Melesat 1%, Harga Koin Dinar Sudah Naik 3 Hari Beruntun

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
21 January 2021 19:41
Ancient gold coins are displayed in Caesarea, north of Tel Aviv along the Mediterranean coast February 18, 2015. REUTERS/Nir Elias
Foto: Koin Dinar (REUTERS/Nir Elias)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga koin emas dinar produksi PT Aneka Tambang (Antam) Tbk. menguat nyaris 1% pada perdagangan Kamis (21/1/2021). Dengan demikian, dinar sudah membukukan penguatan 3 hari beruntun.

Melansir data dari situs resmi PT Antam, logammulia.com, koin 1 dinar dengan kemurnian 99,99% dibanderol Rp 3.931.250, melesat 0,98% dibandingkan harga kemarin. Sementara itu koin 1 dinar dengan kemurnian 91,7% dibanderol Rp 3.581.760, juga melesat 0,98%.

PT Antam juga menjual koin dirham yang berbahan dasar perak, dibanderol Rp 93.188, naik 0,64%.

PT Antam menjual koin dinar dengan kemurnian 91,7% mulai dari pecahan 1/4 dinar hingga 4 dinar, sementara kemurnian 99,99% mulai pecahan 1/4 dinar hingga 2 dinar. Sementara koin dirham yang berbahan dasar perak dengan kemurnian 99,95% dijual dengan pecahan 1 dan 2 dirham.

Koin dinar dan dirham dapat digunakan untuk pembayaran zakat, alat investasi atau simpanan, serta menjadi mahar.

Kenaikan harga emas dunia pada perdagangan hari Rabu menjadi pemicu naiknya harga logam mulia di dalam negeri. Harga emas dunia kemarin melesat 1,72% ke US$ 1.870,9/troy ons akibat pelemahan dolar AS serta dilantiknya Joseph 'Joe' Biden menjadi Presiden Amerika Serikat (AS) ke-46, menggantikan Donald Trump yang kalah pada pemilihan umum November lalu.

Selain pelantikan Biden, Senat AS yang sebelumnya dikuasai oleh Partai Republik, kini dikuasai oleh Partai Demokrat. Sehingga blue wave atau kemenangan penuh Partai Demokrat berhasil dicapai.

Parlemen AS menganut sistem 2 kamar, House of Representative (DPR) yang sudah dikuasai Partai Demokrat sejak lama, dan Senat yang pada rezim Donald Trump dikuasai Partai Republik.

Dengan dikuasainya DPR dan Senat, tentunya akan memudahkan dalam mengambil kebijakan, termasuk dalam meloloskan paket stimulus fiskal US$ 1,9 triliun.
Stimulus fiskal, begitu juga dengan stimulus moneter merupakan bahkan bakar utama emas untuk bergerak naik.

Pada Maret 2020 lalu, Pemerintah AS menggelontorkan stimulus fiskal senilai US$ 2 triliun, terbesar sepanjang sejarah. Sejak saat itu harga emas terus bergerak naik hingga mencetak rekor tertinggi sepanjang masa US$ 2.072,49/troy ons pada 7 Agustus lalu.

Sehingga jika stimulus dari Biden cair, kemungkinan besar emas akan kembali melesat naik.

Stimulus fiskal tersebut juga berpotensi membuat dolar AS tertekan. Sebab jumlah uang yang beredar di perekonomian akan bertambah, saat itu terjadi nilai tukar mata uang akan melemah.

Emas dunia dibanderol dengan dolar AS, saat the greenback melemah, maka harganya akan lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya. Alhasil, permintaan emas berpotensi meningkat.

Dengan demikian, stimulus fiskal memberikan efek ganda yang positif bagi harga emas.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sedih! Harga Koin Dinar 99,99% Kini di Bawah Rp 4 Juta

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular