
Ekonomi Digital
"Ekonomi Digital Bagaikan Bunga Mawar yang Berduri"
Tito Bosnia, CNBC Indonesia
06 April 2018 13:13

Jakarta, CNBC Indonesia - Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Iskandar Simorangkir mengatakan fenomena digital ekonomi di Indonesia saat ini diumpamakan seperti bunga mawar yang berduri.
Maksud dari perumpaman tersebut ialah, di tengah banyaknya kekurangan yang dapat diakibatkan oleh digital ekonomi namun sisi keindahan dan kelebihan dari digital ekonomi sangatlah banyak.
"Saya bisa mengumpamakan kalau digital ekonomi itu bagaikan bunga rose, kalau kita lihat di semak-semak bunga rose itu banyak durinya. Tapi kita bersyukur bahwa bunga rose tersebut memiliki keindahan yang bisa kita lihat, jadi jangan lihat hanya durinya saja", ujar Iskandar di Hotel Pullman Thamrin, Jumat (6/4/2018).
Duri ataupun kekurangan dari digital ekonomi dinilai belum terlihat dampaknya bagi ekonomi Indonesia terutama bagi pertumbuhan masyarakat. Dengan digital ekonomi tersebut, berbagai industri tumbuh pesat seperti usaha logistik yang mengirimkan barang dari e-commerce hingga memberikan efisiensi bagi industri yang masuk ke dalam digital ekonomi.
Selain itu, dirinya juga tidak mempercayai dengan berbagai riset yang menampilkan dampak hilangnya jutaan lapangan pekerjaan dengan adaya digital ekonomi tersebut.
"Saya tidak percaya dengan data yang bilang akan digital ekonomi akan membuat 2 juta atau lebih lapangan pekerjaan hilang. Saya membaca sejarah perkembangan revolusi industri di masa lalu, ketakutan tersebut pernah dialami sebelumnya tapi buktinya kan tidak ada", tambah Iskandar.
Dirinya menambahkan, kekhawatiran yang terjadi dengan digital ekonomi sangat mirip dengan kekhawatiran saat di awal terjadinya revolusi industri. Namun kekhawatiran tersebut tidak bisa dibuktikan seiring dengan munculnya banyak lapangan pekerjaan baru yang dibuka oleh adanya revolusi industri tersebut.
"Berdasarkan pengalaman yang saya lihat, digital ekonomi ternyata menciptakan lapangan pekerjaan baru. Seperti di Jawa tengah ada kasus ibu-ibu yang dulunya sales (tenaga pemasaran) sekarang beralih jadi penginput data penjualan dan ternyata gaji yang didapat juga lebih tinggi dibandingkan dulu jadi sales konvensional", ujar Iskandar.
Untuk itu, dirinya bersama pemerintah akan terus mendorong untuk menjawab tantangan yang selama ini dikhawatirkan dengan masuknya digital ekonomi. Salah satunya yang dicanangkan oleh pemerintah yaitu pengembangan sumber daya manusia (SDM) melalui road map ekonomi digital.
Caranya yaitu memberikan training dan juga keahlian baru bagi bidang pekerjaan yang konvensional untuk beralih ke online.
"Pekerjaan baru tersebut bisa dari sisi teknologi informasi (IT), software hingga yang kasus saya sebutkan tadi yang sales di Jawa Tengah. Pemerintah siap menghadapi digital ekonomi. Jadi, kesuksesan digital ekonomi di suatu negara itu tergantung dari mitigasi yang dilakukan oleh pemerintah di negara tersebut", tambah Iskandar.
(roy/roy) Next Article BI: Ekonomi Digital Dorong Tingkat Ekonomi Masyarakat
Maksud dari perumpaman tersebut ialah, di tengah banyaknya kekurangan yang dapat diakibatkan oleh digital ekonomi namun sisi keindahan dan kelebihan dari digital ekonomi sangatlah banyak.
"Saya bisa mengumpamakan kalau digital ekonomi itu bagaikan bunga rose, kalau kita lihat di semak-semak bunga rose itu banyak durinya. Tapi kita bersyukur bahwa bunga rose tersebut memiliki keindahan yang bisa kita lihat, jadi jangan lihat hanya durinya saja", ujar Iskandar di Hotel Pullman Thamrin, Jumat (6/4/2018).
"Saya tidak percaya dengan data yang bilang akan digital ekonomi akan membuat 2 juta atau lebih lapangan pekerjaan hilang. Saya membaca sejarah perkembangan revolusi industri di masa lalu, ketakutan tersebut pernah dialami sebelumnya tapi buktinya kan tidak ada", tambah Iskandar.
Dirinya menambahkan, kekhawatiran yang terjadi dengan digital ekonomi sangat mirip dengan kekhawatiran saat di awal terjadinya revolusi industri. Namun kekhawatiran tersebut tidak bisa dibuktikan seiring dengan munculnya banyak lapangan pekerjaan baru yang dibuka oleh adanya revolusi industri tersebut.
"Berdasarkan pengalaman yang saya lihat, digital ekonomi ternyata menciptakan lapangan pekerjaan baru. Seperti di Jawa tengah ada kasus ibu-ibu yang dulunya sales (tenaga pemasaran) sekarang beralih jadi penginput data penjualan dan ternyata gaji yang didapat juga lebih tinggi dibandingkan dulu jadi sales konvensional", ujar Iskandar.
Untuk itu, dirinya bersama pemerintah akan terus mendorong untuk menjawab tantangan yang selama ini dikhawatirkan dengan masuknya digital ekonomi. Salah satunya yang dicanangkan oleh pemerintah yaitu pengembangan sumber daya manusia (SDM) melalui road map ekonomi digital.
Caranya yaitu memberikan training dan juga keahlian baru bagi bidang pekerjaan yang konvensional untuk beralih ke online.
"Pekerjaan baru tersebut bisa dari sisi teknologi informasi (IT), software hingga yang kasus saya sebutkan tadi yang sales di Jawa Tengah. Pemerintah siap menghadapi digital ekonomi. Jadi, kesuksesan digital ekonomi di suatu negara itu tergantung dari mitigasi yang dilakukan oleh pemerintah di negara tersebut", tambah Iskandar.
(roy/roy) Next Article BI: Ekonomi Digital Dorong Tingkat Ekonomi Masyarakat
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular