MARKET DATA

Rupiah Berotot, Mata Uang Asia Kompak Perkasa di Hadapan Dolar AS

ras,  CNBC Indonesia
06 December 2025 09:00
Petugas menjunjukkan mata uang Dolar Amerika Serikat (AS) dan Rupiah di VIP Money Changer, Jakarta, Kamis (25/9/2025). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Foto: Petugas menjunjukkan mata uang Dolar Amerika Serikat (AS) dan Rupiah di VIP Money Changer, Jakarta, Kamis (25/9/2025). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat tipis dalam sepekan. Sejalan dengan itu, sejumlah mata uang Asia juga bergerak menguat yang didorong oleh melemahnya dolar AS di tengah meningkatnya ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh The Federal Reserve (The Fed).

Merujuk data Refinitiv, rupiah ditutup di level Rp16.635/US$ pada perdagangan terakhir pekan ini, Jumat (5/12/2025) atau menguat 0,03%. Secara kumulatif, rupiah berhasil menguat 0,09% secara mingguan.

Sepanjang pekan ini, rupiah bergerak dalam rentang level Rp16.610-Rp16.670/US$.



Meski mencatat kinerja positif, rupiah bukan menjadi mata uang dengan penguatan terbesar di kawasan Asia. Penguatan rupiah tercatat berada di tengah jika dibandingkan dengan mata uang lainnya di Asia.

Mata uang dari dua negara tetangga RI memimpin laju penguatan mata uang Asia terhadap greenback. Baht Thailand mampu perkasa dengan apresiasi 0,78% terhadap dolar AS. Sementara ringgit Malaysia pun mendominasi dengan kenaikan 0,56% sepanjang pekan.

Selanjutnya ada yen Jepang yang ikut menguat sebesar 0,52% dan dolar Taiwan yang mampu menguat 0,33%.

Setelahnya rupiah dengan apresiasi 0,09% dan yuan China dengan kenaikan 0,08%. Terakhir ada dong Vietnam yang mampu terapresiasi 0,02%.

Di sisi lain, ada dolar Singapura, won Korea, peso Filipina, dan rupee India yang masing-masing turun 0,02%; 0,4%; 0,53%; dan 0,65% terhadap dolar AS.

Pergerakan mayoritas mata uang Asia, termasuk rupiah, tidak dapat dilepaskan dari dinamika dolar AS di pasar global. Sepanjang pekan ini, indeks dolar AS (DXY) turun 0,45% ke 98,992 akibat meningkatnya keyakinan bahwa The Federal Reserve (The Fed) akan memangkas suku bunga pada pertemuan Desember mendatang.

Para pelaku pasar mencermati petunjuk tentang prospek kebijakan The Federal Reserve menjelang pertemuan pada Desember yang diperkirakan akan memangkas suku bunga pamungkas pada 2025.

"Imbal hasil yang lebih tinggi membatasi sedikit kenaikan untuk emas, dan indeks dolar umum memberikan sedikit dukungan," ujar analis Marex, Edward Meir dikutip Sabtu (6/12/2025).

Imbal hasil acuan obligasi pemerintah AS 10 tahun naik, sementara indeks dolar AS (DXY) mencapai level terendah dalam satu bulan, membuat emas lebih terjangkau bagi pembeli luar negeri.

Komentar dovish dari beberapa pejabat Fed semakin memicu ekspektasi pelonggaran moneter.
Alat FedWatch CME menunjukkan kemungkinan 87,2% pemotongan suku bunga 25 basis poin pada pertemuan Fed tanggal 9-10 Desember.



CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(ras/ras)



Most Popular