Fintech

China Bersih-bersih Sektor P2P Lending, Banyak Fintech Tutup!

Roy Franedya, CNBC Indonesia
20 July 2018 16:05
Perputaran uang fintech pinjam meminjam China diprediksi mencapai US$192 miliar atau setara Rp 2.745,6 triliun
Foto: Aristya Rahadian Krisabella
Jakarta, CNBC Indonesia - China merupakan pasar peer to peer (P2P) lending terbesar di dunia. Perputaran uang fintech pinjam-meminjamnya diprediksi mencapai US$192 miliar atau setara Rp 2.745,6 triliun.

Tetapi industri ini sedang terguncang. Saat ini setidaknya ada 118 fintech lending gagal memenuhi kewajibannya, menurut Yingcan Group. Jumlah ini termasuk yang dalam penyelidikan polisi dan sudah menghentikan operasinya.

Dalam dua tahun terakhir pengetatan regulasi yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi risiko keuangan telah menekan bisnis P2P lending.

Tekanan ini semakin menjadi dalam beberapa bulan terkakhir karena regulator perbankan mengeluarkan peringatan bagi para lender (pemberi pinjaman) bahwa mereka harus siap untuk kehilangan semua uang mereka dalam produk yang menjanjikan imbal hasil tinggi.

Peringatan ini memicu penarikan dana dari platform P2P lending berukuran kecil. Namun, hanya ada sedikit bukti bahwa kekacauan telah menyebar ke sektor keuangan China.

Otoritas China fokus mengendalikan perbankan gelap (shadow banking) yang nilainya diperkirakan mencapai US$10 triliun, menurut Chen Shujin, kepala analis keuangan di Huatai Securities Co, Hong Kong.

"Industri ini sedang mengalami proses eliminasi," kata Chen seperti dikutip dari The Star, Jumat (20/7/2018). "Tidak ada cara sempurna bagi pemerintah untuk menyingkirkan semua yang buruk itu karena ada ribuan online. Mereka akan dikurangi menjadi segelintir sebelum kita melihat perkembangan yang sehat. "

Analis China International Capital Corp memperkirakan dalam tiga tahun mendatang hanya akan ada 10% platform yang bertahan dari total saat ini di China.

Platform P2P lending di China memiliki sekitar 50 juta pengguna terdaftar dan menyalurkan pinjaman US$192 miliar, yang rata-rata menghasilkan imbal hasil 10,2% pada paruh pertama tahun ini, angka resmi menunjukkan.

Jinyinmao, P2P lending yang berbasis di Shanghai, adalah salah satu platform terbaru yang ditutup minggu ini. Investor kurang percaya diri dan dana mengalir keluar "secara signifikan," perusahaan mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu.

"Beberapa peminjam telah kehilangan niat dan kemampuan mereka untuk membayar kembali pinjaman mereka, memberi dampak besar pada operasi kami dan mengeringkan likuiditas kami."

Pemerintah China memang berniat membersihkan sektor P2P lending. Ada 160 masalah yang diidentifikasi dari sektor ini seperti suku bunga yang terlalu tinggi, penyalahgunaan dana dan penggelembungan laba perusahan.

"Orang-orang yang menjalankan perusahaan P2P [lending] ini sebenarnya tidak mengerti apa itu P2P sebenarnya," kata Kenny Lam, presiden Noah Holdings Ltd, perusahaan pengelola dana aset individu super-tajir.


(roy/prm) Next Article Telat Bayar, Peminjam Fintech Kena Denda dan Bunga Mencekik

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular