
Perkembangan Teknologi
Bos IMF: Bank Sentral Perlu Kaji Terbitkan Uang Digital
Bernhart Farras, CNBC Indonesia
14 November 2018 20:36

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank-bank sentral di seluruh dunia harus mempertimbangkan untuk menerbitkan uang digital sendiri. Hal ini sebagai mengantisipasi "titik balik sejarah" di mana penggunaan uang digital.
Hal ini sampaikan Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) Christine Lagarde di Festival Fintech Singapura, Rabu (14/11/2018) seperti dikutip dari CNBC International.
Christine Lagarde menjelaskan saat ini terjadi perubahan sifat uang karena permintaan uang tunai fisik (uang kartal) menurun di seluruh dunia. Bank sentral punya peran memasok uang ke ekonomi digital. "Saya percaya bahwa kita harus mempertimbangkan kemungkinan untuk mengeluarkan mata uang digital," kata Lagarde.
Christine Lagarde menambahkan mata uang digital yang didukung bank sentral dapat membantu mempromosikan inklusi keuangan, keamanan, dan privasi dalam sistem pembayaran sebagai alternatif yang lebih murah dan efisien dari paper notes. Namun dia juga memperingatkan risiko terhadap stabilitas keuangan dan inovasi.
"Pesan saya adalah untuk sementara kasus mata uang digital belum universal, kita harus menyelidiki lebih lanjut, serius, hati-hati, dan kreatif," kata Lagarde.
Uang digital yang didukung bank sentral
Meski menerbitkan, uang digital ini beda dengan koin digital (cryptocurrency). Mata uang digital didukung dan diregulasi dengan ketat oleh bank sentral dengan cara yang sama dengan uang tunai saat ini.
Adapun cryptocurrency seperti Bitcoin menawarkan opsi "terdesentralisasi" yang berarti mereka tidak akan dikendalikan oleh otoritas apapun.
"Pengaturan yang tepat dari entitas-entitas ini akan tetap menjadi pilar kepercayaan," kata Christine Lagarde. "Segera, aman, murah dan semi-anonim".
Untuk mempromosikan persaingan dalam industri jasa keuangan dan bank sentral dapat bermitra dengan sektor swasta, ujar Christine Lagarde.
"Keuntungannya jelas," kata Lagarde. "Pembayaran Anda akan segera, aman, murah, dan semi-anonim."
IMF merilis sebuah makalah baru pada hari Rabu menimbang untuk mata uang digital yang didukung bank sentral. Ditemukan bahwa terlalu dini untuk menarik kesimpulan tentang manfaatnya karena setiap negara menghadapi keadaan unik seputar penggunaan uang tunai dan adopsi e-money.
Lagarde mengatakan para pembuat kebijakan harus berpikiran terbuka tentang perubahan dalam lanskap keuangan. "Teknologi akan berubah, akan mengubah kita, jadi kita harus berubah juga," katanya.
(roy/roy) Next Article Pemilik Wafat, Dana Bitcoin Cs Rp 2 T Tak Bisa Dicairkan
Hal ini sampaikan Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) Christine Lagarde di Festival Fintech Singapura, Rabu (14/11/2018) seperti dikutip dari CNBC International.
Christine Lagarde menjelaskan saat ini terjadi perubahan sifat uang karena permintaan uang tunai fisik (uang kartal) menurun di seluruh dunia. Bank sentral punya peran memasok uang ke ekonomi digital. "Saya percaya bahwa kita harus mempertimbangkan kemungkinan untuk mengeluarkan mata uang digital," kata Lagarde.
Uang digital yang didukung bank sentral
Meski menerbitkan, uang digital ini beda dengan koin digital (cryptocurrency). Mata uang digital didukung dan diregulasi dengan ketat oleh bank sentral dengan cara yang sama dengan uang tunai saat ini.
Adapun cryptocurrency seperti Bitcoin menawarkan opsi "terdesentralisasi" yang berarti mereka tidak akan dikendalikan oleh otoritas apapun.
"Pengaturan yang tepat dari entitas-entitas ini akan tetap menjadi pilar kepercayaan," kata Christine Lagarde. "Segera, aman, murah dan semi-anonim".
Untuk mempromosikan persaingan dalam industri jasa keuangan dan bank sentral dapat bermitra dengan sektor swasta, ujar Christine Lagarde.
"Keuntungannya jelas," kata Lagarde. "Pembayaran Anda akan segera, aman, murah, dan semi-anonim."
IMF merilis sebuah makalah baru pada hari Rabu menimbang untuk mata uang digital yang didukung bank sentral. Ditemukan bahwa terlalu dini untuk menarik kesimpulan tentang manfaatnya karena setiap negara menghadapi keadaan unik seputar penggunaan uang tunai dan adopsi e-money.
Lagarde mengatakan para pembuat kebijakan harus berpikiran terbuka tentang perubahan dalam lanskap keuangan. "Teknologi akan berubah, akan mengubah kita, jadi kita harus berubah juga," katanya.
(roy/roy) Next Article Pemilik Wafat, Dana Bitcoin Cs Rp 2 T Tak Bisa Dicairkan
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular