
Perkembangan Teknologi
Hebat! Anchor TV Ini Bukan Manusia Tapi Virtual
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
09 November 2018 14:20

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketakutan sejumlah pihak akan perkembangan artificial intellegence (AI) atau kecerdasan buatan yang akan menggantikan sejumlah peran manusia semakin terbukti.
Paling tidak ini terlihat dari peluncuran presenter TV virtual dari kantor berita China, Xinhua News. Presenter TV tersebut hadir dengan setelan jas keren dan bersuara robot. Xinhua News mengklaim presenter itu "dapat membaca teks secara alami layaknya pembaca berita profesional", meskipun tidak semua orang setuju.
"Halo, Anda menonton program berita bahasa Inggris," kata presenter itu mengenakan berbahasa Inggris pada awal laporan pertamanya, seperti dilansir dari BBC News, Jumat (9/11/2018).
Sogou, mesin pencari (search engine) China, terlibat dalam pengembangan sistem tersebut.
"Saya akan bekerja tanpa lelah untuk membuat Anda mendapat informasi. Teks akan diketik ke dalam sistem Saya tanpa gangguan," tambah presenter itu dalam video pengantarnya. "Saya bersemangat untuk membawakan Anda pengalaman berita baru."
Ada juga versi pembaca berita virtual berbahasa China dengan wajah yang berbeda.
Xinhua mengatakan para presenter dapat "bekerja" 24 jam sehari di situs web dan saluran media sosial, dan mampu "mengurangi biaya produksi berita". Xinhua menyebut bahwa presenter virtual ini kemungkinan akan sangat berguna untuk membacakan laporan berita secara tepat waktu .
Sistem kecerdasan buatan (Artificial Intelligence / AI) digunakan untuk menyamakan suara-suara, gerakan bibir dan ekspresi para presenter. Mereka dsama persis dengan presenter Xinhua yang asli. Sistem ini berbeda dengan model digital 3D manusia.
Presenter-presenter itu diupayakan untuk tampil sepenuhnya alami, kata Michael Wooldridge di Universitas Oxford. Tetapi "Ini cukup sulit untuk ditonton lebih dari beberapa menit. Ini sangat datar, sangat cepat, itu tidak memiliki ritme, kecepatan atau penekanan," kata Profesor Wooldridge.
Dia menyatakan secara tradisional, presenter manusia menjadi figur publik yang sangat dipercaya. "Jika Anda hanya melihat animasi, Anda benar-benar kehilangan koneksi ke anchor," tambahnya.
Namun Noel Sharkey, profesor emeritus kecerdasan buatan dan robotika di Universitas Sheffield menyebut terobosan ini "upaya pertama yang baik". Kelemahannya pembawa berita AI ini bisa sangat membosankan.
[Gambas:Video CNBC]
(roy) Next Article Jokowi Bicara Soal Pekerjaan Masa Depan, Seperti Apa?
Paling tidak ini terlihat dari peluncuran presenter TV virtual dari kantor berita China, Xinhua News. Presenter TV tersebut hadir dengan setelan jas keren dan bersuara robot. Xinhua News mengklaim presenter itu "dapat membaca teks secara alami layaknya pembaca berita profesional", meskipun tidak semua orang setuju.
"Halo, Anda menonton program berita bahasa Inggris," kata presenter itu mengenakan berbahasa Inggris pada awal laporan pertamanya, seperti dilansir dari BBC News, Jumat (9/11/2018).
Ada juga versi pembaca berita virtual berbahasa China dengan wajah yang berbeda.
Xinhua mengatakan para presenter dapat "bekerja" 24 jam sehari di situs web dan saluran media sosial, dan mampu "mengurangi biaya produksi berita". Xinhua menyebut bahwa presenter virtual ini kemungkinan akan sangat berguna untuk membacakan laporan berita secara tepat waktu .
Sistem kecerdasan buatan (Artificial Intelligence / AI) digunakan untuk menyamakan suara-suara, gerakan bibir dan ekspresi para presenter. Mereka dsama persis dengan presenter Xinhua yang asli. Sistem ini berbeda dengan model digital 3D manusia.
![]() |
Presenter-presenter itu diupayakan untuk tampil sepenuhnya alami, kata Michael Wooldridge di Universitas Oxford. Tetapi "Ini cukup sulit untuk ditonton lebih dari beberapa menit. Ini sangat datar, sangat cepat, itu tidak memiliki ritme, kecepatan atau penekanan," kata Profesor Wooldridge.
Dia menyatakan secara tradisional, presenter manusia menjadi figur publik yang sangat dipercaya. "Jika Anda hanya melihat animasi, Anda benar-benar kehilangan koneksi ke anchor," tambahnya.
Namun Noel Sharkey, profesor emeritus kecerdasan buatan dan robotika di Universitas Sheffield menyebut terobosan ini "upaya pertama yang baik". Kelemahannya pembawa berita AI ini bisa sangat membosankan.
[Gambas:Video CNBC]
(roy) Next Article Jokowi Bicara Soal Pekerjaan Masa Depan, Seperti Apa?
Most Popular