Perkembangan Teknologi

Huawei: 'Serigala' China yang Memangsa Apple dan Samsung

Bernhart Farras, CNBC Indonesia
16 August 2018 14:28
Strategi harga murah
Foto: REUTERS/Tyrone Siu
Richard Yu, direktur produk konsumen Huawei, telah meningkatkan taruhan pada hari Rabu (03/09/2018), mengatakan perusahaan dapat mengambil alih posisi raksasa Korea Selatan Samsung pada akhir 2019.

"Pengecualian Huawei dari AS telah memaksanya bekerja lebih keras di Asia dan Eropa untuk mencapai tujuannya." kata analis senior Ben Stanton dari Canalys menulis dalam laporan tentang data penjualan terbaru.

Berbasis di pusat teknologi Shenzhen, China selatan, Huawei telah mendorong ke pasar berkembang bahkan sebelum tekanan politik memuncak tahun ini yang disebabkan oleh perang dagang China-Donald Trump yang secara efektif membanting pintu AS. 

Pelarangan Huawei berasal dari ketidakpercayaan AS terhadap karir Ren yang pernah menjadi seorang teknolog militer China dan ketakutan bahwa Beijing dapat mempersenjatai para juara teknologi untuk membantu spionase di luar negeri. Huawei menolak keterkaitan dengan pemerintah.

Sementara itu, Huawei telah membangun bisnisnya di pasar dengan harga yang kompetitif, dari Indonesia ke Arab Saudi, Afrika Selatan dan bahkan Eropa.Para analis mencatat bahwa ketika pasar tersebut sudah matang dan pelanggan beralih ke ponsel kelas atas, mereka sudah berada di ekosistem Huawei.

"Jika Apple dan Samsung ingin mempertahankan posisi pasar, mereka harus membuat portofolionya lebih kompetitif," kata Canalys Stanton.

Samsung telah mengirim 71,6 juta ponsel dan memiliki pansa pasar global 20,9% pada kuartal kedua, Huawei mengirim 54,2 juta ponsel Huawei dengan pangsa pasar 15,8%. Apple menjual 41,3 juta iPhone untuk pangsa pasar 12,1%.

Huawei mengirim 95 juta barang pada semester pertama dan menargetkan pada penjualan 2018 sebesar 200 juta, ambang batas yang sebelumnya hanya berhasil dilalui oleh Samsung dan Apple.

Pertumbuhan ke depan akan mempertahankan status Huawei dalam radar AS. Administrasi Trump hampir membunuh kompetitor Huawei, ZTE pada tahun ini dengan menjatuhkan hukuman berat karena melanggar sanksi AS dengan menjual barang ke Iran dan Korea Utara. 


(roy)
Next Page
Tantangan 5G
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular