
e-Commerce
APPBI: Tak Semua Toko Konvensional Tutup Karena Online
Lynda Hasibuan, CNBC Indonesia
13 April 2018 09:45

Jakarta, CNBC Indonesia - Menjalankan bisnis online kini tengah menjadi primadona di kalangan pecinta belanja. Ini terlihat dari maraknya toko online yang bermunculan dari yang kecil hingga perusahan korporasi profesional.
Fenomena tersebut disinyalir dapat mematikan bisnis offline atau konvensional yang telah lama menjadi pilihan masrakyat Indonesia. Stefanus Ridwan, Ketua Umum DPP APPBI mengatakan bahwa ada pengaruh cukup besar dari belanja online terhadap keberadaan pusat belanja.
Kendati tak menyebut angka pasti, menurutnya pengaruh ini akan terus meningkat. Meski begitu banyak pula pebisnis online yang kini berjualan ke mal.
"Pasti ada pengaruhnya belanja online terhadap keberadaan pusat belanja dan ini cukup besar. Tapi jangan salah mereka yang berjualan online juga ada yang masuk ke mal," ujar Stefanus kepada CNBC Indonesia saat ditemui di kawasan Jakarta Selatan, Kamis (12/04/2018).
Meski faktanya bisnis online sangatlah menjanjikan dan pertumbuhannya semakin pesat, namun hal ini tidak mematikan bisnis offline sepenuhnya. Sebab tidak semua bisnis bisa dilakukan secara online, misal, bahan baku dan bahan makanan.
Stefanus menuturkan bahwa agar bisnis tetap berjalan ikutilah tren yang ada sesuai perkembangan zaman. Salah satunya seperti menjalankan strategi omni channel.
Ketika ditanya ada berapa pusat perbelanjaan yang tutup dia mengaku tidak ada. Hanya saja ada sedikit pergantian dalam pengelolaan.
"Enggak ada yang tutup pusat perbelanjaan kalau di Jakarta cuma ada yang penyewaannya keluar. Saya kira itu jangan dianggap negatif ini kesempatan si mal untuk mengubah trade mix nya supaya lebih menarik kan," kata dia.
Terkait pusat perbelanjan yang sepi dia mengatakan bahwa bukan masalah daya beli tapi karena pengemasan mal yang kurang menarik. Sehingga peralihan berbelanja pun sangat jelas terlihat.
(roy/roy) Next Article Penyebab Barang Impor Banjiri Toko Online
Fenomena tersebut disinyalir dapat mematikan bisnis offline atau konvensional yang telah lama menjadi pilihan masrakyat Indonesia. Stefanus Ridwan, Ketua Umum DPP APPBI mengatakan bahwa ada pengaruh cukup besar dari belanja online terhadap keberadaan pusat belanja.
Meski faktanya bisnis online sangatlah menjanjikan dan pertumbuhannya semakin pesat, namun hal ini tidak mematikan bisnis offline sepenuhnya. Sebab tidak semua bisnis bisa dilakukan secara online, misal, bahan baku dan bahan makanan.
Stefanus menuturkan bahwa agar bisnis tetap berjalan ikutilah tren yang ada sesuai perkembangan zaman. Salah satunya seperti menjalankan strategi omni channel.
Ketika ditanya ada berapa pusat perbelanjaan yang tutup dia mengaku tidak ada. Hanya saja ada sedikit pergantian dalam pengelolaan.
"Enggak ada yang tutup pusat perbelanjaan kalau di Jakarta cuma ada yang penyewaannya keluar. Saya kira itu jangan dianggap negatif ini kesempatan si mal untuk mengubah trade mix nya supaya lebih menarik kan," kata dia.
Terkait pusat perbelanjan yang sepi dia mengatakan bahwa bukan masalah daya beli tapi karena pengemasan mal yang kurang menarik. Sehingga peralihan berbelanja pun sangat jelas terlihat.
(roy/roy) Next Article Penyebab Barang Impor Banjiri Toko Online
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular