Newsletter

Dana Asing Mengalir Deras & Rebalancing MSCI Jelas: Ayo IHSG Bangkit!

Susi Setiawati, CNBC Indonesia
08 August 2025 06:14
bursa asia
Foto: ist
  • Pasar keuangan Indonesia bergerak beragam, IHSG melemah sementara rupiah menguat
  • Wall Street berakhir beragam, hanya Nasdaq yang menguat
  • Data ekonomi dan rebalancing MSCI akan menjadi penggerak pasar hari ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Lagi-lagi pergerakan pasar keuangan tak sejalan. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mendarat di zona merah, sementara pergerakan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) parkir di zona penguatan. Jelang pengumuman rebalancing MSCI, pasar saham justru cenderung melemah pada perdagangan sebelumnya.

IHSG diperkirakan akan ditutup happy ending pada akhir perdagangan pekan ini, lantaran kabar dari rebalancing MSCI yang akan rilis dapat menjadi booster bagi pasar saham hari ini. Selengkapnya mengenai sentimen dan proyeksi pasar hari ini dapat dibaca pada halaman 3 pada artikel ini. Dan para investor juga dapat mengintip agenda dan rilis data yang terjadwal untuk hari ini baik dalam negeri dan luar negeri pada halaman 4.

IHSG pada perdagangan Kamis (7/8/2025) ditutup melemah 0,18% di level 7.490,18. Pelemahan tersebut mendorong IHSG meninggalkan level psikologis 7.500. Kini IHSG tengah berada di area konsolidasi alias fase akumulasi secara minor trend.

Sebanyak 353 saham turun, 286 naik, dan 317 tidak bergerak. Nilai transaksi mencapai Rp 16,47 triliun yang melibatkan 34,83 miliar saham dalam 2,02 juta kali transaksi. Kapitalisasi pasar pun merosot jadi Rp 13.434 triliun. Investor asing melanjutkan net buy sebesar Rp 666,09 miliar.

Mengutip Refinitiv, sektor teknologi menyeret IHSG ke bawah menjelang akhir sesi II. Hal ini seiring saham emiten konglomerat Toto Sugiri PT DCI Indonesia Tbk (DCII) yang merosot 10% ke level 312.300. Saham DCII berkontribusi 37,38 indeks poin terhadap IHSG.

Sebagai informasi, sebelumnya Bursa Efek Indonesia menggembok saham DCII selama lebih dari sepekan. Suspensi tersebut dilakukan seiring dengan kenaikan saham DCII yang mencapai lebih dari 100% dalam waktu sepekan.

Pada Rabu (6/8/2025), Bursa membuka suspensi saham DCII tetapi diperdagangkan dengan mekanisme full call auction (FCA). Pada hari pertama FCA, DCII menutup perdagangan dengan kenaikan 10%.

Selain DCII, saham-saham Prajogo Pangestu juga menjadi pemberat IHSG hari ini. PT Barito Pacific Tbk (BRPT) menyumbang 6,83 indeks poin terhadap koreksi IHSG, CDIA -4,11 indeks poin, dan CUAN -2,88 indeks poin.

Adapun saham yang berkontribusi positif terbesar kepada IHSG pada perdagangan kemarin adalah PT Amman Mineral International Tbk (AMMN). Saham emiten tambang Salim tersebut naik 16,17% dan menyumbang 42,29 indeks poin.

Sementara itu, bursa Asia-Pasifik mayoritas ditutup menguat. Indeks Nikkei 225 di Jepang naik 0,65%, sedangkan Topix naik 0,72%. Di Korea Selatan, Kospi naik 0,92%, dan Kosdaq naik 0,29%.

Hang Seng Indeks di Hong Kong naik 0,69% ke level 25.081, sementara S&P/ASX 200 di Australia turun 0,14%.

Beralih ke rupiah, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Kamis (7/8/2025) ditutup menguat 0,43% di level Rp16.285/US$1. Penguatan tersebut menjadi penguatan rupiah selama 4 hari beruntun terhadap dolar AS.

Penguatan rupiah pada perdagangan kemarin didorong oleh pelemahan indeks dolar AS. Pada perdagangan kemarin Rabu (6/8/2025), DXY tercatat turun 0,61% dan tren pelemahan tersebut masih berlanjut.

Melemahnya greenback menjadi angin segar bagi mata uang negara berkembang, termasuk rupiah yang selama ini dikenal sangat sensitif terhadap pergerakan dolar AS.

Pelemahan dolar AS terjadi karena meningkatnya ekspektasi pasar bahwa Federal Reserve (The Fed) akan segera memangkas suku bunga acuan. Ekspektasi ini muncul setelah rilis data tenaga kerja dan Purchasing Managers' Index (PMI) AS yang berada di bawah ekspektasi pasar.

Saat ini, pelaku pasar memperkirakan peluang pemangkasan suku bunga The Fed sebesar 25 basis poin mencapai 95% pada pertemuan FOMC 16-17 September 2025, dan sebesar 68% pada pertemuan berikutnya yang dijadwalkan pada 28-29 Oktober 2025.

Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) baru saja merilis data yang menunjukkan posisi cadangan devisa Indonesia tetap tinggi pada akhir Juli 2025, yakni sebesar US$152,0 miliar. Meskipun sedikit menurun dibandingkan posisi akhir Juni 2025 yang sebesar US$152,6 miliar, angka tersebut tetap mencerminkan ketahanan eksternal Indonesia yang kuat.

Adapun dari pasar obligasi Indonesia, pada perdagangan Kamis (7/8/2025) imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) tenor 10 tahun melemah ke 6,443%. Sebagai informasi,  imbal hasil obligasi yang melemah menandakan bahwa para pelaku pasar sedang kembali mengumpulkan SBN.

Dari pasar saham AS, bursa Wall Street berakhir beragam pada perdagangan Kamis atau Jumat dini hari waktu Indonesia.

Indeks Dow Jones Industrial Average melepas keuntungannya dan ditutup lebih rendah karena investor mengambil keuntungan dari reli yang solid sepanjang pekan ini.

Indeks Dow yang terdiri dari 30 saham turun 224,48 poin atau 0,51% dan ditutup di level 43.968,64. S&P 500 melemah 0,08% dan berakhir di 6.340,00.

Sementara itu, Nasdaq Composite naik 0,35% dan ditutup di 21.242,70.

Indeks-indeks utama mengalami fluktuasi tajam selama sesi perdagangan, dengan Dow sempat naik lebih dari 300 poin di level tertingginya, dan turun lebih dari 390 poin di level terendahnya.

 

Penurunan indeks Dow dipengaruhi oleh turunnya saham Caterpillar sebesar 2,5% setelah produsen alat berat tersebut memperingatkan dampak tarif terhadap bisnisnya.

Saham Eli Lilly juga menjadi salah satu yang paling melemah, turun sekitar 14% setelah hasil uji coba tahap akhir dari obat obesitasnya mengecewakan investor.

Padahal, perusahaan farmasi tersebut membukukan hasil keuangan kuartal kedua yang melampaui ekspektasi Wall Street dan meningkatkan proyeksi kinerja tahunannya.

Saham awalnya menguat pada Kamis setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan sehari sebelumnya bahwa ia akan memberlakukan tarif 100% atas chip semikonduktor impor tetapi tidak berlaku bagi perusahaan yang "membangun di Amerika Serikat."


Pengumuman tersebut mendorong saham-saham semikonduktor utama seperti Advanced Micro Devices naik 5,7%. ETF semikonduktor VanEck (SMH) melonjak lebih dari 1%.

Saham Apple naik sekitar 3% setelah produsen iPhone tersebut mengumumkan rencana tambahan pengeluaran sebesar $100 miliar untuk perusahaan dan pemasok AS dalam empat tahun ke depan. Ini di luar pengumuman sebelumnya senilai US$500 miliar yang dibuat Apple pada bulan Februari.

 

Pasar sejauh ini cenderung mengabaikan tarif "resiprokal" yang diberlakukan oleh pemerintahan Trump dan mulai berlaku Kamis ini.

Selain itu, data ekonomi terbaru, termasuk klaim pengangguran mingguan, mengindikasikan bahwa ekonomi AS mungkin masih dalam kondisi yang cukup kuat. Hal ini muncul setelah laporan ketenagakerjaan bulan Juli yang lebih lemah dari perkiraan sempat mengguncang pasar minggu lalu.

"Ada banyak hal yang harus dicerna terkait tarif dan perdagangan saat ini, dan biasanya ketika ada komplikasi makro yang belum langsung berdampak negatif terhadap ekonomi atau laba, pasar... cenderung menyingkirkannya dulu," kata Anthony Saglimbene, Kepala Strategi Pasar di Ameriprise, kepada CNBC International.

Dia memperkirakan dampak dari tarif Trump baru akan mulai terlihat dalam data ekonomi pada musim gugur.

Indeks-indeks utama berada di jalur untuk membukukan penguatan sepanjang pekan ini. Hingga Kamis, indeks S&P 500 telah menanjak 1,6%, indeks Dow Jones berpotensi mencatatkan kenaikan 0,9%, dan Nasdaq Composite diperkirakan akan melesat 2,9%

Jumat ini merupakan hari perdagangan pasar keuangan Tanah Air. Hasil rebalancing MSCI diharapkan bisa menjadi booster bagi pasar saham hari ini usai pelemahan yang terjadi pada perdagangan kemarin.

Meski hari terakhir perdagangan, hari ini masih terdapat beberapa data ekonomi yang dapat menjadi pendorong penguatan pasar keuangan di akhir pekan.

Inflow di Pasar Saham

Tiga hari perdagangan beruntun asing mencatat net buy  Rp1 triliun lebih,

Merujuk data Bursa Efek Indonesia (BEI) statistik, sudah dua hari terakhir ini asing masuk ke Indks Harga Saham Gabungan (IHSG). Rinciannya, pada Selasa (5/8/2025), foreign net buy di keseluruhan pasar tercatat Rp552,4 miliar, kemudian berlanjut sehari setelahnya Rabu (6/8/2025)) sebesar Rp 433,74 miliar dan Kamis kemarin sebesar Rp 666,09 miliar

Kalau ditotal dari transaksi tiga hari itu senilai Rp 1,65 triliun. Pencapaian ini terbilang luar biasa mengingat IHSG hampir selalu mencatat net sell sepanjang Juli 2025.


Rebalancig MSCI

Rebalancing indeks adalah proses penyesuaian kembali komposisi saham-saham dalam suatu indeks saham, agar tetap mencerminkan tujuan, kriteria, atau metodologi yang ditetapkan oleh penyusun indeks.

Momen ini penting, karena perubahan konstituen bisa berdampak langsung terhadap arus dana asing dan harga saham-saham terkait.

Berdasarkan dokumen MSCI Global Small Cap Indexes - August 07, 2025, berikut adalah perubahan untuk MSCI Indonesia Index (subset kecil menengah):

Penambahan:

  • Dian Swastatika Sentosa (DSSA)
  • Petrindo Jaya Kreasi (CUAN)

Penghapusan:

  • Alamtri Res Indonesia (ADRO)

MSCI Global Small Cap Indexes - Indonesia

Penambahan:

  • Adaro Andalan Indonesia (AADI)
  • Alamtri Res Indonesia (ADRO)
  • MNC Land Tbk (KPIG)
  • Petrosea (PTRO)
  • Raharja Energi Cepu (RATU)
  • Triputra Agro Persada (TAPG)

Penghapusan:

  • Merdeka Battery Materials (MBMA)
  • Panin Financial Tbk PT (PNLF)

Perubahan tersebut mulai berlaku setelah penutupan pasar pada tanggal 26 Agustus 2025





Cadangan Devisa RI Tetap Terjaga

Bank Indonesia mencatat posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Juli 2025 terjaga tetap tinggi sebesar US$ 152,0 miliar. Besaran cadangan devisa ini turun dari posisi pada akhir Juni 2025 sebesar US$ 152,6 miliar.

Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Ramdan Denny Prakoso menuturkan perkembangan tersebut antara lain dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah dan kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah sebagai respons Bank Indonesia dalam menghadapi ketidakpastian pasar keuangan global yang tetap tinggi.

"Posisi cadangan devisa pada akhir Juli 2025 setara dengan pembiayaan 6,3 bulan impor atau 6,2 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor," ujar Ramdan, Kamis (8/8/2025).

Cadangan devisa yang kuat ini diharapkan bisa menopang operasi moneter BI jika rupiah ambruk.

Neraca Dagang, Ekspor & Impor China Melonjak

Ekspor China melampaui perkiraan pada bulan Juli, karena para produsen memanfaatkan gencatan senjata tarif yang rapuh antara Beijing dan Washington untuk mengirimkan barang, terutama ke Asia Tenggara, menjelang bea masuk AS yang lebih ketat yang menargetkan transshipment.

Para pedagang dan investor global menunggu untuk melihat apakah dua ekonomi terbesar dunia ini dapat menyepakati kesepakatan perdagangan yang berkelanjutan pada 12 Agustus atau apakah rantai pasokan global akan kembali terganggu oleh kembalinya pungutan impor yang melebihi 100%.

Presiden AS Donald Trump sedang mengupayakan tarif lebih lanjut, termasuk bea masuk sebesar 40% untuk barang yang dialihkan ke AS melalui pusat transit yang mulai berlaku pada hari Kamis, serta pungutan sebesar 100% untuk chip dan produk farmasi, dan pajak tambahan sebesar 25% untuk barang dari negara-negara yang membeli minyak Rusia.

Ekspor China naik 7,2% (yoy) pada  Juli, melampaui perkiraan kenaikan 5,4% dalam jajak pendapat Reuters dan meningkat dari pertumbuhan 5,8% di Juni.

Impor tumbuh 4,1%, melampaui ekspektasi para ekonom yang memperkirakan penurunan 1,0% dan meningkat dari kenaikan 1,1% di bulan Juni.

Gencatan senjata perang dagang China dengan AS pasar konsumen terbesar dunia berakhir minggu depan, meskipun Trump mengisyaratkan tarif lebih lanjut mungkin akan diberlakukan kepada Beijing karena pembelian hidrokarbon Rusia yang berkelanjutan.

"Data perdagangan menunjukkan bahwa pasar Asia Tenggara memainkan peran yang semakin penting dalam perdagangan AS-Tiongkok," ujar Xu Tianchen, ekonom senior di Economist Intelligence Unit.

"Saya yakin tarif transshipment Trump ditujukan kepada China, karena hal itu sudah menjadi isu selama masa pemerintahan Trump 1.0. China adalah satu-satunya negara yang menganggap transshipment masuk akal, karena masih memiliki keunggulan biaya produksi dan masih dikenakan tarif AS yang jauh lebih tinggi dibandingkan negara lain," tambahnya.

Ekspor China ke AS turun 21,67% bulan lalu dibandingkan tahun sebelumnya, data tersebut menunjukkan, sementara pengiriman ke ASEAN naik 16,59% selama periode yang sama.

Pungutan ini merupakan kabar buruk bagi banyak mitra dagang AS, termasuk pasar negara berkembang di pinggiran China yang telah membeli bahan baku dan komponen dari raksasa regional tersebut dan mengolahnya menjadi produk jadi karena mereka berupaya untuk naik dalam rantai nilai.

Surplus perdagangan China pada bulan Juli menyempit menjadi US$98,24 miliar dari US$114,77 miliar pada bulan Juni. Data terpisah AS pada hari Selasa menunjukkan defisit perdagangan dengan China menyusut ke level terendah dalam lebih dari 21 tahun pada bulan Juni.

Cadangan Devisa China Turun

Cadangan devisa China sedikit menurun pada bulan Juli, mengakhiri peningkatan selama enam bulan berturut-turut seiring penguatan dolar AS.

Cadangan devisa negara tersebut turun US$25,2 miliar pada bulan Juli menjadi US$3,292 triliun, menurut data yang dirilis oleh Bank Rakyat China pada hari Kamis (7/8/2025).

Penurunan cadangan devisa China disebabkan oleh efek gabungan dari konversi nilai tukar dan fluktuasi harga aset, ungkap pihak administrasi.

Fundamental dan tren dasar pembangunan ekonomi jangka panjang China tetap tidak berubah, didukung oleh fondasi yang kokoh, berbagai keunggulan, ketahanan yang kuat, dan potensi yang besar. Faktor-faktor ini membantu menjaga stabilitas cadangan devisa negara secara keseluruhan, menurut pihak administrasi.

Kepercayaan Konsumen RI Juli

Pada hari ini, Jumat (8/8/2025), Bank Indonesia (BI) juga akan merilis data kepercayaan konsumen RI periode Juli 2025. Kepercayaan konsumen Indonesia periode bulan sebelumnya masih berada di level yang cukup rendah. Warga RI bahkan sangat pesimis jika penghasilan mereka akan naik ke depan

Sebelumnya BI merilis data Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Juni 2025. IKK tercatat sebesar 117,8, atau hanya naik tipis 0,3 poin dibandingkan Mei 2025 yang tercatat sebesar 117,5.

Meskipun secara teknikal IKK masih berada di atas level optimis (nilai 100) akan tetapi level kepercayaan konsumen pada Mei 2025 merupakan yang terendah sejak September 2022, saat perekonomian nasional masih berjuang memulihkan diri dari dampak pandemi Covid-19.

Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran karena biasanya periode libur sekolah (Juni-Juli) menjadi salah satu pemicu naiknya konsumsi rumah tangga. Namun, data terkini justru menunjukkan kurangnya kepercayaan konsumen yang menjadi sinyal negatif bagi ekonomi.

Indeks Kepercayaan Konsumen mencerminkan perasaan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini, menunjukkan arah perekonomian yang diprediksi konsumen, dan memprediksi perkembangan konsumsi dan tabungan rumah tangga.

Sehingga, melemahnya IKK dapat berdampak langsung terhadap konsumsi domestik, yang selama ini menjadi tulang punggung pertumbuhan ekonomi Indonesia kontribusinya mencapai lebih dari 50% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

Berikut sejumlah agenda ekonomi dalam dan luar negeri pada hari ini:

- Kepercayaan Konsumen RI Juli 2025
- Penjualan Ritel Indonesia Juli 2025
- Penjualan Mobil RI Juli 2025

Berikut sejumlah agenda emiten di dalam negeri pada hari ini:

Berikut sejumlah indikator perekonomian nasional:


Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular