Startup

Uber Berencana Merger Bisnis Timur Tengah Dengan Kompetitor

Roy Franedya, CNBC Indonesia
04 July 2018 10:08
Careem, kompetitor Uber, akan menjadi pengelola dari penggabungan kedua usaha ini sambil mempertahankan satu atau dua merek lokal.
Foto: REUTERS/Tyrone Siu
Jakarta, CNBC Indonesia - Uber Technologies Inc kembali mengambil strategi menggabungkan (merger) usaha untuk mengurangi biaya dalam berkompetisi. Terbaru, Uber berencana merger dengan kompetitornya di wilayah Timur Tengah.

Dilaporkan Reuters dan dilansir CNBC International, Uber sedang melakukan pembicaraan awal dengan perusahaan berbagi tumpangan (ride-hailing) pesaing di Timur Tengah, Careem, menurut tiga orang sumber yang mengetahui hal ini.

Kedua perusahaan tengah membahas beberapa struktur kesepakatan potensial di bawah salah satu dari mereka. Careem akan menjadi pengelola dari perusahaan hasil penggabungan kedua usaha ini sambil mempertahankan satu atau dua merek lokal.

Dalam diskusi ini, Careem akan memiliki porsi saham yang lebih besar dalam perusahaan hasil merger, menurut laporan tersebut.

Langkah merger dengan kompetitor sudah dilakukan oleh Uber di kawasan Asia Tenggara. Pada 26 Maret 2018, Grab mengumumkan akuisisi bisnis Uber Asia Tenggara. Kesepakatan ini ditaksir lebih dari US$6 miliar.

Namun akuisisi dalam bentuk uang tunai tetapi diganti dengan konversi saham sebesar 27,5% di Grab. CEO Uber akan masuk dalam manajemen Grab.

Merger dengan pesaing merupakan salah satu cara Uber untuk mengurangi beban biaya kompetisi di beberapa negara. Dengan beban yang berkurang maka pendapatan Uber bisa meningkat. Pada 2019 Uber berencana melepas saham ke publik melalui initial public offering (IPO).
(roy/roy) Next Article Driver Punya Upah Minimum, Taksi Online Sepakat Kerek Tarif

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular