
Banjir Duit Asing! IHSG Siap Kobarkan Merdeka di Puncak Tertinggi

Dari pasar saham AS, bursa Wall Street kembali berpesta pora pada perdagangan Rabu atau Kamis dini hari waktu Indonesia.
Saham-saham AS menguat melanjutkan momentum kenaikan terbaru seiring ekspektasi penurunan suku bunga Federal Reserve (The Fed) terus mendorong indeks-indeks utama mencetak rekor tertinggi sepanjang masa.
Dow Jones Industrial Average naik 463,66 poin atau 1,04% menjadi 44.922,27. S&P 500 menguat 0,32% dan ditutup di level 6.466,58, sementara Nasdaq Composite menanjak 0,14% ke 21.713,14. Kedua indeks tersebut mencetak rekor penutupan tertinggi untuk hari kedua berturut-turut.
Saham AMD melonjak 5,4% memimpin kenaikan di sektor teknologi. Apple juga menguat 1,6%. Sementara itu, saham Paramount Skydance melesat 36,7%.
Kenaikan ini terjadi setelah sesi perdagangan yang memecahkan rekor pada Selasa. Lonjakan dipicu oleh laporan inflasi yang lebih rendah dari perkiraan sehingga memberi harapan kepada investor bahwa The Fed akan memangkas suku bunga pada September.
Berdasarkan data perdagangan dari CME's FedWatch Tool, pelaku pasar kini memperkirakan peluang 95,8% terjadinya penurunan suku bunga pada rapat The Fed di September.
Ross Mayfield, analis strategi investasi di Baird, juga menyoroti kinerja laporan keuangan kuartal II yang kuat sejauh ini sebagai katalis lain bagi pasar. Meski laju rilis laporan keuangan melambat beberapa hari terakhir, pekan depan akan kembali ramai dengan jadwal rilis dari sejumlah raksasa ritel.
"Ini adalah musim laporan keuangan yang sangat mengesankan, yang menunjukkan ketangguhan korporasi di tengah berbagai tantangan yang kita lihat sepanjang musim panas," ujarnya kepada CNBC International.
"Selain itu, kita juga melihat persebaran kenaikan saham yang cukup merata." Imbuhnya.
Investor melakukan rotasi keluar dari saham-saham megacap "Magnificent Seven" menuju saham-saham berkapitalisasi lebih kecil, di mana Russell 2000 naik 2% pada Rabu. Saham-saham small-cap diuntungkan dari suku bunga yang lebih rendah karena hal itu menurunkan biaya modal dan berpotensi meningkatkan belanja konsumen.
Laporan indeks harga produsen (producer price index) untuk inflasi grosir pada Kamis akan memberikan data ekonomi tambahan. Laporan tersebut hadir menjelang pertemuan tahunan The Fed di Jackson Hole pada 21-23 Agustus, yang juga dapat membentuk ekspektasi terhadap langkah kebijakan bank sentral selanjutnya.
Wolfe Research menilai bahwa musim laporan keuangan yang solid turut memperkuat kondisi fundamental perekonomian AS.
"Dengan kebijakan AS (tarif dan moneter) yang sangat fluktuatif sepanjang kuartal, kami melihat hasil ini sebagai sangat kuat," tulis Chris Senyek, Kepala Strategi Investasi Wolfe Research.
Dia menambahkan meskipun volatilitas tarif sempat menekan prospek laba S&P 500 setelah Liberation Day pemerintahan Trump, perkiraan laba telah bangkit kembali seiring perusahaan terus melampaui ekspektasi dan memberikan panduan prospek yang solid.
Volatilitas musiman akan meningkat dalam beberapa pekan mendatang yang menjadi gambaran fundamental bagi saham tetap kuat, terutama karena ada dorongan sekuler yang kokoh, seperti narasi belanja AI yang masih bertahan.
(tsn/tsn)