3 Hari Melemah, Kurs Riyal Akhirnya Menguat ke Rp 4.307

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
08 April 2020 09:43
Melambatnya penyebaran pandemi virus corona (COVID-19), membuat sentimen pelaku pasar membaik.
Ilustrasi Riyal Arab Saudi (REUTERS/Faisal Al Nasser)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar riyal Arab Saudi (SAR) kembali menguat melawan rupiah pada perdagangan Rabu (8/4/2020) setelah melemah dalam 3 hari beruntun.

Pada pukul 09:30 WIB, SAR 1 setara Rp 4.307, riyal menguat 0,47% di pasar spot melansir data Refinitiv. Sementara dalam tiga hari perdagangan sebelumnya, total riyal melemah 2,03%.

Melambatnya penyebaran pandemi virus corona (COVID-19), membuat sentimen pelaku pasar membaik, dan kembali masuk ke aset-aset berisiko. Rupiah pun menjadi perkasa, dan mampu menguat tajam Selasa kemarin.



Dari Eropa, Italia dan Spanyol melaporkan penurunan jumlah korban meninggal per harinya, kemudian Jerman melaporkan penurunan jumlah kasus baru yang signifikan. Sementara dari AS, jumlah korban meninggal di New York per harinya juga mengalami penurunan.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat pertumbuhan kasus corona di Negeri Paman Sam pada 7 April adalah 8,62%. Ini menjadi yang terendah sejak 27 Maret, dan jauh di bawah rata-rata laju pertumbuhan selama 24 Januari-7 April yang sebesar 22,17%.


Secara global, WHO menyebutkan dalam kurun waktu 20 Januari-6 April rata-rata pertumbuhan jumlah kasus corona adalah 12.52% per hari. Sejak 24 Maret, pertumbuhan jumlah kasus baru sudah di bawah itu yakni 9,67%. Bahkan dalam delapan hari terakhir hingga 7 April pertumbuhan kasus baru per harinya sudah satu digit persentase.

Tetapi, sentimen pelaku pasar ternyata masih belum stabil pasar kembali volatil, bursa saham AS (Wall Steet) yang menguat tajam di awal perdagangan berakhir melemah tipis pada perdagangan Selasa. Imbasnya, bursa saham Asia pagi ini memerah, dan menjadi kabar kurang bagus bagi pasar keuangan dalam negeri, rupiah pun kembali melemah.

Apalagi, penanganan kasus COVID-19 di Indonesia agak diragukan, sebabnya jumlah warga yang dites masih sangat rendah. Reuters melaporkan, untuk 1 juta orang Indonesia tes corona hanya dilakukan untuk 36 orang saja. Padahal negara-negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia masing-masing sebanyak 6.666 dan 1.605. Sementara itu, Korea Selatan menjadi negara yang melakukan rapid testing terbanyak dengan populasi mencapai 8.996 orang per 1 juta populasi.

Hingga Selasa kemarin jumlah kasus COVID-19 di Indonesia sebanyak 2.738, dengan 221 meninggal dunia, dan 204 dinyatakan sembuh. Laju penambahan kasus di Indonesia sedang dalam tren naik, mengingat kasus pertama baru dilaporkan di awal Maret lalu.

Sementara di Arab Saudi, jumlah kasus dilaporkan sebanyak 2.795, dengan 41 orang meninggal dunia, dan 615 sembuh.

TIM  RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap) Next Article Dibuka Melemah, Kurs Riyal Balik Menguat ke Rp 3.733/SAR

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular