Newsletter

Investor Was-Was: Cadev, Rebalancing MSCI & Deal Dagang Bayangi RI

Susi Setiawati, CNBC Indonesia
07 August 2025 06:16
MSCI
Foto: MSCI

Sejumlah sentimen akan membayangi pasar saham, rupiah dan obligasi pada hari ini. Jika pasar saham saat ini cenderung bergerak sideaway di area konsolidasi maka sebaliknya rupiah menguat.

Kabar perekonomian Indonesia yang tumbuh 5,12% pada kuartal II 2025 nyatanya tak mampu membuat IHSG terus menguat. Akan tetapi masih terdapat rilis cadangan devisa RI hingga kabar pengumuman hasil rebalancing indeks Morgan Stanley Capital International (MSCI) edisi Agustus 2025 untuk saham-saham Tanah Air. Hal ini yang akan mendorong laju pasar saham RI hari ini.

Rebalancing MSCI

Pada hari ini Kamis (7/8/2025), Morgan Stanley Capital Indonesia (MSCI) akan melakukan penyesuaian komposisi indeks pada 27 Agustus 2025, berdasarkan hasil evaluasi yang akan diumumkan hari ini. Rebalancing ini penting untuk menentukan saham-saham Indonesia mana saja yang masuk atau keluar dari indeks MSCI, yang menjadi acuan utama bagi banyak investor global.

Momen ini penting, karena perubahan konstituen bisa berdampak langsung terhadap arus dana asing dan harga saham-saham terkait.

Sebelum masuk ke hasil rebalancing terbaru, penting bagi investor untuk mengetahui dulu lima saham dengan bobot terbesar di MSCI Indonesia edisi sebelumnya, sebagai berikut:

Selain memantau siapa yang keluar maupun masuk, memperhatikan saham-saham dengan bobot yang besar juga cukup penting, karena bisa saja porsinya dikurangi atau ditambah.

Apalagi lima saham itu menguasai hampir 68% bobot indeks, sehingga pergerakan mereka sangat berpengaruh terhadap kinerja MSCI Indonesia secara keseluruhan.

Adapun untuk jadwal rebalancing ini akan secara efektif berlaku pada 27 Agustus mendatang. Jadi, biasanya akan ada cut off untuk transaksi pada sehari sebelumnya.

Investor saham-saham konglomerat RI, Prajogo Pangestu pun bersiap menanti hasil rebalancing MSCI. Lantaran sebelumnya sempat di hebohkan bahwa 3 saham Prajogo akan masuk dalam indeks MSCI yakni PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), PT Petrosea Tbk (PTRO), dan PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN).

Namun ada yang menarik perhatian, jelang pengumuman MSCI, Prajogo Pangestu justru melepas 1 miliar saham PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) pada 5 Agustus 2025. Penjualan ini dilakukan dengan harga Rp1.450 per saham, sehingga diperkirakan transaksi bernilai sekitar Rp1,45 triliun.

Mengutip keterbukaan informasi, Rabu (6/8/2025), disebutkan bahwa jumlah saham Prajogo berkurang dari 95,51 miliar saham menjadi 94,51 miliar saham. Meski jumlahnya menyusut, Prajogo tetap menjadi pemegang saham pengendali, dengan porsi kepemilikan turun dari 84,97% menjadi 84,08%.

Transaksi ini diklaim bertujuan untuk meningkatkan free float saham CUAN di pasar. Dengan kata lain, langkah ini membuka ruang lebih besar bagi investor publik untuk memiliki saham perusahaan tambang batu bara tersebut.

Cadangan Devisa RI Juli

Pada hari ini Kamis (7/8/2025), Bank Indonesia (BI) akan merilis data cadangan devisa RI periode Juli 2025. Sebelumnya, posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Juni 2025 tercatat sebesar US$ 152,6 miliar, sedikit meningkat dibandingkan posisi pada akhir Mei 2025 sebesar US$ 152,5 miliar.

Posisi cadangan devisa pada akhir Juni 2025 setara dengan pembiayaan 6,4 bulan impor atau 6,2 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

Isu Reshuffle Kembali Mencuat

Beberapa menteri Kabinet Merah Putih buka suara mengenai isu reshuffle dalam waktu dekat ini.
Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana membenarkan bahwa di akhir pengarahan Presiden Prabowo Subianto pada Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara hari ini, Rabu (6/8/2025), sempat disinggung terkait perombakan kabinet.

"Iya benar," katanya.

Namun, menurut Widiyanti, arahan Presiden sejauh ini tidak adanya perombakan kabinet. Menurutnya, Presiden masih senang dengan kinerja para menterinya.

"Karena beliau senang dan happy dengan kinerja menteri-menterinya," sambungnya.

Sementara Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengatakan itu merupakan hak prerogatif Presiden.

"Saya tidak ingin berkomentar di situ ya, yang jelas prerogatif Presiden, itu mutlak," kata AHY.

Trump Ancam 100% Tarif untuk Chip, 50% Produk India

Presiden Donald Trump resmi menaikkan tarif impor terhadap India sebesar 25%, menjadikan total bea masuk menjadi 50%. Langkah ini diambil karena India dinilai masih mengimpor minyak dari Rusia. Tarif baru akan berlaku dalam 21 hari ke depan.

Kebijakan ini memperlihatkan keseriusan Trump menghukum negara-negara yang membeli minyak Rusia, menyusul pertemuan utusannya dengan Presiden Putin di Moskow. India menanggapi kebijakan tersebut sebagai tidak adil dan bertentangan dengan kepentingan energi nasional mereka untuk 1,4 miliar penduduk.

Presiden Trump juga mengumumkan tarif 100% untuk impor semikonduktor dan chip, namun memberikan pengecualian bagi perusahaan yang memproduksi atau berkomitmen membangun pabrik di Amerika Serikat.

Kebijakan ini ditujukan untuk mendorong manufaktur dalam negeri, terutama di sektor vital seperti semikonduktor yang menjadi tulang punggung berbagai industri. Rincian teknis soal pengecualian masih belum dijelaskan.

Neraca Dagang, Ekspor & Impor China Juli

Hari ini Kamis (7/8/2025), China akan merilis data neraca perdagangan China beserta ekspor dan impor periode Juli 2025. Data Juli ini juga akan menunjukkan seberapa besar dampak tarif ke ekspor China ke AS.
Sebelumnya, pertumbuhan perdagangan China bangkit kembali setelah de-eskalasi tarif, memberikan dorongan bagi pertumbuhan semester pertama.

Ekspor China ke AS tetap berada di wilayah negatif sebesar -16,1% (yoy) pada Juni, meskipun penurunan ini jauh lebih dangkal dibandingkan dengan penurunan -34,5% (yoy) yang terjadi pada bulan Mei.

Meskipun terjadi de-eskalasi, tarif AS terhadap China tetap sangat tinggi, dengan tambahan tarif sebesar 30% tahun ini yang ditambahkan di atas tarif yang sudah ada sehingga meningkatkan tarif keseluruhan menjadi 51-55%. Tarif ini terus menyebabkan hambatan yang jelas pada perdagangan. Sepanjang paruh pertama tahun ini, ekspor ke AS telah turun -9,7% (yoy).

Sementara itu, impor China pada  Juni naik 1,1% (yoy), dari -3,4% (yoy) di Mei, yang sedikit lebih kuat dari perkiraan konsensus. Meskipun lesu, ini merupakan pertumbuhan positif pertama sejak Februari. Hingga semester pertama 2025, impor mencatat pertumbuhan -3,9% (yoy) secara year to date.

Sebagian besar permintaan impor yang lesu terlihat pada komoditas. Pada semester pertama tahun ini, impor pertanian China (-10,1%) terhambat oleh penurunan tajam impor biji-bijian (-27,0%), termasuk penurunan impor kedelai (-12,4%). Impor energi sebagian besar turun secara keseluruhan, dengan penurunan pada batu bara (-32,1%), minyak mentah (-12,0%), dan gas alam (-15,0%). Perlambatan pasar properti yang berkelanjutan juga menyebabkan penurunan impor baja (-14,6%) dan kayu (15,3%).

Seiring perusahaan otomotif domestik China terus meraih daya saing dan pangsa pasar, impor otomotif turun tajam, turun -37,9% yoy (ytd).

Potensi positif tetap ada pada kategori teknologi. Impor teknologi tinggi naik 9,8% yoy, dengan impor peralatan pemrosesan data otomatis (55,2%), semikonduktor (7,0%), dan pesawat terbang (71,2%) yang semuanya mengalami pertumbuhan impor yang lebih cepat daripada pertumbuhan impor utama pada paruh pertama tahun ini.

Cadangan Devisa China Juli

Masih di hari yang sama Kamis (7/8/2025), China juga akan merilis cadangan devisa periode Juli 2025. Sebelumnya menurut statistik dari Administrasi Valuta Asing Negara (SAFE), per akhir Juni 2025, cadangan devisa China mencapai US$3.317,4 miliar, meningkat US$32,2 miliar dari akhir Mei, yang menunjukkan peningkatan sebesar 0,98%.

Pada  Juni 2025, dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti kebijakan makro dan prospek pertumbuhan ekonomi negara-negara ekonomi utama, indeks dolar AS melemah, dan harga aset keuangan global secara umum naik. Akibat efek gabungan dari konversi nilai tukar dan perubahan harga aset, cadangan devisa meningkat pada bulan tersebut. Perekonomian China terus tumbuh stabil dan mempertahankan momentum pembangunan yang baik, yang kondusif untuk menjaga stabilitas cadangan devisa.

Selain itu, menurut data bank sentral, cadangan emas China pada akhir bulan Juni dilaporkan sebesar 73,9 juta ons (sekitar 2.298,55 mt), naik 70.000 ons (sekitar 2,18 mt) secara bulanan (mom), menandai peningkatan cadangan emas selama delapan bulan berturut-turut.

(saw/saw)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular