
BI Pede Tren Hijrah Bakal Kerek Ekonomi Syariah
Yuni Astutik, CNBC Indonesia
12 November 2019 17:56

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) menyebut tren hijrah yang saat ini marak merupakan salah satu peluang bagi pertumbuhan ekonomi syariah Indonesia. Demikian disampaikan Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo dalam Indonesia Sharia Economic Forum (ISEF) 2019 di JCC Senayan, Selasa (12/11/2019).
"Ya, itulah peluang. Kita lihat peluang besar. Bagaimana mengisinya, apakah diisi pemain global atau domestik," ujarnya.
Dody menyebut, 80 persen dari total PDB Indonesia yang sebesar Rp 1.016 triliun merupakan pasar syariah. Untuk itu, BI berharap salah satu cara dalam meningkatkan neraca transaksi berjalan adalah bisa dengan cara mendorong ekonomi syariah.
"Siapa pelakunya? Korporasi besar, pesantren, pasarnya ada, silakan diisi," tegasnya.
Dody menjelaskan, kondisi ekonomi saat ini sedang mencari keseimbangan dan diprediksi masih melambat. Tekanan yang besar ini mengancam dan memperburuk kondisi Amerika Serikat dan China.
Dia menambahkan, tekanan saat ini tak hanya menggoyang negara yang kondisi ekonominya lemah, namun juga sudah berdampak pada negara dengan kondisi ekonomi yang baik, seperti Indonesia. Untuk itu, ekonomi syariah menjadi sumber baru, tak hanya bagi negara dengan mayoritas penduduk beragama islam.
"Tapi juga untuk negara yang bukan mayoritas penduduknya beragama islam. Ekonomi syariah menunjukkan pertumbuhan yang baik dan adanya kepastian ekonomi," kata Dody.
(miq/miq) Next Article Soal Keuangan Syariah, Malaysia Ungguli Indonesia
"Ya, itulah peluang. Kita lihat peluang besar. Bagaimana mengisinya, apakah diisi pemain global atau domestik," ujarnya.
Dody menyebut, 80 persen dari total PDB Indonesia yang sebesar Rp 1.016 triliun merupakan pasar syariah. Untuk itu, BI berharap salah satu cara dalam meningkatkan neraca transaksi berjalan adalah bisa dengan cara mendorong ekonomi syariah.
Dody menjelaskan, kondisi ekonomi saat ini sedang mencari keseimbangan dan diprediksi masih melambat. Tekanan yang besar ini mengancam dan memperburuk kondisi Amerika Serikat dan China.
Dia menambahkan, tekanan saat ini tak hanya menggoyang negara yang kondisi ekonominya lemah, namun juga sudah berdampak pada negara dengan kondisi ekonomi yang baik, seperti Indonesia. Untuk itu, ekonomi syariah menjadi sumber baru, tak hanya bagi negara dengan mayoritas penduduk beragama islam.
"Tapi juga untuk negara yang bukan mayoritas penduduknya beragama islam. Ekonomi syariah menunjukkan pertumbuhan yang baik dan adanya kepastian ekonomi," kata Dody.
(miq/miq) Next Article Soal Keuangan Syariah, Malaysia Ungguli Indonesia
Most Popular