
Facebook Pilih London untuk Markas Fitur Pembayaran Whatsapp
Bernhart Farras, CNBC Indonesia
09 May 2019 12:11

Jakarta, CNBC Indonesia- Facebook telah menetapkan hati memilih London sebagai pusat server dan pengembangan untuk fitur pembayaran seluler via Whatsapp.
Fitur atau layanan baru ini bakal membuat perusahaan merekrut 100 insinyur perangkat lunak, yang sebagian bakal ditempatkan di ibu kota Inggris dan sebagian lagi di Dublin, Irlandia.
"Kami tak sabar bekerja dengan teknisi terbaik dan para ahli operasional baik di London maupun Dublin, yang akan membawa Whatsapp ke fase berikutnya di dekade kedua," ujar Chief Operating Officer Whatsapp Matt Idema, dalam pernyataan tertulisnya sebagaimana dikutip dari CNBC Internasional, Rabu (8/5/2019).
Ia melanjutkan, whatsapp akan jadi layanan global yang sangat dibutuhkan dunia dan tim yang berada di London sert Dublin akan mewujudkan impian perusahaan melahirkan layanan pembayaran yang bakal bermanfaat bagi pengguna whatsapp di seluruh dunia.
Kabar soal terpilihnya London pertama kali dipublikasikan oleh Financial Times. Alih-alih memilih kota di Amerika Serikat tempat induknya bermarkas, Whatsapp memilih London karena pertimbangan taktikal seperti banyaknya pengguna di kota itu dan dikenalnya London sebagai hub untuk fintech.
CEO Facebook Mark Zuckerberg, induk Whatsapp, mendorong fitur pembayaran ini agar bisa bersaing dengan Venmo (milik Paypal) dan juga sejumlah aplikasi transfer uang lainnya.
"Saya yakin nanti kirim uang bisa semudah kirim gambar ke seseorang," ujar Zuckerberg dalam acara Facebook bulan lalu.
Perusahaan telah menguji fitur pembayaran di WhatsApp dengan 1 juta pengguna di India. Zuckerberg mengatakan produk pembayaran akan diluncurkan di negara lain akhir tahun ini.
Platform perpesanan Whatsapp memiliki 1,5 miliar pengguna di seluruh dunia. Facebook berusaha mempromosikan dirinya sebagai perusahaan yang berfokus pada privasi setelah skandal yang dialami setahun terakhir.
Mereka juga berusaha untuk mengintegrasikan fungsi olah pesan WhatsApp, Instagram dan Facebook Messenger dalam satu platform. Integrasi yang direncanakan dilaporkan bertujuan untuk memasukkan enkripsi end to end di berbagai aplikasi.
Industri pembayaran global mencetak pendapatan sebesar US$1,9 triliun (Rp 27 triliun) pada 2017, menurut data dari McKinsey. Segmen pembayaran seluler khususnya telah melihat pertumbuhan adopsi yang cepat di negara-negara seperti India dan Cina.
[Gambas:Video CNBC]
(gus/gus) Next Article WhatsApp Web: Begini Langkah & Cara Menggunakan WA di PC Anda
Fitur atau layanan baru ini bakal membuat perusahaan merekrut 100 insinyur perangkat lunak, yang sebagian bakal ditempatkan di ibu kota Inggris dan sebagian lagi di Dublin, Irlandia.
Ia melanjutkan, whatsapp akan jadi layanan global yang sangat dibutuhkan dunia dan tim yang berada di London sert Dublin akan mewujudkan impian perusahaan melahirkan layanan pembayaran yang bakal bermanfaat bagi pengguna whatsapp di seluruh dunia.
Kabar soal terpilihnya London pertama kali dipublikasikan oleh Financial Times. Alih-alih memilih kota di Amerika Serikat tempat induknya bermarkas, Whatsapp memilih London karena pertimbangan taktikal seperti banyaknya pengguna di kota itu dan dikenalnya London sebagai hub untuk fintech.
CEO Facebook Mark Zuckerberg, induk Whatsapp, mendorong fitur pembayaran ini agar bisa bersaing dengan Venmo (milik Paypal) dan juga sejumlah aplikasi transfer uang lainnya.
"Saya yakin nanti kirim uang bisa semudah kirim gambar ke seseorang," ujar Zuckerberg dalam acara Facebook bulan lalu.
Perusahaan telah menguji fitur pembayaran di WhatsApp dengan 1 juta pengguna di India. Zuckerberg mengatakan produk pembayaran akan diluncurkan di negara lain akhir tahun ini.
![]() |
Platform perpesanan Whatsapp memiliki 1,5 miliar pengguna di seluruh dunia. Facebook berusaha mempromosikan dirinya sebagai perusahaan yang berfokus pada privasi setelah skandal yang dialami setahun terakhir.
Mereka juga berusaha untuk mengintegrasikan fungsi olah pesan WhatsApp, Instagram dan Facebook Messenger dalam satu platform. Integrasi yang direncanakan dilaporkan bertujuan untuk memasukkan enkripsi end to end di berbagai aplikasi.
Industri pembayaran global mencetak pendapatan sebesar US$1,9 triliun (Rp 27 triliun) pada 2017, menurut data dari McKinsey. Segmen pembayaran seluler khususnya telah melihat pertumbuhan adopsi yang cepat di negara-negara seperti India dan Cina.
[Gambas:Video CNBC]
(gus/gus) Next Article WhatsApp Web: Begini Langkah & Cara Menggunakan WA di PC Anda
Most Popular