagung, gandum, kedelai, beras, dan kapas.

Didi Chuxing sampai Grab Jadi Perusahaan 'Pengganggu' di 2019Foto: Indigo

Pada September, Indigo Ag memperkenalkan Indigo Marketplace, sebuah platform digital yang memungkinkan petani dan pembeli terhubung secara elektronik satu sama lain. Pembeli dapat lebih mudah mendapatkan jenis biji-bijian yang mereka inginkan, dan petani dapat menghasilkan lebih banyak uang dengan memiliki akses ke pasar yang lebih besar.

Dengan lebih dari 650 karyawan dan tujuh lokasi global, Indigo Ag adalah salah satu perusahaan teknologi pertanian yang mendapat pendanaan paling besar. Perusahaan meraih pendanaan US$250 juta pada September, sehingga total pendanaannya menjadi lebih dari US$600 juta.

BERLANJUT KE HALAMAN 3


Didi Chuxing naik dua peringkat ke urutan 2 dalam daftar Disruptor 50 tahun ini. Perusahaan yang berbasis di Beijing, China ini menyebut dirinya sebagai platform transportasi seluler terkemuka di dunia, dengan 550 juta pengguna dan lebih dari 31 juta pengemudi.

Sekarang perusahaan ini berkembang lebih jauh lagi dan membuka pasar baru di Meksiko, Australia, dan Jepang. Startup ini juga mengakuisisi perusahaan serupa di Brasil.

Didi Chuxing sampai Grab Jadi Perusahaan 'Pengganggu' di 2019Foto: REUTERS/Carlos Jasso

Perusahaan merombak teknologinya untuk meningkatkan keselamatan penumpang dan pengemudi dengan langkah-langkah pendeteksian risiko baru yang berfokus pada kecerdasan buatan (artificial intelligence/ AI).

Perusahaan ini juga memiliki lebih dari 400.000 kendaraan listrik (EV) terdaftar pada tahun 2018 dan mengembangkan EV dengan pembuat mobil besar, seperti pabrikan mobil China BAIC, Toyota, dan Volkswagen Group. Didi juga membantu merencanakan jaringan pengisian ulang yang efisien menggunakan AI.
BERLANJUT KE HALAMAN 4
Perusahaan ini didirikan oleh Adam Neumann dan Miguel McKelvey. Mereka mendapatkan ide untuk mendirikan WeWork pada 2010 ketika bekerja di gedung kantor yang kosong di Brooklyn.

Awal tahun ini, unicorn yang berbasis di New York City itu mengubah nama WeWork dan fokus pada nama yang lebih baik yaitu The We Company yang meliputi tiga divisi, yaitu WeWork, WeLive, dan, yang terbaru, WeGrow yang merupakan sebuah sekolah dasar.

Sekolah pertama perusahaan ini terletak di New York City dan memiliki gagasan bahwa anak-anak akan belajar lebih baik ketika mereka memilih kegiatan yang berfokus pada kreativitas dan keingintahuan mereka.

WeWork telah menjangkau 400.000 anggota di 400 lokasi di seluruh dunia. Perusahaan ini juga menjadi "office space" yang terbesar di London, Washington, D.C., dan New York City.



Selain itu, bisnis perusahaan WeWork meningkat hampir 200%, mewakili lebih dari 30% komunitas WeWork dan lebih dari 30% dari perusahaan Fortune 500. WeWork tidak hanya berfokus pada ruang kantor bersama lagi.

Ada dua lokasi apartemen residensial WeLive (NYC dan D.C.), dan pada tahun 2017 perusahaan membuka pusat kesehatan dan kebugaran Rise by We yang pertama di Manhattan.

Pada bulan Januari, perusahaan menerima investasi sebesar US$6 miliar dari SoftBank. Investasi itu membuat total pendanaannya menjadi lebih dari US$11 miliar dan memberi The We Company valuasi sekitar US$47 miliar.

Perusahaan ini pun gencar dikabarkan akan melakukan penawaran umum perdana saham (IPO).


BERLANJUT KE HALAMAN 5


Perusahaan ini didirikan oleh teman sekelas dari Harvard Business School, Anthony Tan dan Tan Hooi Ling. Perusahaan yang berbasis di Singapura yang berkembang pesat di seluruh Asia Tenggara ini telah berubah menjadi platform seluler terkemuka yang menawarkan segalanya, mulai dari transportasi dan layanan keuangan hingga belanja kebutuhan sehari-hari.

Pada November, startup ini memperkenalkan GrabWheels, bisnis skuter on-demand, setelah mengakuisisi bisnis Uber di Asia Tenggara pada Maret 2018. Kesepakatan itu mengintegrasikan bisnis ride-hailing dan pengiriman makanan di Asia Tenggara ke dalam platform Grab, yang mencakup operasi di Kamboja, Indonesia, Malaysia, dan Thailand.

Didi Chuxing sampai Grab Jadi Perusahaan 'Pengganggu' di 2019Foto: Infografis/Grab Resmi Manjadi Decacorn/Edward Ricardo

Platfrom tersebut juga menyajikan Grab Financial yang menawarkan beragam produk, termasuk layanan pembayaran digital, GrabPay. Pada Oktober perusahaan bermitra dengan MasterCard untuk mengeluarkan kartu prabayar bagi yang tidak memiliki rekening bank.

Dalam rentang lima bulan tahun lalu, total volume pembayaran Grab Financial meningkat lebih dari dua kali lipat sehingga menjadikannya platform pembayaran mobile terkemuka di Asia Tenggara. Saat ini Grab memiliki lebih dari 9 juta pengusaha mikro di platformnya dan aplikasi ini telah diunduh lebih dari 144 juta kali.

Grab sejauh ini telah mengumpulkan US$8,8 miliar dari para investor, termasuk US$ 1,5 miliar pada Maret dari Vision Fund milik SoftBank.


BERLANJUT KE HALAMAN 6


Teman sekelas dari Harvard Business School ini juga tak kalah dari Grab. Jennifer Hyman dan Jenny Fleiss mulai mendirikan perusahaan bernama Rent the Runway pada 2009.

Konsep mereka sederhana, pelanggan memilih gaun, menyewanya selama beberapa hari, dan kemudian mengirimkannya kembali ke perusahaan bersama amplop berisi uang sewa.

Gaun Christian Siriano yang dijual seharga US$1.200, dapat Anda sewa seharga US$150. Mei lalu perusahaan memperkenalkan Platform, sebuah koleksi dari 39 merek, termasuk J. Crew, Levi's dan Club Monaco.

Untuk mempermudah penyewaan pakaian, RTR memperkenalkan layanan pengantaran pada bulan Oktober untuk enam kota, yaitu New York, San Francisco, Los Angeles, Chicago, Washington, D.C., dan Miami. Sekarang, startup ini juga memiliki kotak drop-off di 20 lokasi WeWork.

Semua langkah ini membantu perusahaan menggaet 11 juta anggota hingga saat ini. Untuk memperluas basis pelanggannya, pada April perusahaan mengumumkan akan mulai menawarkan pakaian untuk anak perempuan ukuran tiga hingga 12 tahun dari merek-merek desainer termasuk Chloe, Fendi, dan Little Marc Jacobs.

Didi Chuxing sampai Grab Jadi Perusahaan 'Pengganggu' di 2019Foto: Rent The Runway

Jika menyewa pakaian tidak cukup, RTR sekarang melakukan hal yang sama dengan perlengkapan rumah.

Pada Maret ia bermitra dengan West Elm untuk membuat aksesori rumah untuk disewa. Ini pertama kalinya RTR berkembang di luar pakaian dan aksesoris.

Investor utama mereka termasuk Bain Capital Ventures, Highland Capital, Fidelity Management dan Franklin Templeton. Pendanaan yang diperoleh RTR mencapai US$337 miliar dengan valuasi US$1 miliar, menurut PitchBook.
(prm) Next Article Startup Pun Bahu-Membahu Perangi Covid-19 di RI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular