
Fintech
OJK Sebut Fintech Rentenir, Ini Pembelaan Asosiasi
Gita Rossiana, CNBC Indonesia
06 March 2018 12:48

Jakarta, CNBC Indonesia - Asosiasi Fintech Indonesia (Aftech) menegaskan, layanan pinjam-meminjam dalam teknologi informasi (peer to peer lending/P2P lending) tidak bisa disamaratakan dengan rentenir. Pasalnya, Fintech (Teknologi Financial/Tekfin) P2P lending tidak beroperasi seperti rentenir yang memberikan pay day loan (bunga harian kepada nasabah).
"Sangat berbahaya bila OJK menyamakan semua model bisnis Tekfin dengan rentenir," ujar Wakil Ketua Umum Aftech Adrian Gunadi dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa (6/3/2018).
Aftech mengklaim layanan Fintech lending lahir didasari semangat inklusi keuangan dan merengkuh mereka yang uberbanked dan profesi non-formal (seperti para pekerja kreatif pekerja paruh waktu, buruh tani hingga nelayan).
Ketua Kelompok Kerja P2P Lending Aftech Reynold Wijaya menambahkan Fintech lahir didorong kebutuhan untuk mengatasi gap pembiayaan UMKM yang tinggi di Indonesia yang meski telah diakselerasi sangat baik belum dapat sepenuhnya dicapai oleh lembaga keuangan lain selama ini.
"Usia usaha yang masih muda. Minimnya data dan ketiadaan agunan Dibantu tekfin. UMKM di lndonesia diharapkan dapat berkembang menjadi bankable, sehingga Tekfin dan layanan jasa keuangan incumbent bersifat saling mendukung dan melengkapi," ujar Reynold yang juga CEO Modalku.
(roy/roy) Next Article Asosiasi Klaim Fintech Lending Beri Utangan ke 1 Juta orang
"Sangat berbahaya bila OJK menyamakan semua model bisnis Tekfin dengan rentenir," ujar Wakil Ketua Umum Aftech Adrian Gunadi dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa (6/3/2018).
Aftech mengklaim layanan Fintech lending lahir didasari semangat inklusi keuangan dan merengkuh mereka yang uberbanked dan profesi non-formal (seperti para pekerja kreatif pekerja paruh waktu, buruh tani hingga nelayan).
Ketua Kelompok Kerja P2P Lending Aftech Reynold Wijaya menambahkan Fintech lahir didorong kebutuhan untuk mengatasi gap pembiayaan UMKM yang tinggi di Indonesia yang meski telah diakselerasi sangat baik belum dapat sepenuhnya dicapai oleh lembaga keuangan lain selama ini.
"Usia usaha yang masih muda. Minimnya data dan ketiadaan agunan Dibantu tekfin. UMKM di lndonesia diharapkan dapat berkembang menjadi bankable, sehingga Tekfin dan layanan jasa keuangan incumbent bersifat saling mendukung dan melengkapi," ujar Reynold yang juga CEO Modalku.
(roy/roy) Next Article Asosiasi Klaim Fintech Lending Beri Utangan ke 1 Juta orang
Most Popular