Laba Bank Syariah Mandiri 2017 Capai Rp 365 miliar, Naik 12%

gita rossiana, CNBC Indonesia
08 March 2018 14:24
PT Bank Syariah Mandiri (BSM) mencatat perolehan laba bersih sampai akhir 2017 mencapai Rp 365 miliar.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Syariah Mandiri (BSM) mencatat perolehan laba bersih sampai akhir 2017 mencapai Rp 365 miliar. Nilai tersebut meningkat 12,22% (yoy) dari Rp 325 miliar pada 2016.

Direktur Utama BSM Toni EB Subari menjelaskan, dari sisi laba operasional, perseroan membukukan perolehan yang lebih besar lagi, yakni Rp 2,3 triliun, bertumbuh 42,93%. Namun, dari sisi pertumbuhan laba bersih bertumbuh lebih rendah.

"Kami memperkuat pencadangan sebagai strategi internal sehingga pertumbuhan laba bersih bertumbuh 12,22%," ujar dia dalam acara Temu Wartawan di Al Jazeera Restaurant, Jakarta, Kamis (8/3/2018).


Lebih lanjut, Direktur Strategis dan Keuangan BSM Ade Cahyo Nugroho menambahkan, perolehan laba juga ditopang oleh meningkatnya margin bagi hasil bersih yang mencapai Rp 617 miliar, bertumbuh 15,35%. Kemudian ditopang pula oleh pendapatan berbasis biaya yang bertumbuh 9,67% menjadi Rp 943 miliar dari semula Rp 860 miliar.

"Di sisi lain, perusahaan juga dapat mengendalikan biaya overhead yang meningkat hanya 0,26%," kata dia.

Direktur Wholesales Banking BSM Kusman Yandi mengungkapkan, perolehan margin bersih pada 2017 diperoleh dari penyaluran pembiayaan. Sampai dengan akhir 2017, BSM menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 60,69 triliun atau tumbuh 9,2% dibanding Rp 55,58 triliun pada Desember 2016. Penumbuhan pembiayaan tersebut diimbangi dengan perbaikan kualitas pembiayaan yang tercermin dari penurunan NPF gros turun dari 4,92% ke 4,53%.

Sejalan dengan refocusing bisnis bank, segmen ritel mencatatkan pertumbuhan lebih tinggi dibanding wholesale. Segmen ritel yang terdiri atas pembiayaan di bidang konsumer, pawning, dan UMKM tumbuh sebesar 11,48% semula Rp 30,78 triliun menjadi Rp 34,31 triliun. Adapun pembiayaan segmen korporasi bertumbuh 5,50% (year on year) semula Rp 24,77 triliun menjadi Rp 26,13 triliun.

"Untuk korporat, kami membidik sektor korporat Murni terutama terkait infrastruktur, BUMN, pendidikan, perkebunan, kesehatan dan supply chain,"kata dia.

Direktur Distribusi dan Jaringan BSM Edwin Dwidjajanto melanjutkan, dari sisi penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) sampai akhir 2017 bertumbuh 11,37% (year on year), dari Rp 69,95 triliun per Desember 2016 menjadi Rp 77,9 triliun pada Desember 2017.

Dari total dana tersebut sebesar 51,80% atau Rp40,36 triliun merupakan dana murah (low cost fund) yang tumbuh 16,36% dibandingkan periode yang sama pada Desember 2016 yang sebesar Rp 34,68 triliun. Komposisi low cost fund meningkat dari 49,58% di Desember 2016 menjadi 51,80% di Desember 2017.

Pada akhir 2017 perusahaan induk yakni Bank Mandiri menyuntikkan setoran modal sebesar Rp 500 miliar sehingga posisi modal disetor perusahaan pada tahun 2018 ini hampir Rp 3 triliun. Dengan penambahan modal tersebut Capital Adequacy Ratio (CAR) mencapai 15,86% mengalami peningkatan sebesar 1,85% dibandingkan periode sebelumnya sebesar 14,01%.

Ke depan, pada 2018, BSM menargetkan pembiayaan bisa bertumbuh 12-13%. Sementara pertumbuhan DPK di angka 10-11%. "Dari sisi laba bersih kami menargetkan bisa mencapai Rp 45-0-500 miliar," ujar dia.

Lebih lanjut, dari sisi NPF gross, pada tahun ini perseroan menargetkan berada di bawah 4% dan NPF net di kisaran 2,5-2,6%."Kami akan melakukan proses restrukturisasi, di samping proses collection dan recovery,"kata dia.


(dru) Next Article BSM Sebut Aturan PPN 5% Arab Saudi Tak Berpengaruh Besar

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular