BI Tahan Suku Bunga, Riyal Melemah 3 Hari Beruntun

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
17 September 2020 18:55
A Saudi man shows Saudi riyal banknotes at a money exchange shop, in Riyadh, Saudi Arabia January 20, 2016. REUTERS/Faisal Al Nasser
Foto: Riyal Arab Saudi (REUTERS/Faisal Al Nasser)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar riyal Arab Saudi melemah 3 hari beruntun melawan rupiah pada perdagangan Kamis (17/9/2020) setelah Bank Indonesia mempertahankan suku bunga acuan dalam pengumuman hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) hari ini.

Melansir data Refinitiv, riyal melemah tipis 0,03% ke Rp 3.951/SAR di pasar spot. Dalam 2 perdagangan sebelumnya, riyal melemah 0,08% dan 0,18%.

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, siang tadi mengumumkan mempertahankan suku bunga acuan sebesar 4%.

"Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 16-17 September 2020 memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate sebesar 4%, suku bunga Deposit Facility sebesar 3,25%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 4,75%," papar Perry dalam keterangan usai Rapat Dewan Gubernur (RDG) periode September 2020, Kamis (17/9/2020).

"Keputusan ini konsisten dengan perlunya menjaga stabilitas eksternal, di tengah inflasi yang diprakirakan tetap rendah. Bank Indonesia menekankan pada jalur kuantitas melalui penyediaan likuiditas untuk mendorong pemulihan ekonomi dari dampak pandemi Covid-19," ujarnya.

Hal ini juga sejalan dengan konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia dimana hasilnya suku bunga acuan tetap bertahan di 4% dalam RDG bulan ini.

Perry mengatakan BI tetap mempertahankan suku bunga acuan pada September ini dengan mempertimbangkan berbagai hal mulai dari inflasi hingga sistem keuangan baik di domestik maupun global.

"Keputusan ini mempertimbangkan perlunya menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah, di tengah inflasi yang diperkirakan tetap rendah," ujar Perry melalui konferensi pers virtual, Kamis (17/9/2020).

Dengan suku bunga dipertahankan 4%, yield obligasi Indonesia tentunya masih relatif tinggi ketimbang negara-negara lainnya. Sehingga saat kondisi perekonomian global mulai bangkit, dan sentimen pelaku pasar membaik, maka aliran modal bisa masuk ke Indonesia yang akan menjadi tenaga bagi rupiah untuk menguat.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 10 Pekan Berlalu, Rupiah Akhirnya Menguat Melawan Riyal

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular