Startup

Berhasil Himpun Dana Rp 396 T, Apa Itu Crowdfunding?

Bernhart Farras, CNBC Indonesia
04 January 2019 16:08
Di luar negeri banyak pemilik proyek mengumpulkan dana untuk biayai proyeknya melalui crowdfunding.
Foto: Detik.com
Jakarta, CNBC Indonesia - Krisis keuangan global 2008 menjadi pemantik pesatnya pertumbuhan bisnis teknologi financial (fintech). Layanan fintech dipilih karena sulitnya masyarakat mendapatkan akses pendanaan dari lembaga keuangan formal.

Salah satu yang berkembang pesat adalah crowdfunding. Layanan ini untuk menghimpun dana dari masyarakat untuk membiayai proyek tertentu.

Pada awal crowfunding hanya populer di Amerika Serikat (AS), namun kini platform ini juga populer di Asia. Statista.com melaporkan dana yang dikumpulkan melalui crowdfunding mencapai US$17,2 miliar (Rp 246 triliun) di AS dan US$ 10,5 miliar (Rp 150 triliun) di Asia.

Secara umum, pada tahun 2017 fundly melaporkan dana crowdfunding yang telah terkumpul sebesar US$8 miliar di seluruh dunia. Dengan pembagian US$5,5 miliar pada crowdfunding reward and donation serta US$2,5 miliar untuk equity crowdfunding.

Mengenal Crowdfunding

Crowdfunding modern bukanlah hal baru dalam metode pengumpulan dana. Sejak 1997 sebuah band rock Inggris mendanai tur reuni mereka melalui sumbangan online dari para penggemar. Terinspirasi oleh metode pembiayaan inovatif ini, ArtistShare menjadi platform crowdfunding pertama, yang lahir pada tahun 2000. Tak lama kemudian, lebih banyak platform crowdfunding mulai muncul, dan industri crowdfunding telah tumbuh secara konsisten setiap tahun.

Secara umum, ada 3 model bisnis crowdfunding yang berkembang. Pertama, equity crowdfunding. Sebuah crowdfunder ekuitas akan menginvestasikan uang dengan imbalan kepemilikan saham perusahaan, proyek, atau usaha Anda. Jenis crowdfunding ini efektif digunakan untuk perusahaan yang memiliki potensi bisnis yang berkembang.

Kedua, reward crowdfunding. Investor akan berkontribusi pada usaha Anda dengan imbalan manfaat non-finansial yang biasanya bisa berbentuk sebuah produk atau karya. Semakin banyak investor menyumbang ke sebuah proyek, semakin besar hadiah yang akan mereka terima.

Ketiga, donation crowdfunding. Jenis crowdfunding ini dirancang untuk amal dan bukan mencari profit.

Perbedaan crowdfunding dan P2P lending

Berhasil Himpun Dana Rp 396 T, Apa Itu Crowdfunding?Foto: Infografis/Persiapan Memasuki Dunia Peer to Peer Lending/Aristya Rahadian Krisabella

Beberapa sumber memang memasukkan P2P (peer-to-peer) lending dalam kategori crowdfunding dan biasa disebut dengan debt crowdfunding. Namun di Indonesia P2P lending dan crowdfunding dibedakan dalam dua aturan yang berbeda.

P2P lending adalah pinjaman secara "peer-to-peer" perbedaanya terletak pada kepemilikan saham dalam bisnis. P2P lending menggunakan metode menampun uang investor melalui platform online dan disalurkan kepada peminjam individu atau entitas bisnis.

Pinjaman yang diberikan tentu berbeda dengan ekuitas (saham): Pinjaman harus dilunasi dalam jangka waktu tertentu plus bunganya. Sementara saham, investor akan mendapatkan keuntungan dari kenaikan harga sahamnya.

Equity crowdfunding memiliki risiko yang lebih besar ketimbang P2P lending. Investor crowdfunding tidak dapat memprediksi berapa hasil yang didapatkan ketika berinvestasi, sementara P2P lending lebih bisa diprediksi. Pasalnya, ketika menjadi investor, pemberi pinjaman sudah dijanjikan imbal hasil tertentu hingga jatuh tempo.

(roy) Next Article Kisah Startup yang Sukses Setelah Manfaatkan Crowdfunding

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular