
Perkembangan Teknologi
Huawei: 'Serigala' China yang Memangsa Apple dan Samsung
Bernhart Farras, CNBC Indonesia
16 August 2018 14:28

Sejak sanksi AS ditangguhkan, ZTE kesulitan untuk berkembang di pasar komponen AS yang sebenarnya mereka dibutuhkan. Huawei memproduksi komponen kuncinya sendiri, memberikan sedikit keleluasaan terhadap AS.
Tetapi perlambatan penjualan dan kejenuhan pasar dapat membatasi pertumbuhannya.
IDC mengatakan 342 juta smartphone dikirim ke seluruh dunia pada kuartal kedua, turun 1,8% dari tahun ke tahun dan penolakan berturut-turut pada kuartal ketiga.
Dalam jangka panjang, kurangnya pijakan AS akan menjadi kelemahan untuk Huawei, kata para analis, dan beberapa riset mengatakan, Apple dapat merebut kembali tempat nomor dua ketika model iPhone terbaru akan dirilis akhir tahun ini.
Dan peningkatan kebutuhan pelanggan Huawei terhadap ponsel yang lebih canggih diatas US$600 (Rp 8,7 juta), perusahaan asal negeri tirai bambu tersebut akan bertarung secara langsung dengan Apple pada kualitas dan fitur.
"Ketika Anda bergerak ke atas, ada lebih sedikit pesaing tetapi fitur, tantangan, inovasi, dan harapan juga memiliki ekspektasi lebih," kata Pathak Counterpoint. "Hal tersebut adalah sesuatu yang harus dimanfaatkan Huawei, Apple dan Samsung."
Sebuah uji kritis muncul dalam dua tahun ke depan, ketika perkiraan sistem 5G akan diluncurkan dan produsen akan dinilai tentang bagaimana ponsel pintar mereka menangani kemampuan yang telah ditingkatkan.
Huawei sudah bersiap untuk tantangan ini. Pengeluaran Risetnya tumbuh 17% tahun lalu menjadi US$ 13,8 miliar, menempatkan perusahaan di liga yang sama dengan Samsung, Amazon dan perusahaan induk Google, Alphabet, sementara peluncuran produk terbaru di Eropa semakin mewah.
"Hal seperti kemampuan kamera dan bagaimana Huawei naik secara keseluruhan untuk tantangan (5G) akan memutuskan apakah itu (huawei) ada di antara Apple dan Samsung, tapi saya pikir mereka termasuk," kata Pathak.
(roy)
Tetapi perlambatan penjualan dan kejenuhan pasar dapat membatasi pertumbuhannya.
Dan peningkatan kebutuhan pelanggan Huawei terhadap ponsel yang lebih canggih diatas US$600 (Rp 8,7 juta), perusahaan asal negeri tirai bambu tersebut akan bertarung secara langsung dengan Apple pada kualitas dan fitur.
"Ketika Anda bergerak ke atas, ada lebih sedikit pesaing tetapi fitur, tantangan, inovasi, dan harapan juga memiliki ekspektasi lebih," kata Pathak Counterpoint. "Hal tersebut adalah sesuatu yang harus dimanfaatkan Huawei, Apple dan Samsung."
Sebuah uji kritis muncul dalam dua tahun ke depan, ketika perkiraan sistem 5G akan diluncurkan dan produsen akan dinilai tentang bagaimana ponsel pintar mereka menangani kemampuan yang telah ditingkatkan.
Huawei sudah bersiap untuk tantangan ini. Pengeluaran Risetnya tumbuh 17% tahun lalu menjadi US$ 13,8 miliar, menempatkan perusahaan di liga yang sama dengan Samsung, Amazon dan perusahaan induk Google, Alphabet, sementara peluncuran produk terbaru di Eropa semakin mewah.
"Hal seperti kemampuan kamera dan bagaimana Huawei naik secara keseluruhan untuk tantangan (5G) akan memutuskan apakah itu (huawei) ada di antara Apple dan Samsung, tapi saya pikir mereka termasuk," kata Pathak.
(roy)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular