BI Terbitkan Buku Kajian Ekonomi Syariah 2023, Begini Isinya

Rosseno Aji Nugroho, CNBC Indonesia
26 February 2024 11:07
Deputi Gubernur Bank Indonesia Juda Agung. (YouTube/Bank Indonesia)
Foto: Deputi Gubernur Bank Indonesia Juda Agung. (YouTube/Bank Indonesia)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) meluncurkan Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Syariah Indonesia (KEKSI) 2023. Buku tersebut diluncurkan pada acara Sharia Economic and Financial Outlook (ShEFO) 2024 yang diselenggarakan hari ini, Senin (26/2/2024).

"Ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia tahun 2023 mencapai momentum yang sangat positif," kata Deputi Gubernur Bank Indonesia dalam pidato peluncuran buku tersebut.

Juda mengatakan pada 2023 Indonesia berhasil menempati peringkat ketiga dalam State of Global Islamic Economy (SGIE) Report. Dengan kata lain, Indonesia naik satu peringkat dibandingkan tahun 2022. "Untuk pariwisata ramah muslim kita bahkan berada di peringkat pertama," kata dia.

Juda mengatakan dari sisi keuangan, peran perbankan syariah di Indonesia juga terus mengalami peningkatan. Dia mengatakan pada 2023 pertumbuhan kredit dan pembiayaan syariah tumbuh di angka 10,5%.

Namun menurut dia, di tengah kabar baik tersebut perjalanan Indonesia untuk menjadi pusat perekonomian syariah nomor satu di dunia masih panjang. Dia mengatakan Indonesia masih dihadapkan pada tantangan untuk meningkatkan produksi dan ketersediaan produk halal di Indonesia.

"Dari sisi literasi ekonomi syariah di tengah masyarakat juga masih menjadi pekerjaan rumah," kata dia.

Oleh karena itu, peluncuran KEKSI ini merupakan upaya BI dalam mendukung mimpi Indonesia menjadi pusat ekonomi syariah dan industri halal terkemuka di dunia. KEKSI akan memberikan gambaran menyeluruh mengenai pencapaian, pembelajaran dan arah kebijakan perekonomian syariah Indonesia ke depan.

Bukan hanya sekedar laporan, buku ini disebut bisa menjadi rujukan utama bagi para akademisi, praktisi dan penggiat ekonomi syariah di seluruh Indonesia.

Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Jasa Keuangan dan Pasar Modal Arief Wibisono mengatakan industri keuangan syariah di Indonesia memang terus meningkat. Dia menyebutkan total aset keuangan syariah pada 2023 bahkan telah mencapai Rp 2.452,57 triliun atau tumbuh 6,75%.

Arief mengatakan potensi keuangan syariah di Indonesia memang telah diakui global. Indonesia, kata dia, berada di peringkat ketiga, hanya kalah dari Arab Saudi dan Malaysia. Meski demikian, dia mengakui masih ada tantangan yang harus dihadapi Indonesia dalam mengembangkan perekonomian syariah. Salah satunya, adalah masih kecilnya porsi keuangan syariah dibandingkan keuangan nasional yang hanya 10,81%.

"Berbagai upaya harus dilakukan untuk meningkatkan kapasitas keuangan syariah," kata dia.


(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Wapres: Ekonomi Syariah Bisa Terbangkan Ekonomi Nasional

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular