Newsletter

Drama Shutdown AS Memuncak Hari Ini, Ekonomi RI Siap Kena Getahnya?

Emanuella Bungasmara Ega Tirta,  CNBC Indonesia
12 November 2025 06:21
Pemandangan gedung Capitol AS sehari sebelum penutupan sebagian pemerintah dijadwalkan berlangsung, di Capitol Hill di Washington, D.C., AS, 30 September 2025.
Foto: Ilustrasi Trading
  • Pasar keuangan Indonesia ditutup beragam pada perdagangan kemarin, IHSG melemah sementara rupiah menguat
  • Wall Street beda arah, Dow Jones mencetak rekor tetapi Nasdaq melemah
  • Data ekonomi AS dan dalam negeri akan menggerakkan pasar hari ini

Jakarta, CNBC Indonesia- Pasar keuangan Tanah Air kompak ditutup melemah kemarin Selasa (11/11/2025). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah dan rupiah terpuruk.

Pasar keuangan Indonesia diharapkan menguat pada hari ini. Selengkapnya mengenai proyeksi sentimen hari ini bisa dibaca di halaman 3 artikel ini.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menutup perdagangan di zona merah kemarin. Indeks merosot 0,31% atau 25,97 poin ke level 8.365,27.

Sebanyak 378 saham turun, 290 naik, dan 147 tidak bergerak. Nilai transaksi mencapai Rp 27,6 triliun, melibatkan 71,1 miliar saham dalam 2,33 juta kali transaksi. Kapitalisasi pasar tercatat sebesar Rp 15.248 triliun.

Asing mencatat net sell sebesar Rp 649,29 miliar pada perdagangan kemarin.


Mengutip Refinitiv, utilitas dan finansial menjadi sektor yang turun paling dalam, yakni -2% dan -1,15%. Kemudian diikuti oleh konsumer primer (-0,65%), industri (-0,53%), konsumer non-primer (-0,38%), dan bahan baku (-0,18%).

Sebaliknya, teknologi, properti, kesehatan, dan energi berada di zona hijau dengan penguatan masing-masing 1,26%, 0,99%, 0,91%, dan 0,18%.

Beralih ke pasar valuta asing, nilai tukar rupiah ditutup melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan kemarin, Selasa (11/11/2025).

Merujuk data Refinitiv, rupiah terkoreksi 0,21% ke level Rp16.680/US$. Sejak awal sesi perdagangan, rupiah langsung tertekan dengan dibuka melemah 0,27% ke posisi Rp16.690/US$.

Sepanjang perdagangan, rupiah bahkan sempat menembus level psikologis Rp16.700/US$ sebelum akhirnya pelemahan berkurang menjelang penutupan perdagangan.



Sementara itu, indeks dolar AS (DXY)  terpantau berada di zona hijau dengan menguat 0,08% di posisi 99,665.
Pelemahan rupiah pada perdagangan Selasa (11/11/2025), masih dipengaruhi oleh faktor eksternal, terutama dari penguatan indeks dolar AS.

Indeks dolar AS (DXY), yang mengukur kinerja greenback terhadap enam mata uang utama dunia, terpantau menguat di tengah meredanya kekhawatiran pasar terkait penutupan pemerintahan (government shutdown) di Amerika Serikat.

Dari pasar obligasi, imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) tenor 10 tahun menanjak 6,16% pada perdagangan kemarin, dari sebelumnya di 6,14%. Kenaikan ini menandai jatuhnya harga SBN karena adanya aksi jual di kalangan investor. 

Dari bursa Amerika Serikat (AS), Wall Street ditutup beragam pada perdagangan Selasa atau Rabu dini hari waktu Indonesia.

Indeks Dow Jones Industrial Average menguat ke rekor penutupan tertinggi pada Selasa, sementara Nasdaq Composite melemah karena investor mengalihkan dana dari saham teknologi ke sektor lain yang dinilai lebih murah.

Dow Jones yang berisi 30 saham unggulan naik 559,33 poin atau 1,18% dan ditutup pada 47.927,96.

Investor di Wall Street memborong saham-saham blue-chip, termasuk raksasa kesehatan Merck, Amgen, dan Johnson & Johnson.

Indeks S&P 500 juga menguat 0,21% ke level 6.846,61. Namun, Nasdaq yang sarat saham teknologi melemah 0,25% dan berakhir pada 23.468,30.

Perusahaan penyedia infrastruktur cloud kecerdasan buatan (AI), CoreWeave, menjadi salah satu penekan indeks di sesi perdagangan. Sahamnya anjlok lebih dari 16% setelah proyeksi kinerja perusahaan mengecewakan investor, sehingga memukul sentimen perdagangan saham berbasis AI.

Selain itu, saham Nvidia juga terkoreksi sekitar 3% setelah SoftBank menjual seluruh kepemilikannya di perusahaan tersebut senilai lebih dari US$5 miliar.

"Perusahaan teknologi ini adalah mesin pencetak arus kas. Mereka perusahaan yang luar biasa, tetapi titik awal valuasinya tetap penting. Dengan valuasi setinggi sekarang, sedikit saja kabar negatif bisa langsung mengubah sentimen dan mendorong perpindahan dana ke saham-saham bernilai (value equities)," ujar Bill Fitzpatrick, Manajer Portofolio di Logan Capital Management kepada CNBC.

Perdagangan saham AI tertekan sepanjang bulan ini karena kekhawatiran atas tingginya valuasi, yang membuat Nasdaq mencatat penurunan sekitar 1% secara bulanan.

Pada Selasa, sejumlah saham terkait AI seperti Micron Technology, Oracle, dan Palantir Technologies ikut terseret turun seiring pelemahan CoreWeave dan Nvidia.

Micron turun hampir 5%, sementara Oracle dan Palantir masing-masing melemah sekitar 2% dan di atas 1%. ETF Technology Select Sector SPDR (XLK), yang melacak sektor teknologi S&P 500, juga turun sekitar 1%.

"(S&P 500) diperdagangkan jauh di atas 20 kali (price-to-earnings ratio). Angka ini terdorong naik oleh 'Magnificent Seven' dan perusahaan teknologi lainnya," tambah Fitzpatrick, seraya menyebutkan bahwa ada sejumlah saham yang tertinggal dalam reli pasar.

Dia menambahkan ada begitu banyak ekspektasi belanja modal dalam beberapa tahun ke depan, sehingga jika ada sedikit saja penurunan ... bisa menjadi sinyal bahwa keadaan sudah sedikit terlalu berlebihan.

Menambah sentimen negatif di Nasdaq, laporan terbaru dari ADP menunjukkan bahwa selama empat pekan yang berakhir pada 25 Oktober, penciptaan lapangan kerja di sektor swasta turun lebih dari 11.000 pekerjaan per pekan secara rata-rata.

Data ini berbanding terbalik dengan laporan ADP pekan lalu yang menunjukkan peningkatan, dan mengindikasikan pelemahan di pasar tenaga kerja.

Pergerakan pasar pada Selasa terjadi sehari setelah indeks utama AS reli secara menyeluruh menyusul harapan bahwa penutupan pemerintahan AS (government shutdown) yang memecahkan rekor mungkin segera berakhir.

Senat pada Senin malam meloloskan rancangan undang-undang untuk mengakhiri penutupan tersebut dan mengirimkannya ke DPR. Kesepakatan yang dicapai tidak memasukkan tuntutan Partai Demokrat agar setiap RUU pendanaan harus mencakup perpanjangan subsidi Affordable Care Act, dan malah menyerukan pemungutan suara mengenai kredit pajak tersebut pada Desember.

"Saya rasa ada harga yang harus dibayar akibat disfungsi politik, bukan hanya di AS tetapi juga di seluruh dunia," kata Fitzpatrick.

Pelaku pasar perlu mencermati sejumlah sentimen hari ini, termasuk voting shutdown di AS.Dari dalam negeri data penjualan ritel yang kurang baik bisa menjadi beban.

Berikut beberapa sentimen pasar hari ini:

Voting Shutdown Hari Ini?

DPR Amerika Serikat yang dikuasai Partai Republik dijadwalkan memberikan suara pada Rabu sore atas kompromi anggaran yang akan memulihkan pendanaan lembaga-lembaga pemerintah dan mengakhiri shutdown yang dimulai 1 Oktober dan kini memasuki hari ke-42.

Jika proses berjalan mulus, drama government shutdown di Amerika Serikat diperkirakan segera berakhir dalam 24-48 jam setelah pemungutan suara di DPR AS (House of Representatives). Artinya, penutupan pemerintahan terpanjang ini berpotensi selesai antara Rabu malam-Kamis waktu AS, atau Kamis-Jumat waktu Indonesia (WIB).

Namun, akhir drama ini belum tentu menjadi happy ending. Ada sejumlah risiko yang bisa menghambat atau bahkan memicu episode lanjutan. Penolakan dari kelompok konservatif Partai Republik di DPR bisa menunda voting atau memaksa negosiasi tambahan.

Sekalipun selesai minggu ini, pendanaan pemerintah hanya diperpanjang hingga 30 Januari, sehingga ancaman shutdown bisa muncul lagi awal tahun depan

Senat, yang juga dikendalikan Partai Republik, telah menyetujui kesepakatan tersebut pada Senin malam, dan Ketua DPR Mike Johnson menyatakan yakin RUU itu akan disetujui di DPR.

Presiden AS Donald Trump diperkirakan akan menandatangani RUU tersebut menjadi undang-undang.
"Kita akan membuka negara kita. Seharusnya tidak pernah ditutup," ujarnya dalam acara Hari Veteran di Arlington, Virginia, dikutip dari Reuters.

Kesepakatan ini akan memperpanjang pendanaan hingga 30 Januari, membuka peluang terjadinya lagi potensi shutdown, sekaligus membuat pemerintah federal tetap berada di jalur menambah utang  yang kini sekitar US$38 triliun.

Dalam beberapa hari ke depan, pemerintah federal bisa kembali berfungsi penuh, memberikan kelegaan bagi pegawai negeri yang tidak menerima gaji dan keluarga berpenghasilan rendah yang bergantung pada subsidi pangan. Namun, butuh beberapa hari bagi sistem penerbangan nasional untuk kembali normal.

Kesepakatan ini memecah belah Partai Demokrat, yang mengupayakan agar subsidi kesehatan bagi 24 juta warga AS diperpanjang hingga melewati akhir tahun saat masa berlakunya habis.

Partai Republik di Senat setuju untuk mengadakan pemungutan suara terpisah terkait subsidi tersebut pada Desember, namun tidak ada jaminan RUU itu akan lolos di Senat.

Penjualan Eceran Melemah pada September, BI Optimistis Naik di Oktober 2025

Penjualan eceran nasional kembali mengalami tekanan pada September 2025. Berdasarkan hasil Survei Penjualan Eceran (SPE) Bank Indonesia (BI), aktivitas penjualan ritel turun 2,4% secara bulanan (month to month/MtM), berbalik arah setelah mencatatkan pertumbuhan 0,6% pada Agustus.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, mengungkapkan bahwa pelemahan tersebut terutama disebabkan oleh turunnya penjualan pada Subkelompok Sandang yang anjlok hingga 19,2% MtM. Selain itu, kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau juga terkoreksi 2,2%, sementara Perlengkapan Rumah Tangga Lainnya melemah 3,4%. "Penurunan pada Subkelompok Sandang menjadi faktor utama kontraksi penjualan eceran pada September," jelas Denny dalam keterangannya, Selasa (11/11/2025).

Meski demikian, tidak semua sektor mencatatkan pelemahan. Beberapa kelompok masih tumbuh positif, antara lain Peralatan Informasi dan Komunikasi yang naik 1,2% serta Suku Cadang dan Aksesori yang meningkat 1,4% secara bulanan. Hal ini menunjukkan adanya pergeseran pola konsumsi ke barang-barang utilitarian dan teknologi.

Secara tahunan (year on year/YoY), kinerja penjualan eceran justru mencatatkan pertumbuhan 3,7%, sedikit lebih tinggi dibandingkan 3,5% pada Agustus 2025. Kenaikan terutama ditopang oleh kelompok Suku Cadang dan Aksesori yang tumbuh 12,4%, diikuti Makanan, Minuman, dan Tembakau sebesar 5,4%, serta Barang Budaya dan Rekreasi yang naik 2,6%.

Ke depan, BI memperkirakan adanya perbaikan pada Oktober 2025. Indeks Penjualan Riil (IPR) diproyeksikan meningkat 4,3% YoY, melanjutkan tren positif dari bulan sebelumnya. "Peningkatan penjualan diperkirakan bersumber dari kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau, Barang Budaya dan Rekreasi, serta Perlengkapan Rumah Tangga Lainnya," ujar Denny.

Secara bulanan, penjualan ritel juga diperkirakan tumbuh 0,6% pada Oktober. BI menilai dorongan utamanya berasal dari naiknya permintaan masyarakat menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal. Fenomena musiman ini biasa mendorong konsumsi rumah tangga, terutama untuk kebutuhan sandang, makanan, dan perlengkapan rumah.

Dari sisi harga, BI memperkirakan adanya peningkatan tekanan inflasi dalam beberapa bulan mendatang. Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) Desember 2025 diproyeksikan mencapai 157,2, naik dari 134,6 pada periode sebelumnya. Tekanan ini akan berlanjut hingga Maret 2026 dengan proyeksi IEH 172,5, lebih tinggi dari 169,2 sebelumnya.

"Peningkatan ekspektasi harga sejalan dengan kenaikan permintaan menjelang perayaan Natal 2025 dan Idulfitri 2026," pungkas Denny. BI pun akan terus memantau dinamika konsumsi masyarakat dan harga barang eceran sebagai indikator utama daya beli dan inflasi domestik dalam jangka pendek.

DKI Jakarta Hapus Sanksi Pajak Kendaraan Hingga Akhir 2025, Begini Aturannya

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memberikan keringanan bagi para pemilik kendaraan bermotor. Melalui kebijakan terbaru, warga Ibu Kota dibebaskan dari sanksi administratif Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) hingga 31 Desember 2025.

Program ini mulai berlaku sejak 10 November 2025 dan dapat dimanfaatkan di seluruh kantor Samsat DKI Jakarta maupun melalui layanan digital. Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) DKI Jakarta, Lusiana Herawati, menjelaskan bahwa kebijakan tersebut merupakan arahan langsung Gubernur DKI Jakarta untuk memberikan kemudahan kepada masyarakat sekaligus meningkatkan kesadaran pajak.

"Ini adalah langkah kami untuk membantu masyarakat, sekaligus mendorong kesadaran pajak dan tertib administrasi kendaraan bermotor di Jakarta," ujar Lusiana dalam keterangan resmi, Selasa (11/11/2025).

Menariknya, pembebasan ini diberikan secara otomatis tanpa perlu pengajuan dari wajib pajak. Sistem informasi manajemen pajak daerah akan menyesuaikan data secara langsung, sehingga masyarakat cukup membayar pokok pajak tanpa dikenakan denda keterlambatan.

Kebijakan ini tidak hanya memberi keringanan bagi masyarakat, tetapi juga menjadi strategi Pemprov DKI untuk mempercepat realisasi penerimaan pajak daerah. Langkah tersebut diharapkan mampu menambah partisipasi wajib pajak sekaligus memberikan stimulus ekonomi menjelang tutup tahun.

Selain itu, Pemprov DKI juga berupaya memperkuat transparansi pelayanan publik dengan mempermudah akses pembayaran. Warga kini dapat melakukan pembayaran secara daring melalui aplikasi SIGNAL (Samsat Digital Nasional), tanpa perlu datang ke kantor Samsat. Fasilitas ini diharapkan mampu menghemat waktu dan memperluas jangkauan pelayanan pajak.

PHK AS Bertambah

Perusahaan swasta di AS memangkas rata-rata 11.250 pekerjaan per minggu selama empat minggu yang berakhir pada 25 Oktober 2025, mengindikasikan bahwa pasar tenaga kerja kehilangan momentum pada paruh kedua bulan itu dibandingkan dua minggu pertama, menurut laporan mingguan terbaru dari ADP Research.

Waktu rilis laporan sektor swasta ini menjadi sangat penting karena penutupan pemerintahan (government shutdown) yang kini memasuki bulan kedua telah menunda perilisan data ketenagakerjaan resmi pemerintah AS untuk September yang biasanya sangat diperhatikan pasar.

Menambah sinyal pelemahan, laporan terpisah dari Challenger, Gray & Christmas, Inc. minggu lalu menunjukkan bahwa perusahaan berbasis di AS mengumumkan 153.074 pemutusan hubungan kerja (PHK) pada Oktober, jumlah tertinggi untuk bulan tersebut sejak 2003.

Simak Rilis Data dan Agenda Hari Ini

Berikut sejumlah agenda dan rilis data yang terjadwal untuk hari ini:

  • Media gathering bersama Asisten Khusus Presiden Bidang Komunikasi dan Analisis Kebijakan di Jakarta

  • Media briefing perkembangan diplomasi penanganan produk udang dan cengkeh dengan pemangku kepentingan di Amerika Serikat bertempat di Ruang Rapat Utama Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Kota Jakarta Pusat

  • Rapat Kerja Komisi V DPR dengan Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Menteri Transmigrasi di ruang rapat Komisi V DPR, Senayan, Kota Jakarta Pusat

  • Rapat Dengar Pendapat Komisi VII DPR dengan Dirjen IKFT Kementerian Perindustrian dan asosiasi-asosiasi di ruang rapat Komisi VII DPR, Senayan, Kota Jakarta Pusat

  • Rapat Dengar Pendapat Komisi VII DPR dengan Dirjen ILMATE dan asosiasi-asosiasi di ruang rapat Komisi VII DPR, Senayan, Kota Jakarta Pusat

  • Bullion Connect 2025 : "Linking Mines to Markets - Laying the Groundwork for a Connected Bullion Future" di Ballroom The Gade Tower, Kota Jakarta Pusat

  • The Launching of Express Discharge dari Garda Medika yang akan dilaksanakan di Hotel Morrissey, Jakarta Pusat.


Berikut sejumlah agenda emiten di dalam negeri pada hari ini:

  • Tanggal cum Dividen Saham Asuransi Ramayana Tbk (ASRM)

  • RUPS PT Champ Resto Indonesia Tbk (ENAK)

  • RUPS Jembo Cable Company Tbk (JECC)

  • RUPS PT Carsurin Tbk (CRSN)

  • RUPS Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA)

  • RUPS PT Kapuas Prima Coal Tbk (ZINC)

  • RUPS BPD Nusa Tenggara Timur (Bank NTT)

  • Aula Fernandes Lt. 4 Kantor Gubernur NTT

  • Tanggal DPS Dividen Tunai Interim PT Triputra Agro Persada Tbk.

  • Tanggal DPS Dividen Tunai Interim PT Chandra Asri Pacific Tbk

  • Tanggal DPS Dividen Tunai Interim PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul Tbk

  • Tanggal DPS Dividen Tunai Interim PT Medco Energi Internasional Tbk

  • Tanggal ex Dividen Tunai Interim PT Avia Avian Tbk

  • Tanggal cum Dividen Tunai Interim Baramulti Suksessarana Tbk

  • Tanggal cum Dividen Tunai Interim Indo Tambangraya Megah Tbk

  • Tanggal cum Dividen Saham Asuransi Ramayana Tbk

  • Tanggal cum Dividen Saham Asuransi Ramayana Tbk




Berikut sejumlah indikator perekonomian nasional:





CNBC INDONESIA RESEARCH

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular