Jelang Lebaran, Riyal Saudi Sentuh Level Terlemah 2 Bulan

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
20 May 2020 20:04
A Saudi man shows Saudi riyal banknotes at a money exchange shop, in Riyadh, Saudi Arabia January 20, 2016. REUTERS/Faisal Al Nasser
Foto: Riyal Arab Saudi (REUTERS/Faisal Al Nasser)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar riyal Arab Saudi (SAR) melemah melawan rupiah pada perdagangan Rabu (20/5/2020). Hari ini adalah perdagangan terakhir di dalam negeri besok libur Hari Kenaikan Isa Al-Masih, dan Jumat cuti bersama menjelang Hari Raya Idul Fitri.

Riyal pada perdagangan hari ini melemah 0,43% ke Rp 3.925/SAR di pasar spot, melansir data Refinitiv. Level tersebut merupakan yang terendah dalam dua bulan terakhir, tepatnya sejak 16 Maret lalu.

Defisit Transaksi Berjalan (Current Account Deficit/CAD) yang menipis memberikan momentum tambahan bagi rupiah untuk menguat pada hari ini. CAD yang selama ini menjadi "hantu" perekonomian Indonesia, dan sudah mulai "bergentayangan" sejak kuartal IV-2011 akhirnya menipis.

Bank Indonesia (BI) melaporkan CAD kuartal I-2020 setara dengan 1,4% dari Produk Domestik Bruto (PDB), membaik dibandingkan kuartal sebelumnya yaitu 2,8% PDB. Defisit tersebut merupakan yang terendah sejak kuartal II-2017.



"Perbaikan surplus neraca perdagangan barang disebabkan oleh penurunan impor seiring dengan permintaan domestik yang melambat, sehingga mengurangi dampak penurunan ekspor akibat kontraksi pertumbuhan ekonomi dunia," papar BI dalam rilisnya pada Rabu (20/5/2020).

Defisit neraca jasa, lanjut bank sentral, juga membaik dipengaruhi oleh penurunan defisit jasa transportasi sejalan dengan penurunan impor barang, di tengah penurunan surplus jasa travel akibat berkurangnya kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia.

Transaksi Berjalan menjadi faktor penting dalam mendikte laju rupiah lantaran arus devisa yang mengalir dari pos ini cenderung lebih stabil, berbeda dengan pos transaksi finansial (komponen Neraca Pembayaran Indonesia lain) yang pergerakannya begitu fluktuatif karena berisi aliran modal dari investasi portofolio atau yang biasa disebut sebagai hot money.

Akibat CAD yang besar, pergerakan rupiah menjadi sangat rentan oleh keluar masuknya aliran modal (hot money) sebagai sumber devisa.Ketika CAD menurun maka pasokan devisa di perekonomian nasional semakin membaik, yang menjadi modal bagi rupiah untuk menguat.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(pap/pap) Next Article Raja Salman "Blacklist" 20 Negara, Riyal Arab Saudi Jeblok!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular