Cerita Tentang Fintech, Milenial, dan Pasar Modal 'Zaman Now'

Irvin Avriano A, CNBC Indonesia
07 August 2018 17:20
Open Space
Foto: Freepik
Selain itu, turutnya, konsep kantor open space (yang terdiri dari meja panjang kosong) juga akan segera diterapkan.
 
“Jadi tidak ada lagi kepemilikan personal. Di kantor kamu apa sudah mulai begitu? Itu tentu akan mengubah arah bisnis properti karena bisa ada penghematan.”
 
Selain efisien dari sisi ekonomis, konsep ruang kerja bersama nirsekat tersebut digadang-gadang mampu meningkatkan responsivitas, komunikasi, dan memangkas jarak birokrasi, tanpa lupa memperhitungkan tambahan poin negatif seperti kreativitas yang dipaksakan.
 
Konsep open space memang telah merambah dunia. Di Inggris saja, dengan definisi ruang yang diisi lebih dari empat orang, studi CSA Institute menyatakannya berada di posisi teratas dengan 32%, diikuti Spanyol 27%, Belanda 25%, Swedia 22%, Perancis 17%, dan Jerman 11%.
 
Di Indonesia konsep ini, yang mulai berevolusi menjadi ruang kerja bersama (co-working space) juga sudah ada, meski belum lumrah ditemui. Salah satu bukti keberadaan co-working space adalah iklan di gawai dan aplikasi, sehingga mulai mengusik kedigdayaan bisnis properti karena berujung pada efisiensi akibat adanya semangat saling sharing.
 
Pada diskusi yang sama, Darryl J. Hadaway, Technical Advisor CBS Business Development Ernst & Young, mengatakan semangat saling sharing telah mulai memangkas roda perekonomian konservatif yang berjalan saat ini.
 
Di bisnis perdagangan misalnya, semua lini bisnis tersebut sudah mulai bersaing dan sudah mulai terlihat terlalu tua jika dibandingkan dengan komunitas berbagi (sharing environment) yang saat ini sedang meluas pengaruhnya.
 
Dia mencontohkan, kecenderungan untuk menyewa apartemen atau rumah dekat kantor ketimbang memiliki rumah tapak dengan lokasi yang jauh dari kantor sebagai faktor pertukaran (trade-off) menjadi salah satu dampak paling nyata.
 
“Jarak yang jauh telah membuat mereka ingin sharing saja, lebih mudah menyewa daripada membeli.”
 
Dia mencontohkan jaringan distribusi toko sekarang, baik yang berjualan ikan maupun berjualan barang lain, terlalu panjang.
 
Revolusi disruptive yang terjadi saat inilah, lanjutnya, yang mengefisienkan seluruh unsur rantai perdagangan itu. Mulai dari pabrik, sisi pergudangan, kendaraan pengirim, pusat distribusi, hingga toko tempat menjajakan produk yang dapat menggunakan skema sharing (berbagi) tadi, tanpa dorongan untuk memiliki tentu.
 
Dalam hati saya bergumam. Mungkin inilah langkah lebih jauh dari konsep keuangan operating lease, di mana aksi menyewa lebih menguntungkan di laporan keuangan dibanding konsep mencicil untuk memiliki (capital lease)? Apakah ini berarti makna kepemilikan dan makna kata posesif mulai tidak berlaku lagi?
 



(dru)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular