
e-Commerce
Amazon Akuisisi Whole Foods, Sejumlah Peritel Lari ke Google
Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
18 June 2018 18:30

Jakarta, CNBC Indonesia - Setahun lalu, Amazon mengumumkan akan mengakuisisi Whole Foods dengan kesepakatan senilai US$13,7 miliar (Rp 193 triliun) yang mengguncang industri toko bahan pangan.
Sejak itu, sejumlah perusahaan rintisan (startup) e-commerce menerima bayaran dari para peritel besar. Misalnya saja, Walmart membeli Flipkart, Target mengakuisisi Shipt dan Kroger berinvestasi di Ocado. Namun, ada penerima keuntungan lain yang mengejutkan di dunia teknologi, yaitu Google.
Tahun lalu, raksasa mesin pencari (search engine) di internet itu semakin menjadi mitra menarik bagi para peritel yang mencari cara berkompetisi dengan Amazon, sehingga memungkinkannya untuk menjelajahi model bisnis dan aliansi baru.
Misalnya, Target, Walmart, Costco dan lainnya menyetujui sebuah program periklanan baru dengan Google supaya produk mereka muncul di sistem pencarian juga melalui asisten cerdas yang aktif lewat suara di saat bersamaan, dilansir dari CNBC International.
Kereta belanja universal akan mengirimkan belanjaan melalui layanan pengiriman belanja Express. Ketimbang membayar untuk sebuah iklan, para peritel kini harus memberi Google potongan harga di setiap pembelian. Itu adalah sebuah model baru yang menarik untuk Google dan membantu para peritel tetap sejajar dengan Amazon, memberi konsumen proses pembelian sederhana dan konsisten.
Di awal Juni, raksasa pencarian itu mengumumkan kemitraan baru dengan raksasa supermarket asal Prancis Carrefour untuk menjual dagangannya lewat situs belanja Google dan pengeras suara pintar Home.
Bagi para peritel, bermitra dengan Google di bidang pembelanjaan menawarkan visibilitas dan kenyamanan konsumen. Bagi Google, layanan belanja itu penting dalam membantunya kembali memenangkan produk pencarian dari Amazon dan tetap relevan di masa depan e-commerce berbasis suara.
Kesepakatan Amazon dengan Whole Foods memiliki efek berkelanjutan, menurut Joe Rosenberg yang merupakan mantan spesialis kemitraan strategis untuk Google Shopping.
"Itu adalah peringatan yang sebenarnya," kata Rosenberg, yang keluar dari Google di bulan April untuk meluncurkan perusahaan konsultan e-commerce, kepada CNBC International. "Kesepakatan yang sudah kami diskusikan selama bertahun-tahun mendadak melesat ke peritel papan atas."
Guru Hariharan, CEO startup e-commerce bernama Boomerang, mengatakan ada semacam badai sempurna di mana para peritel mencemaskan kehilangan penjualan ke Amazon. Sementara itu, Google juga khawatir kehilangan iklan produknya.
"Akuisisi Whole Foods menciptakan urgensi yang besar di pasaran," kata Hariharan kepada CNBC International. "Kedua belah pihak merugi. Jika mereka melawan musuh yang sama, mungkin Anda bisa mendapatkan sesuatu."
Baru-baru ini, Amazon bermitra dengan peritel Prancis Monoprix untuk meluncurkan pengiriman bahan makanan di Paris yang juga bantu mendorong kesepakatan Google dengan Carrefour, menurut para analis di SunTrust.
"Kami yakin ini adalah kelanjutan dari sebuah tren yang kami pandang secara domestik di mana mitra Google dengan peritel luring [offline] melengkapi penawaran ecommerce mereka sembali memberi peritel saluran distribusi daring [online] yang lebih kuat untuk semakin melawan Amazon," tulis para analis dalam sebuah catatan untuk para investor di hari Jumat (15/6/2018).
Akuisisi Amazon juga telah membantu bisnis cloud Google. Kesepakatan Carrefour dengan Google termasuk penggunaan peralatan Google Cloud, dan beberapa peritel lainnya termasuk Kroger telah memindahkan setidaknya sebagian dari bisnisnya ke Google Cloud sejak kesepakatan Amazon-Whole Foods gagal.
Direktur Cloud Diane Greene, kepada para hadirin di Konferensi Teknologi dan Internet Goldman Sachs di bulan Februari, berkata orang-orang pernah takut Google akan berkompetisi dengan mereka, tetapi ketakutan itu semakin memudar seraya ambisi Amazon meningkat.
"Kami sangat jelas tentang apa yang kami lakukan dan tidak lakukan. Dan kini semua orang melihat Amazon dan itulah mengapa kita tiba-tiba memiliki banyak peritel...."
(roy) Next Article Rebut Pasar India, Amazon Siapkan Tambahan Dana Rp 27,8 T
Sejak itu, sejumlah perusahaan rintisan (startup) e-commerce menerima bayaran dari para peritel besar. Misalnya saja, Walmart membeli Flipkart, Target mengakuisisi Shipt dan Kroger berinvestasi di Ocado. Namun, ada penerima keuntungan lain yang mengejutkan di dunia teknologi, yaitu Google.
Kereta belanja universal akan mengirimkan belanjaan melalui layanan pengiriman belanja Express. Ketimbang membayar untuk sebuah iklan, para peritel kini harus memberi Google potongan harga di setiap pembelian. Itu adalah sebuah model baru yang menarik untuk Google dan membantu para peritel tetap sejajar dengan Amazon, memberi konsumen proses pembelian sederhana dan konsisten.
Di awal Juni, raksasa pencarian itu mengumumkan kemitraan baru dengan raksasa supermarket asal Prancis Carrefour untuk menjual dagangannya lewat situs belanja Google dan pengeras suara pintar Home.
Bagi para peritel, bermitra dengan Google di bidang pembelanjaan menawarkan visibilitas dan kenyamanan konsumen. Bagi Google, layanan belanja itu penting dalam membantunya kembali memenangkan produk pencarian dari Amazon dan tetap relevan di masa depan e-commerce berbasis suara.
Kesepakatan Amazon dengan Whole Foods memiliki efek berkelanjutan, menurut Joe Rosenberg yang merupakan mantan spesialis kemitraan strategis untuk Google Shopping.
"Itu adalah peringatan yang sebenarnya," kata Rosenberg, yang keluar dari Google di bulan April untuk meluncurkan perusahaan konsultan e-commerce, kepada CNBC International. "Kesepakatan yang sudah kami diskusikan selama bertahun-tahun mendadak melesat ke peritel papan atas."
Guru Hariharan, CEO startup e-commerce bernama Boomerang, mengatakan ada semacam badai sempurna di mana para peritel mencemaskan kehilangan penjualan ke Amazon. Sementara itu, Google juga khawatir kehilangan iklan produknya.
"Akuisisi Whole Foods menciptakan urgensi yang besar di pasaran," kata Hariharan kepada CNBC International. "Kedua belah pihak merugi. Jika mereka melawan musuh yang sama, mungkin Anda bisa mendapatkan sesuatu."
"Kami yakin ini adalah kelanjutan dari sebuah tren yang kami pandang secara domestik di mana mitra Google dengan peritel luring [offline] melengkapi penawaran ecommerce mereka sembali memberi peritel saluran distribusi daring [online] yang lebih kuat untuk semakin melawan Amazon," tulis para analis dalam sebuah catatan untuk para investor di hari Jumat (15/6/2018).
Akuisisi Amazon juga telah membantu bisnis cloud Google. Kesepakatan Carrefour dengan Google termasuk penggunaan peralatan Google Cloud, dan beberapa peritel lainnya termasuk Kroger telah memindahkan setidaknya sebagian dari bisnisnya ke Google Cloud sejak kesepakatan Amazon-Whole Foods gagal.
Direktur Cloud Diane Greene, kepada para hadirin di Konferensi Teknologi dan Internet Goldman Sachs di bulan Februari, berkata orang-orang pernah takut Google akan berkompetisi dengan mereka, tetapi ketakutan itu semakin memudar seraya ambisi Amazon meningkat.
"Kami sangat jelas tentang apa yang kami lakukan dan tidak lakukan. Dan kini semua orang melihat Amazon dan itulah mengapa kita tiba-tiba memiliki banyak peritel...."
(roy) Next Article Rebut Pasar India, Amazon Siapkan Tambahan Dana Rp 27,8 T
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular