Senyap Jelang FOMC, Peminat Lelang Sukuk Kembali Hilang

Tim Riset CNBC Indonesia, CNBC Indonesia
Selasa, 20/09/2022 18:35 WIB
Foto: Warga mengantre untuk menukarkan uang Rupiah kertas baru Tahun Emisi (TE) 2022 di Pasar Tebet Barat, Jakarta Selatan, Rabu (24/8/2022). Pemerintah melalui Bank Indonesia secara resmi mengeluarkan tujuh uang kertas baru tahun emisi 2022. Uang kertas baru ini terdiri dari pecahan Rp 100.000, Rp 50.000, Rp 20.000, Rp 10.000, Rp 5.000, Rp 2.000, dan Rp 1.000. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Jumlah peminat dalam lelang sukuk turun signifikan menjelang pengumuman kebijakan moneter Amerika Serikat (AS).

Pada hari ini, Selasa (20/9/2022), pemerintah melaksanakan lelang Surat Berharga Syariah Negara untuk seri SPNS07032023 (reopening), PBS036 (reopening), PBS003 (reopening), PBSG001 (new issuance), PBS029 (reopening) dan PBS033 (reopening).


Jumlah penawaran yang masuk pada lelang mencapai Rp 17,11 triliun atau yang terendah dalam empat lelang terakhir.  Dari jumlah penawaran yang masuk, pemerintah hanya menyerap utang sebesar Rp 6,27 triliun. Jumlah tersebut adalah yang terendah dalam empat lelang terakhir.

Jumlah utang yang diserap juga jauh di bawah target indikatifnya (Rp 9 triliun). Jumlah penawaran yang masuk ataupun jumlah yang diambil pada lelang hari ini juga masih di bawah rata-rata sepanjang tahun ini.



Rata-rata penawaran yang masuk pada tahun ini mencapai Rp 22,71 triliun sementara jumlah yang diambil sebesar Rp 7,65 triliun.

Dari enam seri yang ditawarkan pada lelang hari ini, hanya satu seri yang mampu mendatangkan penawaran lebih dari Rp 2,5 triliun yakni PBSG001. Seri sukuk yang jatuh tempo pada 15 September 2029 ini mampu menarik minat investor sebesar Rp 11,16 triliun.

Seri lain yang mendapatkan penawaran cukup tinggi adalah seri PBS036 yang jatuh tempo pada 15 Agustus 2025. Seri tersebut mendapatkan penawaran sebesar Rp 2,07 triliun.

Dibandingkan pada lelang sebelumnya, yield yang dimenangkan pada lelang hari ini lebih tinggi.

Yield rata-rata tertimbang yang dimenangkan pada seri PBS003 pada hari ini tercatat 6,61% sementara pada lelang sebelumnya 6,58%. Seri tersebut jatuh tempo pada 15 Januari 2027. Yield rata-rata tertimbang yang dimenangkan pada seri PBS029 tercatat 7,15% pada lelang sebelumnya yang tercatat 7,13%.

Merujuk pada data Kementerian Keuangan, peminat lelang biasanya memang anjlok menjelang pengumuman kebijakan bank sentral AS The Federal Reserve(The Fed).

Pada lelang sukuk 14 Juni 2022, penawaran yang masuk tercatat Rp 15,13 triliun sementara lelang sebelumnya yang tercatat Rp 20,22 triliun. The Fed menggelar rapat pada 16 Juni.

Kondisi serupa terjadi pada Juli 2022 di mana The Fed menggelar rapat Federal Open Market Committee (FOMC) pada 17 Juli. Lelang sukuk pada 12 Juli hanya mendatangkan penawaran sebanyak Rp 12,75 triliun padahal pada lelang sebelumnya tercatat Rp 15,78 triliun.

Seperti diketahui, The Fed menggelar rapat FOMC pada Selasa-Rabu pekan ini. Pasar berekspektasi jika The Fed akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 bps pada bulan ini.
Kenaikan suku bunga The Fed akan membuat yield surat utang pemerintah AS melambung sehingga biasanya terjadi capital outflow dari Emerging Market seperti Indonesia.
Investor akan lebih memilih berinvestasi kepada aset berdenominasi dolar AS.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(mae/mae)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Peran "Penting" Bank Syariah Bantu Ekonomi RI Hadapi Gejolak