Saham Anjlok, Kapitalisasi Pasar Facebook Menguap Rp 1.878 T

Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
26 July 2018 11:31
Facebook kehilangan nilai pasar ribuan triliun akibat laporan keuangan kuartal II yang dinilai mengecewakan
Foto: REUTERS/Eric Gaillard
Jakarta, CNBC Indonesia- Diterpa berbagai isu, mulai dari kebocoran data sampai berita hoax, membuat kinerja Facebook tak sesuai ekspetasi dan ditinggal para investor.

Dilansir dari CNBC Internasional, aksi jual yang dilakukan pemegang saham Facebook menyebabkan perusahaan kehilangan nilai pasar US$130 miliar (Rp 1.878 triliun) pada hari Rabu (25/7/2018) setelah melihat laporan keuangan perusahaan kuartal kedua.

Harga saham Facebook anjlok 24%  jadi di bawah US$170 dalam perpanjangan perdagangan. Penurunan itu terjadi menyusul pendapatan perusahaan yang di bawah prediksi dan menurunnya jumlah pengguna aktif harian di Eropa.

Pada pembukaan perdagangan Kamis (26/7/2018) nilai pasar akan berada di bawah U$500 miliar. Kapitalisasi pasarnya pada penutupan hari Rabu adalah US$629,8 miliar.

Setidaknya ada 3 faktor yang membuat kondisi saham Facebook terjungkal, dan sudah diperingatkan oleh eksekutif perusahaan kepada para investornya. Berikut peringatan mereka.

Melambatnya pendapatan

Direktur Keuangan David Wehner mengatakan para pemegang saham dapat memprediksi "penurunan laju pertumbuhan pendapatan dengan satu digit persen dari kuartal sebelumnya" untuk kuartal ketiga dan keempat.

"Kami berencana untuk mengembangkan dan mempromosikan pengalaman interaksi tertentu seperti Stories yang saat ini tingkat monetisasinya rendah, dan kita juga memberi orang-orang yang menggunakan layanan kami lebih banyak pilihan tentang privasi yang mungkin berdampak ke pertumbuhan pendapatan," kata Wehner. Dia juga mengatakan fluktuasi nilai mata uang akan berdampak negatif ke saham di semester kedua tahun ini.

Marjin menurun

Wehner juga memprediksi margin akan tertekan, margin operasional akan berada di rentan 35%-an. Pada kuartal II margin operasional mencapai 44%.

Penurunan itu adalah hasil dari meluasnya pasar, investasi di produk-produk berita -- misalnya fitur format video lebih panjang bernama IGTV yang baru saja diperkenalkan perusahaan - serta belanja modal terkait keselamatan dan keamanan dengan total "miliaran dolar," kata Wehner.

"Menurut kami itu adalah hal yang tepat untuk dilakukan terhadap demi memastikan komunitas, keselamatan dan daya tahan waralaba," katanya. "Namun, hal-hal tersebut tentu saja tidak segera diterjemahkan ke pemasukan [dalam bentuk] dolar."

Dampak perubahan privasi

Facebook telah melakukan sejumlah perubahan kebijakan privasi dalam beberapa bulan terakhir akibat skandal privasi perusahaan dengan Cambridge Analytica dan General Data Protection Regulation (GDPR) dari Uni Eropa (UE) yang baru saja ditetapkan. GDPR merupakan serangkaian peraturan yang memberi pengguna lebih banyak pengendalian terhadap data online mereka.

Laporan keuangan perusahaan mengungkapkan beberapa dampak awal dari peraturan GDPR yang berlaku sejak bulan Mei, yakni jumlah pengguna aktif harian yang lebih sedikit di Eropa. Namun, laporan itu hanya mencakup perubahan di bulan pertama.

"GDPR belum memiliki dampak pendapatan, tetapi kami juga sepenuhnya mengetahui [peraturan] itu belum sepenuhnya diberlakukan," kata Direktur Operasional Sheryl Sandberg. "Ketika kami melihat lebih jauh, kami menyadari masih ada risiko dan kami akan mengawasinya dengan ketat."



(gus/roy) Next Article Facebook Pilih London untuk Markas Fitur Pembayaran Whatsapp

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular