Kurs Riyal Arab Saudi Kembali ke Bawah Rp 4.000/SAR

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
09 May 2020 10:14
Dollar and Riyal banknotes are seen in this picture illustration taken May 8, 2017. Picture taken May 8, 2017. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration
Foto: Riyal (REUTERS/Dado Ruvic)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar riyal Arab Saudi (SAR) melemah melawan rupiah pada perdagangan Jumat (8/5/2020) dan kembali ke bawah Rp 4.000/SAR. Sentimen positif dari dalam negeri membuat rupiah bertenaga sejak awal perdagangan hari ini. 

Berdasarkan data Refinitiv, kurs riyal melemah 0,58% ke level Rp 3.964/SAR di pasar spot. Sementara sepanjang pekan ini, riyal masih menguat 0,53% setelah di awal pekan menguat tajam dan kembali ke atas Rp 4.000/SAR. 

Rupiah langsung mendapat tenaga untuk menguat sejak awal perdagangan hari ini. Sebabnya, Kementerian Perekonomian mengeluarkan sebuah rentang waktu pemulihan ekonomi nasional pasca pandemi Covid-19 yang menunjukkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) akan dilonggarkan dalam beberapa fase mulai 1 Juni.

Meski dikatakan masih dalam bentuk kajian, setidaknya hal tersebut memberi harapan roda perekonomian akan segera berputar kembali secara perlahan.


"Itu merupakan kajian awal Kemenko Perekonomian, yang selama ini secara intens melakukan kajian dan kebijakan pemerintah menjelang, selama, dan pasca pandemi COVID-19," kata Susiwijono, Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.

Kajian awal yang beredar tersebut, lanjut Susiwijono sebagai antisipasi untuk melakukan upaya-upaya yang diperlukan pasca pandemi COVID-19 mereda.Saat ini Kementerian sedang membahas secara intens dengan Kementerian dan Lembaga terkait guna mematangkan kajian awal tersebut.

"Dalam waktu dekat Kemenko Perekonomian akan melakukan finalisasi atas Kajian tersebut, dan akan disampaikan kepada masyarakat," tuturnya.

Selain itu, Bank Indonesia (BI) melaporkan kenaikan cadangan devisa di bulan April. Kenaikan tersebut terutama dipengaruhi oleh penerbitan global bond pemerintah. Cadangan devisa Indonesia pada April 2020 tercatat sebesar US$ 127,9 miliar, atau naik US$ 6,9 miliar dari bulan sebelumnya.

Pada bulan lalu, Pemerintah Indonesia menerbitkan global bond sebesar US$ 4,3 miliar dalam 3 bentuk surat berharga global yaitu Surat Berharga Negara (SBN). Penerbitan tersebut dilakukan guna mendanai stimulus fiskal yang dikeluarkan pemerintah dalam memerangi pandemi virus corona (Covid-19).

Kenaikan cadangan devisa tersebut tentunya menambah amunisi BI untuk menstabilkan nilai tukar rupiah seandainya kembali mengalami gejolak di seperti di bulan Maret lalu. 

TIM RISET CNBC INDONESIA


(pap/pap) Next Article 10 Pekan Berlalu, Rupiah Akhirnya Menguat Melawan Riyal

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular