Newsletter

IHSG Menggila & Cetak Rekor Bersejarah, Rupiah Masih Bikin Takut

Elvan Widyatama, CNBC Indonesia
22 July 2025 06:20
Ini Janji-janji Presiden Terpilih AS Donald Trump
Foto: Ilustrasi Trump, (Edward Ricardo/ CNBC Indonesia)

Pasar keuangan Indonesia hari ini akan dipengaruhi oleh sejumlah sentimen penting, mulai dari rilis data uang beredar Juni 2025 oleh Bank Indonesia yang akan memberikan gambaran arah konsumsi dan kredit, hingga sikap Bank Sentral China yang mempertahankan suku bunga di tengah sinyal perlambatan ekonomi.

Hasil negoisasi tarif pemerintah dengan Amerika juga menjadi penggerak sentimen hari ini. 

IHSG yang sudah menguat dalam 11 hari beruntun tentu menjadi kabar menggembirakan tetapi pasar keuangan Indonesia masih menunggu kebangkitan rupiah.

Berikut rincian beberapa sentimen yang akan mempengaruhi gerak IHSG - Rupiah hari ini :

IHSG Rekor

IHSG menutup perdagangan kemarin dengan menguat 1,8%. Dengan demikian IHSG sudahh mengaut selama 11 hari beruntun dengan penguatan menembus 7,8%.

Merujuk data Refinitiv, rekor 11 hari beruntun belum pernah tercatat setidaknya sejak 1999 atau Era Reformasi.
Beberapa kali IHSG memang mengaut secara beruntun tetapi selalu terpotong pada hari ke-10 atau ke-19.


Dalam rentang waktu Oktober 2019 hingga perdagangan Senin kemarin, IHSG juga pernah mengalami rally-rally panjang. Namun, rally panjang hanya berlangsung delapan hari hingga 10 hari. IHSG sempat mencatatkan kenaikan 10 hari beruntun pada 11-24 Oktober 2019 tetapi kemudian melemah.



Menanti Perkembangan Uang Beredar Juni 2025

Bank Indonesia pada hari ini akan mengumumkan data uang beredar periode Juni 2025. Data ini akan menjadi cerminan seberapa kuat konsumsi, kredit, dan dana pihak pada Juni.

Sebagai catatan, uang beredar (M2) pada Mei 2025 tumbuh sebesar 4,9% (yoy), pertumbuhan uang beredar lebih lambat dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 5,2% (yoy) sehingga tercatat Rp9.406,0 triliun. Perkembangan tersebut didorong oleh pertumbuhan uang beredar sempit (M1) sebesar 6,3% (yoy) dan uang kuasi sebesar 1,5% (yoy).

Perkembangan M2pada Mei 2025 terutama dipengaruhi oleh perkembangan penyaluran kredit dan tagihan bersih kepada Pemerintah Pusat (Pempus). Penyaluran kredit pada Mei 2025 tumbuh sebesar 8,1% (yoy), setelah pada bulan sebelumnya tumbuh sebesar 8,5% (yoy).

Hasil Suku Bunga China

Pada kemarin Senin (21/7/2025), China memutuskan untuk mempertahankan suku bunga pinjaman acuannya, di tengah lesunya sentimen konsumen dan perlambatan ekonomi.

Bank Rakyat China (PBoC) mempertahankan suku bunga pinjaman pokok (LPR) tenor 1 tahun di level 3,0%, dan LPR tenor 5 tahun di 3,5%.

LPR sendiri merupakan suku bunga referensi yang biasanya diberikan kepada nasabah prioritas perbankan. Angka LPR ini ditentukan dari rata-rata usulan suku bunga oleh puluhan bank komersial terpilih kepada bank sentral.

LPR 1 tahun digunakan sebagai acuan kredit korporasi dan sebagian besar pinjaman rumah tangga, sedangkan LPR 5 tahun digunakan sebagai patokan suku bunga KPR (kredit properti).

Keputusan ini muncul setelah data PDB kuartal II menunjukkan pertumbuhan sebesar 5,2% (yoy), melambat dari kuartal sebelumnya yang tumbuh 5,4%, namun masih sedikit lebih tinggi dari ekspektasi pasar sebesar 5,1% menurut survei Reuters.

Sementara itu, penjualan ritel di Juni hanya tumbuh 4,8% (yoy), melambat dari bulan Mei yang tumbuh 6,4%, dan juga lebih rendah dari estimasi analis sebesar 5,4%.

Menurut Frederic Neumann, Kepala Ekonom Asia di HSBC, tidak ada urgensi besar bagi PBoC untuk memangkas suku bunga saat ini karena pertumbuhan ekonomi masih di atas target.

"Selain itu, karena suku bunga sudah cukup rendah, pelonggaran moneter tambahan mungkin tidak akan terlalu efektif mendorong permintaan dibandingkan stimulus fiskal," kata Neumann kepada CNBC International.

Neumann juga menambahkan bahwa PBoC tampaknya masih ingin menyimpan amunisi kebijakan dan baru akan memangkas suku bunga jika dampak tarif AS terhadap ekspor Tiongkok semakin terasa.

Meski begitu, Neumann menyebut bank sentral tetap bisa melonggarkan kebijakan jika tekanan disinflasi terus berlangsung dan suku bunga riil masih relatif tinggi.

Analis dari Nomura dalam riset pada 9 Juli 2025, memperingatkan bahwa meskipun data ekonomi saat ini masih bertahan, fundamental ekonomi China bisa memburuk signifikan di paruh kedua tahun ini.

Mereka memperkirakan permintaan akan melemah di banyak sektor, harga aset bisa kembali tertekan, dan suku bunga pasar berpotensi melandai lebih jauh.

Dengan kondisi tersebut, para analis memperkirakan pemerintah Beijing kemungkinan besar akan segera meluncurkan gelombang stimulus baru di semester II.

Nomura bahkan menyebut Tiongkok menghadapi risiko "jurang permintaan" akibat penurunan ekspor karena tarif AS dan kelesuan penjualan di sektor properti.

"Di tengah tekanan tersebut, situasi fiskal di banyak kota bisa semakin memburuk. Kami memperkirakan pertumbuhan PDB akan turun ke 4,0% (yoy) di semester II dari sekitar 5,1% di semester I," ujar Nomura.

Menanti Pidato Powell

Ketua The Federal Reserve, Jerome Powell dijadwalkan akan berpidato malam ini dalam acara European Central Bank Forum on Central Banking2025 di Sintra, Portugal pada hari ini. Pelaku pasar menantikan pernyataan Powell sebagai petunjuk arah kebijakan moneter ke depan, khususnya dalam merespons dinamika baru seperti kebijakan tarif resiprokal yang mulai diberlakukan.

Fokus utama pasar adalah pada kemungkinan perubahan suku bunga acuan menjelang pertemuan FOMC berikutnya yang akan digelar pada 29-30 Juli 2025. Berdasarkan proyeksi dari perangkat FedWatch, The Fed diperkirakan masih akan mempertahankan suku bunga di kisaran 4,25%-4,5% pada bulan ini.

The Fed diperkirakan akan menurunkan suku bunga sebanyak dua kali lagi di sisa tahun ini, masing-masing 25 basis poin pada pertemuan September dan Desember. Dengan begitu, suku bunga acuan AS diproyeksikan berada di kisaran 3,75%-4% pada akhir 2025.

Penandatanganan I-EU CEPA dan Tarif AS Dorong Daya Saing Produk RI

Indonesia membuka pekan ini dengan dua capaian besar dalam sektor perdagangan internasional, yakni tercapainya kesepakatan tarif dengan Amerika Serikat (AS) dan penandatanganan perjanjian dagang Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (I-EU CEPA).

Dalam hal tarif, Indonesia dikenakan bea masuk sebesar 19% ke AS. Ini dinilai relatif unggul dibanding negara lain yang memiliki surplus perdagangan signifikan terhadap AS. Produk serupa dari Indonesia pun tetap kompetitif, sehingga ekspor ke AS berpeluang meningkat.

Sementara itu, I-EU CEPA memungkinkan 80% produk Indonesia bebas tarif masuk ke pasar Uni Eropa, membuka peluang diversifikasi tujuan ekspor yang penting di tengah kondisi global yang dinamis.

"Dengan adanya diversifikasi, ketergantungan pada salah satu pasar menjadi berkurang, sehingga memperkuat ketahanan pangsa ekspor Indonesia apabila terjadi gejolak di pasar terkait," kata Arfian Prasetya Aji, Ekonom KISI Asset Management.

Kemudahan akses pasar ini juga dinilai akan menarik minat investor untuk menjadikan Indonesia sebagai basis produksi barang ekspor ke AS maupun Uni Eropa.

Prabowo Resmikan 80.081 Koperasi Merah Putih di Seluruh Desa & Kelurahan

Presiden Prabowo Subianto meresmikan 80.081 unit Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih dalam acara yang digelar di Desa Bentangan, Jawa Tengah, kemarin Senin (21/7/2025). Acara ini bertepatan dengan peringatan Hari Koperasi Nasional ke-78 dan disebut menjadi tonggak baru dalam penguatan ekonomi kerakyatan.

Menteri Perdagangan sekaligus Ketua Satgas Koperasi Merah Putih, Zulkifli Hasan (Zulhas), menjelaskan bahwa koperasi ini dibentuk sebagai upaya negara untuk memperkuat ekonomi desa, memperpendek rantai distribusi hasil pertanian, serta memberantas praktik tengkulak dan rentenir yang merugikan petani.

Koperasi Merah Putih dirancang sebagai lembaga ekonomi rakyat yang memperkuat ekosistem pertanian berkelanjutan, serta menjadi perpanjangan tangan pemerintah dalam menghadapi tekanan ekonomi global. Model bisnis koperasi ini akan difokuskan pada penguatan usaha riil dan pemberdayaan petani, nelayan, serta pelaku ekonomi desa melalui prinsip gotong royong.

Untuk memastikan keberhasilan implementasi, Presiden Prabowo membentuk Satgas khusus yang tersebar dari pusat hingga daerah. Satgas ini bertugas mendampingi masyarakat desa dalam mendirikan dan mengoperasikan koperasi secara aktif, dengan memanfaatkan aset lokal seperti balai desa dan gedung sekolah yang tidak terpakai.

Zulhas mengungkapkan bahwa hingga saat ini sudah ada 108 koperasi percontohan yang siap beroperasi. Dalam waktu tiga bulan ke depan, seluruh koperasi ditargetkan sudah aktif di masing-masing desa dan kelurahan. Ia optimistis bahwa koperasi ini akan menjadi motor penggerak ekonomi desa dalam 3-4 tahun ke depan.

Gerakan koperasi ini, kata Zulhas, bukan hanya konsep di atas kertas. Ia menegaskan bahwa prosesnya sudah berjalan dan melibatkan satu juta pengelola koperasi di seluruh Indonesia yang siap mendampingi masyarakat desa membangun ekonomi dari bawah.

Hasil Negosiasi Dagang

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menyelenggarakan sosialisasi terkait kebijakan tarif resiprokal Amerika Serikat kepada para pelaku usaha, kementerian/lembaga, hingga Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) dan Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) kemarin, Senin (21/7/2025).
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menjelaskan bahwa tarif yang diberlakukan sebesar 19% sudah final. Kendati demikian, tarif tersebut akan diberlakukan setelah pengumuman kesepakatan bersama antara RI dan AS.

Indonesia masih akan menggunakan tarif dasar 10% ditambah dengan tarif Most Favoured Nation (MFN) yang besarannya tergantung oleh masing-masing negara dan komoditas.

Airlangga pun membandingkan tarif tersebut dengan tarif yang dikenakan kepada negara pesaing di kawasan. Menurutnya, angka 19 % justru lebih rendah dibandingkan tarif yang diberlakukan untuk negara-negara Asia Tenggara lainnya, seperti Vietnam dan Filipina (20%), Malaysia dan Brunei (25%), serta Kamboja dan Thailand (36%).

Sementara itu, pesaing utama Indonesia di sektor tekstil seperti Bangladesh (35%), Sri Lanka (30%), Pakistan (29%), dan India (27%) juga dikenakan tarif lebih tinggi.

Terkait tarif impor dari AS ke RI yang dikenakan sebesar 0%, Airlangga menjelaskan bahwa hal tersebut bukanlah yang pertama. Ia menjelaskan di semua kerjasama Free Trade Agreement (FTA) dan Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) juga 0.

Sebagai contoh, bersama dengan ASEAN Trade In Good Agreement, lebih dari 90% barang yang diimpor ke Indonesia juga dikenakan tarif 0%. Selain itu, bersama dengan Selandia Baru dan Jepang dalam Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement atau IJEPA

Pemerintah menyatakan bahwa tarif impor sebesar 19% yang ditetapkan oleh Pemerintah AS merupakan angka yang final. Artinya tidak ada lagi negosiasi yang dilakukan antar kedua negara.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menjelaskan bahwa angka 19% itu adalah perjanjian dari negosiasi tingkat tinggi antara Presiden Indonesia Prabowo Subianto dan Presiden Amerika Donald Trump.

Airlangga menjelaskan bahwa hingga terjadi pengumuman kesepakatan bersama antara RI dan AS, Indonesia akan menggunakan tarif dasar 10% ditambah dengan tarif Most Favoured Nation (MFN) yang tergantung oleh masing-masing negara dan komoditas.

(evw/evw)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular