Newsletter

Investor Was-Was: Cadev, Rebalancing MSCI & Deal Dagang Bayangi RI

Susi Setiawati, CNBC Indonesia
07 August 2025 06:16
Analis Optimis Bluechips Mentereng di 2025, ini Target Harganya
Foto: Infografis/ Analis Optimis Bluechips Mentereng di 2025, ini Target Harganya/Aristya Rahadian K
  • Pasar keuangan Indonesia bergerak beragam, saham ambles sementara rupiah melesat
  • Wall Street pesta pora ditopang lonjakan saham Apple
  • Negosiasi dagang, Data ekonomi AS dan China serta rebalancing MSCI menjadi sentimen pasar hari ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan Tanah Air lagi-lagi berjalan tak senada. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali terjun. Jatuhnya saham-saham perbankan hingga berakhirnya pesta IPO pada salah satu saham konglomerat menjadi penyebab kejatuhan IHSG. Sementara rupiah masih mampu bertahan menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

IHSG diperkirakan akan berada di fase akumulasi alias sideaway, akan tetapi masih memiliki peluang penguatan yang didukung oleh beberapa data yang akan rilis. Selengkapnya mengenai sentimen dan proyeksi pasar hari ini dapat dibaca pada halaman 3 pada artikel ini. Investor juga dapat mengintip agenda dan rilis data yang terjadwal untuk hari ini baik dalam negeri dan luar negeri pada halaman 4.

IHSG pada perdagangan Rabu (6/8/2025) ditutup melemah 0,15% di level 7.503,75. Meskipun melemah, IHSG mampu bertahan di level psikologis 7.500. Kini IHSG tengah berada di area konsolidasi alias fase akumulasi secara minor trend.

Nilai transaksi mencapai Rp 15,4 triliun yang melibatkan 27,85 miliar saham dalam 1,89 juta kali transaksi. Sebanyak 320 saham naik, 270 saham turun, dan 215 tidak bergerak. Asing mencatat net buy sebesar Rp 432,9 miliar.

Mengutip Refinitiv, utilitas menjadi sektor yang naik paling kencang, yakni 1,75%. Hal ini seiring dengan saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) yang naik 2,12% dan menyumbang 8,53 indeks poin terhadap IHSG.  PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) yang melesat 11,43% berkontribusi 5,15 indeks poin.

Adapun tekanan terhadap sektor finansial kembali terjadi. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menyumbang 7,14 indeks poin, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) 4,94 indeks poin, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) 3,91 indeks poin, dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) 3,5 indeks poin.

Kondisi tersebut kontras dengan perdagangan sebelumnya. Sebanyak tiga emiten bank jumbo kompak masuk dalam daftar 10 saham penggerak utama IHSG.

Sementara itu pasar Asia-Pasifik mayoritas ditutup di zona hijau pada perdagangan kemarin. Indeks acuan Jepang, Nikkei 225, naik 0,6% ke level 40.794,86 dan Topix menguat 1,02%, mengakhiri hari di 2.966,57.

Indeks S&P/ASX 200 Australia ditutup naik 0,84% di posisi 8.843,7. Indeks CSI 300 China daratan menguat 0,24% ke 4.113,49. Lalu Kospi Korea Selatan ditutup mendatar di level 3.198,14.

Pasar modal Tanah Air diperkirakan masih akan dipengaruhi oleh sentimen pertumbuhan ekonomi dan juga rebalancing Morgan Stanley Capital International (MSCI) edisi Agustus 2025 untuk saham-saham Tanah Air.

Sebelumnya MSCI telah mencabut mencabut perlakukan khusus pada tiga saham Konglomerat Prajogo Pangestu, yaitu PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), PT Petrosea Tbk (PTRO), dan PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN). Dengan demikian membuka peluang bagi saham Prajogo untuk masuk ke dalam MSCI.

Beralih ke rupiah, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Rabu (6/8/2025) ditutup menguat 0,12% di level Rp16.355/US$1. Penguatan tersebut menjadi penguatan rupiah selama 3 hari beruntun.

Pergerakan rupiah pada perdagangan kemarin Rabu (6/8/2025), dapat dikatakan cukup stabil dengan rentang pergerakan harian di level Rp16.355-Rp16.390/US$. Hal ini terjadi sejalan dengan pergerakan indeks dolar AS yang dalam pekan ini bergerak stabil di rentang level 98,58-99,07.

Rendahnya volatilitas indeks dolar AS karena investor tengah menimbang prospek kebijakan moneter The Fed di tengah rilis data ekonomi yang beragam dan meningkatnya ketegangan dagang global.

Data terbaru dari Institute for Supply Management (ISM) menunjukkan bahwa aktivitas sektor jasa AS pada Juli nyaris terhenti dan berada di bawah ekspektasi pasar. Hal ini menandakan dampak ekonomi dari kebijakan tarif Presiden Donald Trump mulai terasa.

Di sisi lain, pelaku pasar tengah menunggu jelang keputusan Presiden AS Donald Trump untuk mengisi kekosongan kursi di Dewan Gubernur Federal Reserve.

Mengutip dari Reuters,  Presiden AS Donald Trump mengatakan pada hari Selasa (5/8/2025), bahwa akan menentukan calon untuk posisi tersebut pada akhir pekan ini, dan secara terpisah telah mempersempit daftar kandidat pengganti Ketua The Fed Jerome Powell menjadi empat nama.

Pasar saat ini memperkirakan peluang lebih dari 90% bahwa The Fed akan memangkas suku bunga pada pertemuan September, dengan ekspektasi total pemangkasan sekitar 60 basis poin hingga akhir tahun.

Adapun dari pasar obligasi Indonesia, pada perdagangan Rabu (6/8/2025) imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) tenor 10 tahun melemah ke 6,469%.

Imbal hasil obligasi yang melemah menandakan bahwa para pelaku pasar sedang kembali mengumpulkan SBN.

Dari pasar saham AS, bursa Wall Street terbang pada perdagangan Rabu atau Kamis dini hari waktu Indonesia.

Saham menguat didorong oleh lonjakan harga saham Apple, sementara investor menganalisis laporan keuangan korporasi terbaru.

S&P 500 naik 0,73% dan ditutup di level 6.345,06, sedangkan Nasdaq Composite melonjak 1,21% dan berakhir di 21.169,42. Dow Jones Industrial Average menguat 81,38 poin atau 0,18%, ditutup di 44.193,12.

Apple naik 5% setelah seorang pejabat Gedung Putih mengonfirmasi produsen iPhone tersebut akan meningkatkan investasinya dalam manufaktur domestik sebesar $100 miliar. Hal ini menjadikan total investasi Apple di AS menjadi $600 miliar dalam empat tahun ke depan.

Pergerakan ini terjadi setelah hari sebelumnya pasar mengalami penurunan, menandai hari kelima dari enam hari terakhir di mana S&P 500 turun, dan hari keenam dari tujuh hari terakhir di mana Dow Jones melemah.

"Secara umum, ini adalah fase konsolidasi yang masih berlangsung akibat volatilitas yang cukup tinggi di akhir pekan lalu, ketika laporan ketenagakerjaan mengecewakan dan Federal Reserve tidak memangkas suku bunga," kata Michael Green, manajer portofolio dan kepala strategi di Simplify Asset Management, kepada CNBC International.

Investor masih bergulat dengan potensi dampak dari tarif yang diberlakukan oleh Presiden Donald Trump, yang menurut Green "tidak separah yang dikhawatirkan sebelumnya.

Pada Rabu, pemerintahan Trump mengumumkan pengenaan tarif tambahan sebesar 25% atas barang-barang dari India, sehingga total tarif AS terhadap barang dari salah satu mitra dagang utama itu mencapai 50%.

"Orang-orang mulai menyadari bahwa tarif berdampak berbeda bagi AS sebagai pengimpor dibandingkan jika AS adalah negara pengekspor utama, dan secara umum situasi sudah mulai mereda," ujar Green kepada CNBC

Menurut data dari FactSet, musim laporan keuangan masih berlanjut dengan banyak perusahaan yang melaporkan hasil yang kuat. Sekitar 81% perusahaan dalam S&P 500 yang sudah melaporkan kinerja keuangannya sejauh ini, berhasil melampaui ekspektasi.

Di antara saham yang berkinerja baik, McDonald's ditutup naik hampir 3% setelah laporan keuangan kuartal kedua perusahaan makanan cepat saji tersebut melampaui perkiraan analis, baik dari sisi pendapatan maupun laba.

Penjualan toko yang sama tumbuh pada laju tercepat dalam hampir dua tahun. Arista Networks juga melonjak 17% berkat laporan yang lebih baik dari perkiraan.

Sebaliknya, saham Snap anjlok 17% setelah pendapatan perusahaan sedikit meleset dari ekspektasi. Sementara itu, Advanced Micro Devices (AMD) turun lebih dari 6% setelah laba per saham yang disesuaikan tidak memenuhi estimasi analis.

Green mengkhawatirkan bahwa investor tidak lagi memberikan penghargaan sebesar dulu terhadap kinerja keuangan yang melebihi ekspektasi, mengindikasikan bahwa ekspektasi pasar sudah terlalu tinggi sebelum musim laporan keuangan dimulai.

"Ada semakin banyak pertanyaan tentang kualitas dari laporan laba yang muncul," katanya

Sejumlah sentimen akan membayangi pasar saham, rupiah dan obligasi pada hari ini. Jika pasar saham saat ini cenderung bergerak sideaway di area konsolidasi maka sebaliknya rupiah menguat.

Kabar perekonomian Indonesia yang tumbuh 5,12% pada kuartal II 2025 nyatanya tak mampu membuat IHSG terus menguat. Akan tetapi masih terdapat rilis cadangan devisa RI hingga kabar pengumuman hasil rebalancing indeks Morgan Stanley Capital International (MSCI) edisi Agustus 2025 untuk saham-saham Tanah Air. Hal ini yang akan mendorong laju pasar saham RI hari ini.

Rebalancing MSCI

Pada hari ini Kamis (7/8/2025), Morgan Stanley Capital Indonesia (MSCI) akan melakukan penyesuaian komposisi indeks pada 27 Agustus 2025, berdasarkan hasil evaluasi yang akan diumumkan hari ini. Rebalancing ini penting untuk menentukan saham-saham Indonesia mana saja yang masuk atau keluar dari indeks MSCI, yang menjadi acuan utama bagi banyak investor global.

Momen ini penting, karena perubahan konstituen bisa berdampak langsung terhadap arus dana asing dan harga saham-saham terkait.

Sebelum masuk ke hasil rebalancing terbaru, penting bagi investor untuk mengetahui dulu lima saham dengan bobot terbesar di MSCI Indonesia edisi sebelumnya, sebagai berikut:

Selain memantau siapa yang keluar maupun masuk, memperhatikan saham-saham dengan bobot yang besar juga cukup penting, karena bisa saja porsinya dikurangi atau ditambah.

Apalagi lima saham itu menguasai hampir 68% bobot indeks, sehingga pergerakan mereka sangat berpengaruh terhadap kinerja MSCI Indonesia secara keseluruhan.

Adapun untuk jadwal rebalancing ini akan secara efektif berlaku pada 27 Agustus mendatang. Jadi, biasanya akan ada cut off untuk transaksi pada sehari sebelumnya.

Investor saham-saham konglomerat RI, Prajogo Pangestu pun bersiap menanti hasil rebalancing MSCI. Lantaran sebelumnya sempat di hebohkan bahwa 3 saham Prajogo akan masuk dalam indeks MSCI yakni PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), PT Petrosea Tbk (PTRO), dan PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN).

Namun ada yang menarik perhatian, jelang pengumuman MSCI, Prajogo Pangestu justru melepas 1 miliar saham PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) pada 5 Agustus 2025. Penjualan ini dilakukan dengan harga Rp1.450 per saham, sehingga diperkirakan transaksi bernilai sekitar Rp1,45 triliun.

Mengutip keterbukaan informasi, Rabu (6/8/2025), disebutkan bahwa jumlah saham Prajogo berkurang dari 95,51 miliar saham menjadi 94,51 miliar saham. Meski jumlahnya menyusut, Prajogo tetap menjadi pemegang saham pengendali, dengan porsi kepemilikan turun dari 84,97% menjadi 84,08%.

Transaksi ini diklaim bertujuan untuk meningkatkan free float saham CUAN di pasar. Dengan kata lain, langkah ini membuka ruang lebih besar bagi investor publik untuk memiliki saham perusahaan tambang batu bara tersebut.

Cadangan Devisa RI Juli

Pada hari ini Kamis (7/8/2025), Bank Indonesia (BI) akan merilis data cadangan devisa RI periode Juli 2025. Sebelumnya, posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Juni 2025 tercatat sebesar US$ 152,6 miliar, sedikit meningkat dibandingkan posisi pada akhir Mei 2025 sebesar US$ 152,5 miliar.

Posisi cadangan devisa pada akhir Juni 2025 setara dengan pembiayaan 6,4 bulan impor atau 6,2 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

Isu Reshuffle Kembali Mencuat

Beberapa menteri Kabinet Merah Putih buka suara mengenai isu reshuffle dalam waktu dekat ini.
Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana membenarkan bahwa di akhir pengarahan Presiden Prabowo Subianto pada Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara hari ini, Rabu (6/8/2025), sempat disinggung terkait perombakan kabinet.

"Iya benar," katanya.

Namun, menurut Widiyanti, arahan Presiden sejauh ini tidak adanya perombakan kabinet. Menurutnya, Presiden masih senang dengan kinerja para menterinya.

"Karena beliau senang dan happy dengan kinerja menteri-menterinya," sambungnya.

Sementara Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengatakan itu merupakan hak prerogatif Presiden.

"Saya tidak ingin berkomentar di situ ya, yang jelas prerogatif Presiden, itu mutlak," kata AHY.

Trump Ancam 100% Tarif untuk Chip, 50% Produk India

Presiden Donald Trump resmi menaikkan tarif impor terhadap India sebesar 25%, menjadikan total bea masuk menjadi 50%. Langkah ini diambil karena India dinilai masih mengimpor minyak dari Rusia. Tarif baru akan berlaku dalam 21 hari ke depan.

Kebijakan ini memperlihatkan keseriusan Trump menghukum negara-negara yang membeli minyak Rusia, menyusul pertemuan utusannya dengan Presiden Putin di Moskow. India menanggapi kebijakan tersebut sebagai tidak adil dan bertentangan dengan kepentingan energi nasional mereka untuk 1,4 miliar penduduk.

Presiden Trump juga mengumumkan tarif 100% untuk impor semikonduktor dan chip, namun memberikan pengecualian bagi perusahaan yang memproduksi atau berkomitmen membangun pabrik di Amerika Serikat.

Kebijakan ini ditujukan untuk mendorong manufaktur dalam negeri, terutama di sektor vital seperti semikonduktor yang menjadi tulang punggung berbagai industri. Rincian teknis soal pengecualian masih belum dijelaskan.

Neraca Dagang, Ekspor & Impor China Juli

Hari ini Kamis (7/8/2025), China akan merilis data neraca perdagangan China beserta ekspor dan impor periode Juli 2025. Data Juli ini juga akan menunjukkan seberapa besar dampak tarif ke ekspor China ke AS.
Sebelumnya, pertumbuhan perdagangan China bangkit kembali setelah de-eskalasi tarif, memberikan dorongan bagi pertumbuhan semester pertama.

Ekspor China ke AS tetap berada di wilayah negatif sebesar -16,1% (yoy) pada Juni, meskipun penurunan ini jauh lebih dangkal dibandingkan dengan penurunan -34,5% (yoy) yang terjadi pada bulan Mei.

Meskipun terjadi de-eskalasi, tarif AS terhadap China tetap sangat tinggi, dengan tambahan tarif sebesar 30% tahun ini yang ditambahkan di atas tarif yang sudah ada sehingga meningkatkan tarif keseluruhan menjadi 51-55%. Tarif ini terus menyebabkan hambatan yang jelas pada perdagangan. Sepanjang paruh pertama tahun ini, ekspor ke AS telah turun -9,7% (yoy).

Sementara itu, impor China pada  Juni naik 1,1% (yoy), dari -3,4% (yoy) di Mei, yang sedikit lebih kuat dari perkiraan konsensus. Meskipun lesu, ini merupakan pertumbuhan positif pertama sejak Februari. Hingga semester pertama 2025, impor mencatat pertumbuhan -3,9% (yoy) secara year to date.

Sebagian besar permintaan impor yang lesu terlihat pada komoditas. Pada semester pertama tahun ini, impor pertanian China (-10,1%) terhambat oleh penurunan tajam impor biji-bijian (-27,0%), termasuk penurunan impor kedelai (-12,4%). Impor energi sebagian besar turun secara keseluruhan, dengan penurunan pada batu bara (-32,1%), minyak mentah (-12,0%), dan gas alam (-15,0%). Perlambatan pasar properti yang berkelanjutan juga menyebabkan penurunan impor baja (-14,6%) dan kayu (15,3%).

Seiring perusahaan otomotif domestik China terus meraih daya saing dan pangsa pasar, impor otomotif turun tajam, turun -37,9% yoy (ytd).

Potensi positif tetap ada pada kategori teknologi. Impor teknologi tinggi naik 9,8% yoy, dengan impor peralatan pemrosesan data otomatis (55,2%), semikonduktor (7,0%), dan pesawat terbang (71,2%) yang semuanya mengalami pertumbuhan impor yang lebih cepat daripada pertumbuhan impor utama pada paruh pertama tahun ini.

Cadangan Devisa China Juli

Masih di hari yang sama Kamis (7/8/2025), China juga akan merilis cadangan devisa periode Juli 2025. Sebelumnya menurut statistik dari Administrasi Valuta Asing Negara (SAFE), per akhir Juni 2025, cadangan devisa China mencapai US$3.317,4 miliar, meningkat US$32,2 miliar dari akhir Mei, yang menunjukkan peningkatan sebesar 0,98%.

Pada  Juni 2025, dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti kebijakan makro dan prospek pertumbuhan ekonomi negara-negara ekonomi utama, indeks dolar AS melemah, dan harga aset keuangan global secara umum naik. Akibat efek gabungan dari konversi nilai tukar dan perubahan harga aset, cadangan devisa meningkat pada bulan tersebut. Perekonomian China terus tumbuh stabil dan mempertahankan momentum pembangunan yang baik, yang kondusif untuk menjaga stabilitas cadangan devisa.

Selain itu, menurut data bank sentral, cadangan emas China pada akhir bulan Juni dilaporkan sebesar 73,9 juta ons (sekitar 2.298,55 mt), naik 70.000 ons (sekitar 2,18 mt) secara bulanan (mom), menandai peningkatan cadangan emas selama delapan bulan berturut-turut.

Berikut sejumlah agenda ekonomi dalam dan luar negeri pada hari ini:

  • LPS Financial Festival 2025 - Day 2 di Surabaya

  • Konferensi Sains, Teknologi, dan Industri (KSTI) 2025 yang akan diselenggarakan di Sasana Budaya Ganesha (Sabuga), ITB, Bandung. Turut hadir antara lain 08 dan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.

  • Menteri Perdagangan akan menghadiri kegiatan Kick Off ASEAN Online Sale Day (AOSD) 2025 yang akan dilaksanakan di Auditorium Kemendag, Jakarta Pusat.

  • Musyawarah Daerah REI DKI Jakarta di Hotel JS Luwansa, Jakarta Selatan. Turut hadir antara lain Gubernur DKI Jakarta, Wakil Menteri Perumahan, dan perwakilan REI.

  • Opening Ceremony Karya Kreatif Indonesia 2025 yang akan dibuka oleh Gubernur Bank Indonesia yang akan dilaksanakan di Hall B, JICC, Jakarta Pusat.

  • Press conference BNI wondrX 2025 di Patio Venue, Wijaya, Jakarta Selatan. Turut hadir antara lain Direktur Consumer Banking BNI.

  • Indosat menggelar acara "AI untuk Kita Semua: Lindungi Indonesia dari Spam dan Scam" yang akan diselenggarakan di Auditorium Kantor Indosat, Jakarta Pusat. Turut hadir CEO Indosat.

  • Media briefing Google terkait AI untuk pendidikan di Kembang Goela Restaurant, Jakarta. Narasumber antara lain Google for Education, Lead Marketing for Asia Pacific.

  • Rebalancing indeks MSCI edisi Agustus 2025
  •  Cadangan Devisa RI Juli 2025
  •  Neraca Dagang, Ekspor & Impor China Juli 2025
  •  Cadangan Devisa China Juli 2025

Berikut sejumlah agenda emiten di dalam negeri pada hari ini:

Berikut sejumlah indikator perekonomian nasional:


Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular