Cryptocurrency

Pengamat: Bappebti dan BI Harus Samakan Persepsi

Tito Bosnia, CNBC Indonesia
16 January 2018 16:39
Bappebti dan BI harus duduk bersama untuk samakan persepsi tentang Bitcoin
Foto: Reuters
Jakarta, CNBC Indonesia- Pengamat Eknomi dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira menyarankan agar Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) dan Bank Indonesia (BI) menyamakan persepsi agar dapat memastikan apakah Bitcoin bisa masuk bursa komoditas berjangka Indonesia.

“Jadi kayak Bappebti bilang yang akan diperdagangkan kontraknya bukan pembayaran bitcoinnya, sedangkan BI anggap Bitcoin ilegal, tidak bisa ditransaksikan. Hal tersebutlah harus disamakan lebih dulu agar rencana tersebut bisa terealisasi atau tidak,” ujar Bhima.

Menurutnya, banyak keuntungan dari perdagangan Bitcoin dalam bursa berjangka Indonesia, mulai dari besarnya peluang Bitcoin tetapi angka pemilik Bitcoin di Indonesia yang saat ini masih sekitar 700.000 orang.

“Jadi nanti investor juga pada shifting atau bertukar untuk investasi, dari yang biasanya di bursa saham bisa ke arah Bitocin invest-nya,” ujar Bhima.


Selain itu, tren Bitcoin beberapa tahun terakhir dinilai terus positif. Terlihat selama empat tahun terakhir nilai Bitcoin tumbuh hingga ribuan kali lipat.

Sementara sisi negatif Bitcoin bila diperdagangan di bursa berjangka, faktor keamanaan (security) menjadi hal yang dicemaskan atau ditakutkan banyak pihak.

“Keluhan dari para investor kan selama ini banyak banget ya terutama masalah security, apakah nantinya bursa berjangka Indonesia mampu untuk melindungi perdagangan tersebut. Bitcoin itu kan  pake blockchain jadi terbukti aman, cuma bisa tidak bursa berjangka siap dengan trading volume yang tinggi namun security jangan sampe kebobolan oleh hacker (peretas)?” tambah Bhima.


Selain itu, dengan banyaknya penambang (miner) Bitcoin di Indonesia, diharapkan agar bursa berjangka bukan menjadi tempat untuk melakukan pencucian uang dan juga transaksi-transaksi illegal lainnya.

Sementara terkait dengan keputusan bursa berjangka Indonesia dalam melakukan perdagangan Bitcoin, hal tersebut merupakan salah satu komoditas yang bisa dilakukan oleh bursa berjangka.

“Bisa aja komoditasnya kan sama, kayak beli kedelai sama sawit. Sistemnya mereka kan kontrak perdagangan, kayak dia kontrak Beli bitcoin dengan harga misalnya US$13.000 untuk waktu tiga bukan kedepan, namun dengan harga yang sama,” ujar Bhima.
(roy) Next Article Pialang Berjangka: Transaksi Bitcoin Tambah Pendapatan Negara

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular