Cerita Tentang Fintech, Milenial, dan Pasar Modal 'Zaman Now'

Irvin Avriano A, CNBC Indonesia
07 August 2018 17:20
Fintech di Tengah Pasar Modal dan Milenial
Foto: Freepik

Market place reksa dana

Afiliasi

Manajer investasi

IPOT Fund

Indo Premier Sekuritas

34

Bareksa

Syailendra Group

31

Max Fund

Mirae Asset Sekuritas

22

Reksadanaku

Philip Sekuritas

16

MOST Fund

Mandiri Sekuritas

14

Supermarketreksadana

SMARD

12

Investamart

Infovesta

8

Tanamduit

M.Hanif dkk

8

X-Dana

Denny Thaher dkk

6

Mutual Unity 

BNI Sekuritas

6

Invisee

 

5

Infinity

 

 


Sumber: Diolah
 
Lulusan Jurusan Pertanian IPB tersebut mengakui saat ini dunia pasar modal, khususnya reksa dana sudah mulai diwarnai campur tangan fintech dan dukungan perkembangan IT.
 
Memang saat ini dibanding investasi saham dan obligasi, investasi reksa dana lebih dulu dan sudah lebih jauh tersentuh oleh perkembangan teknologi. Saat ini reksa dana bisa dibeli di aplikasi swalayan reksa dana, baik berupa perbankan, sekuritas, aplikasi yang khusus membeli reksa dana, maupun dari market place jual beli barang konsumsi.
 
Dua jenis terakhir bahkan memungkinkan pembelian reksa dana tanpa adanya temu muka (face to face) dengan aturan baru dari OJK
 
Transaksi perbankan juga lebih maju lagi. Dengan fitur-fitur di aplikasi masing-masing bank, nasabah dapat mentransfer dana atau membayar jasa melalui dalam satu kali tekan. Bahkan, saat ini ada pembukaan rekening yang tidak membutuhkan face to face untuk pembukaan rekeningnya.
 
Di sekuritas, sayangnya belum ada terobosan terkait dengan pembukaan rekening efek dan rekening dana baru. Biasanya pembukaan rekening efek dan rekening dana di sekuritas memakan waktu 7 hari kerja, menuntut pertemuan face to face, dan harus menyertakan formulir asli beserta tanda tangan basah.
 
Direktur Pengembangan PT Bursa Efek Indonesia Hasan Fawzi mengatakan saat ini otoritas bursa efek memang sedang mengincar investor muda untuk pengembangan investornya. Menurutnya, saat ini demografi investor di bursa dengan umur di bawah 40 tahun memiliki porsi yang paling besar, mencapai 55%.
 
“Di depan mata memang ini, sudah bukan masa depan lagi. Jumlah investor yang umurnya di bawah 30 tahun saat ini porsinya lebih dari 30%.”
 
Menurutnya, salah satu ide dasar yang ingin disosialisasikan otoritas bursa adalah investasi sebagai gaya hidup, bukan lagi belanja yang tidak penting.
 
Hasan boleh berbangga, saat ini otoritas bursa sudah merambah dunia sosmed untuk memasarkan pasar modal ke seluruh kalangan. Program sosmed termasuk milenial yang memanfaatkan influencer yang memiliki ribuan pengikut (follower) melalui kompetisi bernama investory.
 
Yang paling mutakhir, tuturnya, saat ini otoritas bursa bersama pihak terkait sedang mengusahakan penyederhanaan rekening efek-rekening dana investor baru di hari yang sama untuk semakin menyamakan ritme dengan kondisi di dalam negeri dan secara global, khususnya pembukaan rekning dan perbankan yang semakin mudah.
 
“Intinya bukan menghilangkan proses mengenal konsumen (KYC) yang selama ini berlaku, tetapi menyederhanakannya sehingga kebutuhkan keberadaan fisik calon investor dan kebutuhan keberadaan fisik formulir pembukaan rekening dapat lebih disederhanakan dan lebih mudah. Kami berharap tahun ini bisa terealisasi. Semua demi kemajuan masa depan pasar modal Indonesia.”
 
Siap pak. Mari berharap dengan positif bahwa kecepatan perkembangan pasar modal kita dapat mengejar pertumbuhan industri teknologi.
 
“Hope is a good thing, maybe the best of things, and no good things ever dies.” –Shawshank Redemption (1994).
 
 
TIM RISET CNBC INDONESIA (dru)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular