Newsletter

Awas! Badai dari China Bisa Rusak Pesta Pencapaian Setahun Prabowo

Gelson Kurniawan, CNBC Indonesia
21 October 2025 06:18
ilustrasi trading
Foto: Presiden Prabowo Subianto saat menghadiri Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Jakarta, Senin (20/10/2025). (YouTube/Sekretariat Presiden)
  • IHSG mengalami kenaikan signifikan, sementara SBN dan Rupiah stagnan.
  • Wall Street kompak menguat ditopang kenaikan saham Apple
  • Investor terpantau masih menunggu keputusan dari Rapat Dewan Gubernur BI serta data ekonomi dunia

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan Indonesia membuka pekan ini dengan gairah yang luar biasa. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sukses menembus level psikologis baru di atas 8.000, ditopang oleh aksi borong investor terhadap saham-saham perbankan berkapitalisasi besar.

Pasar keuangan hari ini diharapkan kompak menguat. Selengkapnya mengenai proyeksi dan sentimen pasar hari ini bisa dibaca pada halaman 3 artikel ini.

Pada penutupan perdagangan Senin (20/10/2025), IHSG meroket 2,19% dan parkir di level rekor 8.088,98. Indeks melesat dari posisi pembukaan di 7.915,66 walaupun sempat mencapai titik tertingginya pada sesi kedua mencapai ke level 8.117,27 dengan nilai transaksi yang sangat tebal mencapai Rp 22,83 triliun sepanjang hari.

Penguatan ini sejalan dengan apresiasi nilai tukar rupiah, menandakan kembalinya kepercayaan investor terhadap aset dalam negeri dengan data tercatat bahwa net foreign buy sebesar Rp529,77 milyar. Berdasarkan pencatatan, 199 emiten mengalami penurunan, 229 tidak bergerak, dan 528 mengalami kenaikan.

Aktor utama di balik reli IHSG kali ini adalah saham-saham perbankan yang menjadi buruan utama investor. PT Bank Central Asia (BBCA) (+5.00%) dengan nilai transaksi 3,11 triliun menarik IHSG sebesar 35,06 poin menjadi yang paling menopang kenaikan kinerja IHSG pada hari ini 

Mengekor di belakangnya, ada PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) (+6,17%) dan PT Bank Rakyat Indah (BBRI) (+5,14%) dengan nilai transaksi masing-masing sebesar Rp 1,67 triliun dan Rp 1,46 triliun. Masing - masing emiten menyumbang poin sebesar 29,35 dan 20,64 secara berurutan.

Hari ini ditutup dengan kenaikan sektor finansial 3,38% diikuti dengan transport sebesar 3,10%, energi sebesar 2,76%, industri di angka 2,45%, konsumer di angka 1,94%, dan properti pada level 1,67% pada penutupan pasar hari ini.

Dominasi saham perbankan ini mencerminkan keyakinan investor terhadap prospek fundamental ekonomi Indonesia. Sebagai proksi utama kesehatan ekonomi, kinerja sektor perbankan yang solid dianggap sebagai cerminan dari daya beli masyarakat yang terjaga, pertumbuhan kredit yang stabil, dan profitabilitas emiten yang kokoh.

Di luar perbankan, tingginya minat pada saham seperti PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) dengan nilai transaksi sebesar Rp 838 milyar dan PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) dengan nilai transaksi sebesar Rp 812 milyar. Hal juga menunjukkan bahwa selera risiko investor mulai menyebar ke sektor lain yang memiliki katalis pertumbuhan unik.

Sentimen positif tidak berhenti di lantai bursa. Di pasar valuta, nilai tukar rupiah menunjukkan keperkasaannya dengan menguat tipis ke level Rp 16.570 per dolar AS, membaik dari posisi penutupan Jumat lalu di Rp 16.575 per dolar AS.

Kenetralan ini mengindikasikan adanya sikap investor yang masih wait and see terhadap kebijakan suku bunga Bank Indonesia yang akan ditentukan pada pekan ini. Sama halnya seperti yang dapat dilihat di perubahan yield SBN 10Y yang hanya mengalami sedikit peningkatan.

Pasar Surat Berharga Negara (SBN) menunjukkan dinamika yang sedikit kontras. Imbal hasil (yield) SBN tenor 10 tahun tercatat naik tipis ke level 5,947%.

Kenaikan yield-yang berarti harga obligasi sedikit terkoreksi-bisa jadi mengindikasikan adanya sebagian investor yang melakukan rotasi aset.

Di tengah euforia pasar saham yang menawarkan potensi keuntungan lebih tinggi, beberapa pelaku pasar mungkin mengalihkan dananya dari aset pendapatan tetap yang lebih aman ke aset ekuitas yang lebih berisiko, sebuah fenomena yang wajar terjadi saat sentimen risk-on mendominasi.


Dari pasar saham Amerika Serikat (AS), bursa Wall Street kompak menguat pada perdagangan Senin atau Selasa dini hari waktu Indonesia.

Saham menguat didorong oleh kenaikan saham Apple serta di tengah penantian investor menantikan kemungkinan berakhirnya penutupan pemerintah AS yang sedang berlangsung.

Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup naik 515,97 poin, atau 1,12%, ke 46.706,58. S&P 500 juga menguat 1,07% ke 6.735,13, sementara Nasdaq Composite menanjak 1,37% ke 22.990,54.

Apple memimpin kenaikan bursa dengan naik hampir 4% ke penutupan tertinggi sepanjang masa, setelah mendapatkan rekomendasi beli (buy) dari Loop Capital, yang sebelumnya merekomendasikan tahan (hold).

Shutdown yang telah memasuki hari ke-20 kemungkinan akan segera berakhir. Direktur National Economic Council, Kevin Hassett, mengatakan dia percaya Demokrat "moderate" akan bersatu minggu ini untuk mencapai kesepakatan, dan bahwa Gedung Putih siap mengambil langkah lebih tegas untuk mengakhiri shutdown jika tidak ada kesepakatan minggu ini.

Awal musim laporan laba kuartal yang lebih baik tampaknya juga meningkatkan sentimen, bersamaan dengan antisipasi investor terhadap kemungkinan penurunan suku bunga seperempat poin lagi pada pertemuan The Federal Reserve akhir Oktober.

Menurut Bank of America. setelah minggu pertama musim laporan laba, 76% dari 58 perusahaan S&P 500 yang telah merilis hasil melebihi ekspektasi laba, jauh melampaui rata-rata minggu pertama sebesar 68% dan sedikit lebih tinggi dibanding kuartal sebelumnya sebesar 73%.

Minggu ini, beberapa perusahaan besar diperkirakan akan melaporkan hasil kuartalan. Netflix, Coca-Cola, Tesla, dan Intel termasuk di antaranya. Investor berharap laba akan terus kuat, yang mungkin menutupi tantangan di lanskap makroekonomi.

Investor juga mulai melupakan kekhawatiran terkait risiko kredit yang sebelumnya memicu kepanikan pasar pada Kamis.

Pasar panik setelah Zions Bancorporation dan Western Alliance mengumumkan masalah terkait pinjaman macet, sehingga saham beberapa bank besar dan regional turun sebelum akhirnya rebound pada hari Jumat. Saham Zions, yang akan melaporkan laba setelah penutupan, dan Western Alliance mengalami kenaikan pada sesi Senin, masing-masing naik 4%.

"Pasar mulai keluar dari masalah terkait drama tarif dengan China dan kebuntuan penutupan pemerintah, dan kini lebih fokus pada kebijakan moneter dan laporan laba, yang keduanya jauh lebih positif dan signifikan," kata Jamie Cox, mitra pengelola di Harris Financial Group.

Menteri Keuangan Scott Bessent juga mengatakan pada Jumat bahwa ia percaya situasi telah mereda dengan China dan kemungkinan akan bertemu dengan Wakil Perdana Menteri China He Lifeng dalam minggu depan.

Komentar ini menunjukkan kepada para pedagang bahwa ancaman Trump untuk mengenakan tarif tambahan 100% pada impor Tiongkok mulai 1 November mungkin tidak akan terjadi.

Pergerakan pasar hari ini diharapkan berada di jalur positif meskipun ada kabar kurang sedap dari China. Sejumlah sentimen dari dalam negeri diharapkan ikut menopang pasar hari ini.

Berikut sejumlah sentimen pasar hari ini:


Rapat Dewan Gubernur BI
Bank Indonesia akan menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada Selasa dan Rabu pekan ini (21-22/10/2025). Setelah memangkas suku bunga secara agresif, investor kini menunggu langkah kebijakan suku bunga berikutnya dari BI.

Sebagai catatan, BI sudah memangkas suku bunga secara agresif sebanyak lima kali pada tahun ini sebesar 125 bs menjadi 4,75% pada September 2025.

Gubernur BI Perry Warjiyo pada RDG bulan lalu menyampaikan pemangkasan suku bunga merupakan bagian dari upaya untuk mendongkrak pertumbuhan.

Secara khusus, suku bunga Deposit Facility diturunkan sebesar 50 bps menjadi 3,75% untuk memicu kredit bank.


Gebrakan Kejagung: Uang Korupsi CPO Rp 13,2 Triliun Masuk Kas Negara

Di sektor penegakan hukum, upaya pemberantasan korupsi kembali menunjukkan hasil konkret yang berdampak langsung pada kesehatan fiskal negara. Kejaksaan Agung (Kejagung) secara resmi telah menyelesaikan proses hukum dan menyerahkan uang hasil sitaan dari mega kasus korupsi tata niaga ekspor minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) senilai total Rp 13,2 triliun kepada Kementerian Keuangan.

Dana raksasa ini tidak lagi mengendap di rekening penampungan, melainkan langsung disetorkan ke kas negara untuk dimanfaatkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Langkah ini merupakan sebuah terobosan penting, memastikan bahwa aset negara yang berhasil diselamatkan dapat segera digunakan untuk membiayai program-program pembangunan yang bermanfaat bagi publik, seperti infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan.

Dari total nilai sitaan tersebut, kontribusi terbesar datang dari Wilmar Group, salah satu korporasi raksasa di industri kelapa sawit. Penyerahan ini menjadi bukti keseriusan aparat dalam menindak tidak hanya individu, tetapi juga korporasi yang terlibat dalam praktik ilegal.

Bagi pasar dan investor, langkah tegas ini mengirimkan sinyal positif mengenai perbaikan iklim hukum dan kepastian berusaha di Indonesia.

Presiden Prabowo Subianto bersama beberapa Kabinet Menteri Merah Putih dan Jaksa Agung, ST Burhanuddin dalam Penyerahan Uang Pengganti Kerugian Negara, di Kejaksaan Agung, Jakarta, Senin (20/10/2025). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)Foto: Presiden Prabowo Subianto bersama beberapa Kabinet Menteri Merah Putih dan Jaksa Agung, ST Burhanuddin dalam Penyerahan Uang Pengganti Kerugian Negara, di Kejaksaan Agung, Jakarta, Senin (20/10/2025). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Presiden Prabowo Subianto bersama beberapa Kabinet Menteri Merah Putih dan Jaksa Agung, ST Burhanuddin dalam Penyerahan Uang Pengganti Kerugian Negara, di Kejaksaan Agung, Jakarta, Senin (20/10/2025). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Pencapaian Setahun Prabowo

Tepat satu tahun masa kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto pada Senin kemarin, pemerintah merilis serangkaian data makroekonomi yang menjadi sorotan utama. Angka kemiskinan dan tingkat pengangguran terbuka (TPT) diklaim berhasil ditekan hingga menyentuh level terendah dalam sejarah Indonesia.

Pencapaian ini menjadi sebuah modal sosial dan politik yang kuat di tengah tantangan ekonomi global yang masih bergejolak. Pemerintah mengatribusikan keberhasilan ini pada kombinasi beberapa faktor.

Pertama, kebijakan pemulihan ekonomi yang konsisten pasca-pandemi terus membuahkan hasil, mendorong aktivitas bisnis dan konsumsi rumah tangga. Kedua, berbagai program bantuan sosial yang digulirkan dinilai lebih tepat sasaran dalam menjaga daya beli masyarakat lapisan bawah. Ketiga, aliran investasi yang masuk, baik dari dalam maupun luar negeri, berhasil menciptakan lapangan kerja baru di berbagai sektor.

Menjaga stabilitas harga dan daya beli masyarakat dari ancaman inflasi, serta memastikan kualitas lapangan kerja yang tercipta agar dapat memberikan pendapatan yang layak dan berkelanjutan, menjadi pekerjaan rumah utama yang harus diselesaikan. 

Sebagai salah satu program andalan dan janji kampanye utama, Program Makan Bergizi Gratis (MBG) terus menunjukkan progres implementasi yang masif dan menjadi pusat perhatian dalam evaluasi setahun pemerintahan. 

Berikut beberapa pencapaian setahun Prabowo:

Waspada! Ekonomi China Tumbuh Lesu 4,8%, Ancam Ekspor RI

Dari panggung ekonomi global, kabar kurang menggembirakan datang dari China yang berpotensi mengirimkan sentimen negatif ke pasar domestik. Ekonomi negara mitra dagang terbesar Indonesia itu dilaporkan tumbuh lebih lambat dari perkiraan, hanya mencapai 4,8% pada kuartal terakhir.

Angka ini dianggap "suram" dan berada di bawah ekspektasi pasar, menandakan bahwa mesin penggerak ekonomi terbesar kedua di dunia itu tengah menghadapi tantangan struktural yang serius.

Perlambatan ini disinyalir dipicu oleh beberapa faktor, terutama krisis properti berkepanjangan yang tak kunjung usai dan menekan sektor konstruksi serta keuangan. Selain itu, lemahnya permintaan domestik dan tingkat kepercayaan konsumen yang rendah juga menjadi penghambat utama.

Bagi Indonesia, kondisi ini adalah sebuah alarm. Pelemahan ekonomi Tiongkok berisiko tinggi menekan permintaan terhadap komoditas andalan ekspor Indonesia, seperti batu bara, nikel, CPO, dan produk industri lainnya.

Penurunan permintaan ini pada gilirannya dapat memperlemah neraca perdagangan, menekan nilai tukar rupiah, dan mempengaruhi kinerja emiten berbasis komoditas di lantai bursa.

China Tahan Suku Bunga

Bank Rakyat China (PBoC) mempertahankan suku bunga pinjaman utama pada rekor terendah untuk bulan kelima berturut-turut pada Oktober, sesuai dengan ekspektasi pasar.

Keputusan ini mengikuti langkah bank sentral sebelumnya yang mempertahankan suku bunga reverse repo tujuh hari-yang kini berfungsi sebagai suku bunga kebijakan utama-tidak berubah pada pekan lalu, di tengah langkah Federal Reserve AS yang kembali melonggarkan kebijakan moneter pada September dan ketegangan perdagangan antara Tiongkok dan AS yang masih berlanjut.

Suku bunga pinjaman acuan satu tahun (Loan Prime Rate/LPR), yang menjadi patokan bagi sebagian besar pinjaman korporasi dan rumah tangga, tetap di 3,0%, sementara LPR lima tahun, yang menjadi acuan bagi suku bunga hipotek, dipertahankan di 3,5%. Kedua suku bunga tersebut terakhir kali diturunkan sebesar 10 basis poin pada bulan Mei.

 

Negosiasi Tarif dengan AS Tertunda Efek Isu Shutdown

Kabar penting lainnya datang dari Washington D.C. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, memberikan pembaruan mengenai jadwal negosiasi dagang, khususnya terkait tarif, dengan pemerintahan Donald Trump yang kembali berkuasa. Airlangga mengungkapkan bahwa proses perundingan yang telah dijadwalkan kemungkinan besar akan mengalami penundaan.

Penyebab utamanya adalah dinamika politik internal di Amerika Serikat, di mana terdapat potensi terjadinya *government shutdown* atau penghentian sebagian layanan pemerintah akibat belum disepakatinya anggaran federal.

Isu ini menjadi krusial karena Amerika Serikat merupakan salah satu pasar ekspor non-tradisional terbesar dan paling strategis bagi produk-produk manufaktur Indonesia. Penundaan negosiasi berarti ketidakpastian mengenai kebijakan tarif akan berlanjut lebih lama.

Hal ini dapat mempengaruhi strategi bisnis dan keputusan investasi para eksportir nasional yang telah berorientasi untuk memperluas pasar ke Negeri Paman Sam. Pemerintah Indonesia kini dalam posisi siaga sembari terus memonitor situasi politik di AS.

Kilang Terbesar Hadir Bulan Depan

Sebuah kabar monumental datang dari sektor energi nasional. Bulan depan, Indonesia dijadwalkan akan mengoperasikan kilang minyak terbesarnya dalam sejarah, sebuah megaproyek strategis milik PT Pertamina (Persero).

Kehadiran fasilitas raksasa ini dipandang sebagai game-changer yang akan menjadi tulang punggung baru bagi ketahanan energi dan perekonomian negara.

Selama ini, impor BBM telah menjadi salah satu beban struktural terberat bagi ekonomi Indonesia, terus-menerus menguras cadangan devisa dan memberikan tekanan pada neraca transaksi berjalan. Kilang baru ini dirancang secara spesifik untuk menjawab tantangan tersebut dengan memangkas ketergantungan pada pasokan energi dari luar negeri secara drastis.

Dampaknya pun diperkirakan sangat signifikan. Dengan peningkatan kapasitas produksi domestik, negara berpotensi menghemat devisa hingga puluhan triliun rupiah per tahun, yang akan memperkuat stabilitas rupiah dan memberikan ruang fiskal.

Lebih dari itu, proyek ini akan membuat Indonesia lebih tangguh menghadapi gejolak harga minyak global sambil menciptakan ribuan lapangan kerja baru, menandai sebuah tonggak sejarah dalam perjalanan menuju kemandirian energi.

Simak Rilis Data dan Agenda Hari Ini:

Berikut sejumlah agenda dan rilis data pada hari ini:

  • TOD Forum 2025 di Museum Mandiri, Kota Tua, Jakarta. Turut hadir antara lain Gubernur DKI Jakarta dan Direktur Utama MRT Jakarta

  • Town Hall Meeting Satu Tahun Kemenko Pangan: Setahun Bekerja, Pangan Swasembada, Negara Berdaya yang digelar di Ballroom Gedung Graha Mandiri, Jakarta Pusat

  • Public Expose Insidentil PT Solusi Sinergi Digital Tbk. (WIFI) di Ballroom 3, InterContinental Jakarta, Pondok Indah, Jakarta Selatan

  • Media briefing peresmian HSBC Wealth Center di kantor HSBC Indonesia, WTC 1, Jakarta Selatan. Narasumber: International Wealth and Premier Banking Director at HSBC Indonesia

  • Diskusi Publik: Satu Tahun Prabowo:

    Harapan Deregulasi dan Masa Depan Industri Hasil Tembakau bertempat di RGE Lounge Lantai 29 Menara KADIN, Jakarta Selatan. Turut hadir antara lain Ketua Komisi XI DPR dan Wakil Menteri Perindustrian

  • Public Expose Insidentil PT Solusi Sinergi Digital Tbk. (WIFI) di Ballroom 3, InterContinental Jakarta, Pondok Indah, Jakarta Selatan

  • Pidato Presiden European Central Bank 
  • Swiss M3 Money Supply

Berikut sejumlah agenda emiten di dalam negeri pada hari ini :

  • RUPS Organon Pharma Indonesia Tbk
  • RUPS Prima Globalindo Logistik Tbk
  • Tanggal pembayaran dividen tunai interim Unggul Indah Cahaya Tbk
  • Tanggal DPS dividen tunai interim Cisarua Mountain Dairy Tbk
  • Tanggal cum dividen tunai interim Formosa Ingredient Factory Tbk

Berikut sejumlah indikator perekonomian nasional

-

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular