Jelang Tutup Tahun 2020, Harga Koin Emas Dinar Melorot Terus

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
30 December 2020 20:40
This photo taken Wednesday, March 4, 2015 shows a 10 dinar gold coin from Morocco's Almohad Dynasty on exhibit at the Mohammed VI Museum of Modern and Contemporary art in Rabat, Morocco. The
Foto: Koin Dinar (AP/Paul Schemm)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga koin emas dinar produksi PT Aneka Tambang (Antam) Tbk. turun lagi pada perdagangan Rabu (30/12/2020), sehari sebelum tahun 2020 berakhir. Penurunan hari ini melanjutkan kinerja negatif Selasa kemarin.

PT Antam menjual koin dinar dengan kemurnian 91,7% mulai dari pecahan 1/4 dinar hingga 4 dinar, sementara kemurnian 99,99% mulai pecahan 1/4 dinar hingga 2 dinar. Selain itu PT Antam juga menjual koin dirham yang berbahan dasar perak dengan kemurnian 99,95% pecahan 1 dan 2 dirham.

Koin dinar dan dirham dapat digunakan untuk pembayaran zakat, alat investasi atau simpanan, serta menjadi mahar.

Melansir data dari situs resmi milik PT Antam, logammulia.com, koin 1 dinar dengan kemurnian 99,99 gram hari ini turun 0,22% ke Rp 3.939.750, setelah merosot 1,06% kemarin. 

Kemudian koin 1 dinar dengan kemurnian 91,7% juga turun 0,22% ke ke 3.24.768. Koin 1 dinar memiliki berat 4,25 gram.

Sementara, koin dirham yang berbahan dasar perak hari ini turun 0,32% ke Rp 93.783, setelah stagnan kemarin. Koin 1 dirham ini memiliki berat 2,975 gram.

Penurunan harga koin dinar hari ini terjadi meski harga emas dunia menguat Selasa kemarin. Melansir data Refinitiv, emas dunia menguat 0,36% ke US$ 1.882,26/troy ons kemarin, tetapi sebelumnya bergerak "liar" antara penguatan dan pelemahan.

Pergerakan emas tersebut dipengaruhi langkah Presiden AS, Donald Trump, di awal pekan ini yang akhirnya menandatangani rancangan undang-undang (RUU) stimulus fiskal senilai US$ 900 miliar yang di-bundle dengan anggaran belanja pemerintah senilai US$ 1,4 triliun.

Stimulus fiskal merupakan "bahan bakar" emas untuk menguat, Sehingga ketika stimulus tersebut cair akan menjadi tenaga bagi emas untuk menguat.

Di sisi lain, dengan ditekennnya RUU tersebut menjadi undang-undang, artinya pemerintahan AS terhindar dari shutdown, yang membuat sentimen pelaku pasar kembali membaik, dan memburu aset-aset berisiko dengan imbal hasil tinggi. Sehingga emas yang merupakan aset aman (safe haven) dan tanpa imbal hasil menjadi tak menarik.

Hal tersebut membuat harga emas "galau" bergerak naik turun antara penguatan dan pelemahan Selasa kemarin, bahkan sejak Senin lalu.

Apalagi kemarin, House of Representative (DPR) AS sudah meloloskan RUU bantuan langsung tunai (BLT) senilai US$ 2.000 per orang yang sebelumnya diminta oleh Trump. RUU tersebut kini diserahkan ke Senat untuk di-voting, sebelum ke meja Presiden Trump untuk diteken.

Sayangnya, Senat menolak RUU tersebut sehingga tidak ada tambahan stimulus dalam waktu dekat.

Saat harga emas dunia sedang "galau", rupiah justru mampu menguat 0,21% melawan dolar AS kemarin. Penguatan rupiah memberikan tekanan bagi harga logam mulia di dalam negeri, sebab harga emas dunia di banderol dengan dolar AS. Ketika Mata Uang Garuda menguat melawan dolar AS, maka harga emas dunia akan menjadi lebih murah saat dikonversi ke rupiah.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sedih! Harga Koin Dinar 99,99% Kini di Bawah Rp 4 Juta

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular