
Perkembangan Teknologi
Tak Optimal Kembangkan Layanan, Apple Rugi Miliar Dolar
Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
24 May 2018 14:34

Jakarta, CNBC Indonesia - Apple masih menghasilkan banyak uang dengan menjual iPhone. Namun, dalam upaya untuk menunjukkan kepada para investor bahwa perusahaan itu bisa berkembang dalam piranti lunak (software) bermarjin tinggi, Apple telah membentuk sebuah unit layanan yang pendapatan tahunannya kini mendekati US$ 40 miliar (Rp 568,1 triliun).
Meskipun begitu, perusahaan itu merugi karena gagal mengikuti tren terbesar di industri software yaitu berlangganan.
Musik, aplikasi, penyimpanan cloud, dukungan pelanggan dan Apple Pay adalah layanan terkenal di antara para pengguna gawai Apple yang meningkat pesat. Mereka telah membuat bisnis layanan tumbuh 53% dalam dua tahun terakhir, sementara penjualan iPhone hanya naik 16% dalam periode tersebut, melansir dari CNBC Internasional.
Fokus Apple pada software harus menarik minat para investor, yang telah menunjukkan keinginan membayar mahal untuk perusahaan dengan pertumbuhan pesat seperti Salesforce, Workday dan ServiceNow di bidang perusahaan software, serta Netflix dan Spotify di bidang konsumen dunia.
Namun, tidak seperti perusahaan-perusahaan tersebut maupun vendor software kawakan seperti Adobe dan Microsoft yang sudah bermigrasi ke cloud beberapa tahun ini, Apple belum terlalu mempromosikan software berlangganan.
Apple memiliki sebuah rangkaian produk bernama Pro Apps, digunakan secara khusus oleh para profesional di bidang audio dan visual, yang dibeli dan diunduh pelanggan ke perangkat keras (hard drive) lokal. Itulah cara software bekerja pada masa sebelum cloud tenar.
Pengguna komputer harus mengakses App Store untuk membeli Final Cut Pro, Logic Pro X, Motion, Compressor dan MainStage 3. Mereka masing-masing memiliki harga yang berbeda, misalnya Final Cut Pro X dibandrol dengan harga US$300, sementara satu paket dihargai US$630.
Semua produk itu bisa Apple taruh di cloud dan membebankan biaya langganan bulanan untuk menggunakannya. Apple Music, misalnya, dihargai US$10 per bulan untuk streaming tanpa batas. Model yang dikenal dalam dunia teknologi software sebagai layanan itu memang memberikan pendapatan lebih sedikit di awal.
Namun, model itu berpotensi mendatangkan lebih banyak pemasukan dari waktu ke waktu jika pelanggan mengetahui nilainya dan memperbarui masa langganan setiap tahun. Tahun lalu, Apple berkata Final Cut Pro X memiliki 2 juta pengguna, tetapi tidak satu pun dari mereka yang menggunakan software produksi video secara berulang-ulang.
Gene Munster mengestimasi hanya 30% pendapatan layanan Apple yang berasal dari langganan, sehingga perusahaan berpotensi kehilangan miliaran dolar di masa depan. Munster adalah seorang analis yang memantau Apple selama 12 tahun sebelum memulai perusahaan investasi Loup Ventures di tahun 2016.
"Saya tidak tahu mengapa itu belum dilakukan," kata Munster kepada CNBC Internasional. Dia berkata mengubah aplikasi pro ke layanan berlangganan akan "sangat logis".
Perwakilan dari Apple tidak memberi tanggapan terkait hal ini.
Ada begitu banyak pertumbuhan di bisnis Apple. Pada kuartal sebelumnya, Apple melaporkan kenaikan pendapatan layanan sebesar 31% ke posisi $9,2 miliar, merepresentasikan 15% dari total penjualan. Jumlah itu naik dari 12% di periode yang sama dua tahun sebelumnya.
"Peningkatan pertumbuhan meski basis pendapatan layanan Apple sudah besar itu sangat mengesankan," tulis Neil Cybart, seorang analis di Above Avalon, dalam sebuah laporan pekan lalu.
Meskipun begitu, perusahaan itu merugi karena gagal mengikuti tren terbesar di industri software yaitu berlangganan.
Musik, aplikasi, penyimpanan cloud, dukungan pelanggan dan Apple Pay adalah layanan terkenal di antara para pengguna gawai Apple yang meningkat pesat. Mereka telah membuat bisnis layanan tumbuh 53% dalam dua tahun terakhir, sementara penjualan iPhone hanya naik 16% dalam periode tersebut, melansir dari CNBC Internasional.
Apple memiliki sebuah rangkaian produk bernama Pro Apps, digunakan secara khusus oleh para profesional di bidang audio dan visual, yang dibeli dan diunduh pelanggan ke perangkat keras (hard drive) lokal. Itulah cara software bekerja pada masa sebelum cloud tenar.
Pengguna komputer harus mengakses App Store untuk membeli Final Cut Pro, Logic Pro X, Motion, Compressor dan MainStage 3. Mereka masing-masing memiliki harga yang berbeda, misalnya Final Cut Pro X dibandrol dengan harga US$300, sementara satu paket dihargai US$630.
Semua produk itu bisa Apple taruh di cloud dan membebankan biaya langganan bulanan untuk menggunakannya. Apple Music, misalnya, dihargai US$10 per bulan untuk streaming tanpa batas. Model yang dikenal dalam dunia teknologi software sebagai layanan itu memang memberikan pendapatan lebih sedikit di awal.
Namun, model itu berpotensi mendatangkan lebih banyak pemasukan dari waktu ke waktu jika pelanggan mengetahui nilainya dan memperbarui masa langganan setiap tahun. Tahun lalu, Apple berkata Final Cut Pro X memiliki 2 juta pengguna, tetapi tidak satu pun dari mereka yang menggunakan software produksi video secara berulang-ulang.
Gene Munster mengestimasi hanya 30% pendapatan layanan Apple yang berasal dari langganan, sehingga perusahaan berpotensi kehilangan miliaran dolar di masa depan. Munster adalah seorang analis yang memantau Apple selama 12 tahun sebelum memulai perusahaan investasi Loup Ventures di tahun 2016.
"Saya tidak tahu mengapa itu belum dilakukan," kata Munster kepada CNBC Internasional. Dia berkata mengubah aplikasi pro ke layanan berlangganan akan "sangat logis".
Perwakilan dari Apple tidak memberi tanggapan terkait hal ini.
Ada begitu banyak pertumbuhan di bisnis Apple. Pada kuartal sebelumnya, Apple melaporkan kenaikan pendapatan layanan sebesar 31% ke posisi $9,2 miliar, merepresentasikan 15% dari total penjualan. Jumlah itu naik dari 12% di periode yang sama dua tahun sebelumnya.
"Peningkatan pertumbuhan meski basis pendapatan layanan Apple sudah besar itu sangat mengesankan," tulis Neil Cybart, seorang analis di Above Avalon, dalam sebuah laporan pekan lalu.
Next Page
Ketidakpastian rugikan harga saham
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular