Newsletter

Bursa Dunia Sudah Pesta & Dolar Ambles, IHSG Rupiah Lanjut Nge-gas?

Tasya Natalia, CNBC Indonesia
25 June 2025 06:15
ilustrasi trading
Foto: Pexels
  • IHSG - Rupiah rebound dipengaruhi tensi geopolitik di Timur Tengah reda setelah Trump menyatakan gencatan senjata Iran-Israel.
  • Wall Street kompak terbang di tengah meredanya kekhawatiran investor akan perang
  • Perang dan pidato Jerome Powell yang masih bernada hawkish potensi meningkatkan volatilitas pasar keuangan Tanah Air hari ini.

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan RI berhasil rebound kemarin Selasa (24/6/2025) merespon pernyataan  Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump bahwa Iran dan Israel akan gencatan senjata.

Pasar keuangan Indonesia diharapkan kembali berada di zona positif pada hari ini. Selengkapnya mengenai proyeksi sentimen dan pergerakan pasar hari ini bisa dibaca pada halaman 3 artikel ini.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan kemarin menguat signifikan 1,21% ke posisi 6.869,17. Sepanjang hari indeks bertengger di rentang 6.852,11-6.924,97. Sebanyak 470 saham naik, 179 turun, dan 311 tidak bergerak.

Nilai transaksi kemarin mencapai Rp 11,9 triliun yang melibatkan 20,36 miliar dalam 1,21 juta kali transaksi. Kapitalisasi pasar pun ikut terkerek naik menjadi Rp 12,05 triliun.

Mengutip Refinitiv, sektor properti terbang tinggi atau 4,86%. Lalu diikuti oleh bahan baku (2,35%), kesehatan (2,2%), dan konsumer non-primer (1,98%).

Adapun saham raksasa properti PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) menjadi salah satu penggerak utama IHSG hari ini. Emiten milik Sugianto Kusuma atau Aguan ini naik 7,27% dan berkontribusi 3,33 indeks poin.

Selain itu, saham yang menjadi penggerak utama adalah perbankan. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menyumbang 10,22 indeks poin, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) 9,25 indeks poin, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) 9,18 indeks poin, dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) 2,88 indeks poin.

IHSG hijau seiring dengan AS yang mengumumkan gencatan senjata. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tiba-tiba mengumumkan gencatan senjata Israel dan Iran. Ia mengumumkan hal ini di platform media sosial miliknya Truth Social, Senin sore waktu AS atau Selasa (24/6/2025) waktu subuh RI.

Seiring dengan sentimen gencatan senjata itu, rupiah juga diuntungkan dengan rebound signifikan kemarin.

Merujuk data Refinitiv, rupiah ditutup menguat 0,82% ke posisi Rp16.345/US$. Penguatan nilai rupiah kemarin sejalan dengan indeks dolar AS (DXY) yang mengalami pelemahan sebesar 0,28% ke level 98.16 per pukul 15:00 WIB.

Pelamahan dolar AS juga disebabkan oleh pernyataan anggota Dewan Gubernur The Fed, Michelle Bowman, yang menyebutkan bahwa adanya kemungkinan penurunan suku buka dalam waktu dekat, Sehingga menciptakan tekanan terhadap dolar AS.

Beralih ke pasar obligasi, yield surat utang tenor 10 tahun RI terpantau mengalami penurunan tajam. Berdasarkan data Refinitiv, sampai perdagangan kemarin imbal hasil obligasi acuan RI untuk tenor 10 tahun turun sampai 11,2 basis poin (bps) menjadi 6,70%.

Penurunan ini menjadi yang pertama setelah tiga hari naik terus. Perlu dipahami, bahwa penurunan yield berlawanan dengan harga. Jadi, yield yang turun menunjukkan harga sedang naik, artinya, investor kembali membeli obligasi RI.

Dari pasar saham AS, bursa Wall Street terbang pada perdagangan Selasa atau Rabu dini hari waktu AS.
Saham-saham menguat sementara harga minyak kembali anjlok pada Selasa seiring para investor bertaruh bahwa gencatan senjata yang rapuh antara Israel dan Iran akan bertahan.

Indekks Dow Jones Industrial Average naik 507,24 poin atau 1,19%, dan ditutup di level 43.089,02. S&P 500 menguat 1,11% menjadi 6.092,18. Indeks Nasdaq Composite melaju 1,43% dan berakhir di 19.912,53. Nasdaq 100 melesat 1,53% dan mencetak rekor penutupan baru di 22.190,52.

Harga minyak turun tajam untuk hari kedua berturut-turut. Minyak mentah AS ditutup melemah 6%, sementara Brent sebagai acuan internasional jatuh 6,1%. Sehari sebelumnya, harga minyak mentah AS sempat merosot lebih dari 7%. Kenaikan saham semakin menguat ketika harga minyak mencapai titik terendah baru dalam sesi perdagangan.

Saham maskapai penerbangan ikut naik seiring pelemahan harga minyak, dengan United Airlines dan Delta masing-masing menguat lebih dari 2%. Broadcom dan Nvidia masing-masing naik hampir 4% dan 2,6% seiring meningkatnya selera risiko investor.

Pergerakan ini terjadi di tengah upaya Presiden AS Donald Trump untuk menyelamatkan gencatan senjata rapuh antara Israel dan Iran yang mulai berlaku Selasa pagi.

Kedua pihak saling menuduh melanggar kesepakatan. Israel menyebut sistem radar dekat ibu kota Iran, Teheran, diserang, dan menuduh Iran meluncurkan serangan rudal ke Israel, yang dibantah oleh Iran.

Trump mengatakan di Truth Social bahwa "ISRAEL tidak akan menyerang Iran," dan menambahkan bahwa gencatan senjata masih berlaku. Sebelumnya, presiden menyatakan rasa frustrasinya terhadap Israel dan Iran yang melanggar kesepakatan dengan mengatakan ia "tidak senang" dengan kedua pihak.

"Peristiwa utama bagi pasar adalah betapa cepat dan terbatasnya keterlibatan AS. Jadi meskipun gencatan senjata ini sesekali memicu gesekan, pasar telah memutuskan risiko ini kini sudah berlalu, dan fokus kemungkinan kembali ke tarif dan kebijakan fiskal" kata Jon Brager, manajer portofolio di Palmer Square Capital Management, kepada CNBC International.

Kenaikan pada Selasa ini menambah penguatan yang terjadi pada Senin. Rata-rata indeks utama melonjak pada Senin setelah Kementerian Pertahanan Qatar menyatakan bahwa pertahanan udaranya berhasil mencegat serangan balasan Iran ke pangkalan militer AS. Sejauh ini dalam sepekan, indeks utama sudah naik lebih dari 2%.

Investor juga mencermati pernyataan baru dari Ketua Federal Reserve Jerome Powell di hadapan Komite Jasa Keuangan DPR AS. Powell memberi sinyal bahwa bank sentral tidak terburu-buru menurunkan suku bunga dan akan menunggu untuk melihat dampak tarif Trump terhadap perekonomian.

Kehadiran Powell di Capitol Hill terjadi pada saat yang krusial: ia menghadapi desakan agresif dari Gedung Putih untuk menurunkan suku bunga - dan dalam beberapa hari terakhir dua pejabat Fed menyatakan mereka melihat kemungkinan untuk melonggarkan kebijakan sedini bulan Juli.

Dari bursa Eropa, saham-saham Eropa mengakhiri hari dengan penguatan seiring gencatan senjata antara Israel dan Iran yang tampaknya masih bertahan. Indeks Stoxx Europe 600 sementara naik 1,2% pada akhir perdagangan. Bursa DAX Jerman menguat 1,6%, CAC 40 Prancis naik 1%, dan FTSE 100 Inggris ditutup nyaris datar.

Saham-saham yang mencatat penurunan terbesar berasal dari sektor minyak dan gas, seperti Frontline (pemilik kapal tanker) dan Equinor dan BP (raksasa energi)

Gejolak di pasar global mulai mereda setelah Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, mengumumkan gencatan senjata antara Iran dan Israel.

Menghijaunya bursa dunia mulai dari AS dan Eropa menjadi bekal positif bagi pasar keuangan Indonesia hari ini. 

Selain itu, sentimen positif juga datang dari pernyataan Wakil Ketua The Fed, Michelle Bowman, yang membuka peluang penurunan suku bunga mulai Juli 2025 apabila inflasi tetap terkendali. Kebijakan ini dinilai penting untuk menjaga ketahanan pasar tenaga kerja dan perekonomian AS.

Kombinasi dua sentimen ini menjadi pendorong penguatan bursa saham global dan domestik pada perdagangan kemarin.

Namun, pelaku pasar tetap perlu mewaspadai potensi volatilitas hari ini, menyusul pidato Ketua The Fed Jerome Powell yang masih menunjukkan sikap hawkish.

Berikut sejumlah sentimen yang potensi pengaruhi gerak pasar pada hari ini :

Powell Belum Siap Pangkas Suku Bunga

Dalam kesaksian di hadapan Komite Jasa Keuangan DPR AS pada Selasa malam waktu Indonesia (24/6/2025), Gubernur The Fed, Jerome Powell, menyampaikan bahwa pemangkasan suku bunga belum akan dilakukan dalam waktu dekat.

Ia menyatakan masih menunggu kepastian mengenai dampak ekonomi dari kebijakan tarif yang sedang dirancang oleh Presiden Trump.

"Dampak dari tarif akan bergantung, antara lain, pada seberapa besar akhirnya tarif itu diterapkan," kata Powell dalam pernyataan tertulisnya.

Ia menambahkan, "Untuk saat ini, kami berada dalam posisi yang cukup baik untuk menunggu dan melihat arah perekonomian sebelum mempertimbangkan penyesuaian kebijakan."

 

Pernyataan ini hadir setelah keputusan The Fed pekan lalu untuk mempertahankan suku bunga acuan di kisaran 4,25%-4,5%. Langkah tersebut sempat dikritik langsung oleh Trump, yang menilai kebijakan moneter ketat membuat biaya pinjaman pemerintah tetap tinggi.

Powell masih dijadwalkan menyampaikan pernyataan lanjutan di hadapan hadapan U.S. Senate Committee on Banking, Housing, and Urban Affairs.

Pernyataan Trump hari ini bisa dibilang beda arah dengan pidato beberapa pejabat the Fed kemarin yang menyatakan kemungkinan pemangkasan suku bunga terjadi pada Juli 2025, jika inflasi terjaga.

Trump Geram: Israel dan Iran Langgar Gencatan Senjata

Beberapa jam setelah mengumumkan gencatan senjata, Presiden Trump menyampaikan kekecewaannya. Ia menuduh Israel dan Iran sama-sama telah melanggar perjanjian damai yang baru dibuat.

Trump secara khusus menyoroti Israel yang disebutnya meluncurkan serangan besar ke ibu kota Iran, Teheran.

"Israel. Jangan jatuhkan bom-bom itu. Jika kalian melakukannya, itu pelanggaran besar. Bawa pulang pilot kalian, sekarang juga!" tulis Trump di akun Truth Social, sebelum berangkat menghadiri KTT NATO di Den Haag.

 

Kepada awak media, Trump mengatakan, "Saya harus membuat Israel tenang sekarang. Begitu kami buat kesepakatan, mereka langsung menjatuhkan bom dalam jumlah besar, yang belum pernah saya lihat sebelumnya-serangan terbesar yang pernah kita lihat."

Ia juga menambahkan bahwa, "Iran dan Israel telah bertarung begitu lama dan begitu keras hingga mereka bahkan tidak tahu apa yang sedang mereka lakukan," ucapnya sambil menuju helikopter kepresidenan.

Di sisi lain, Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, menyatakan bahwa pihaknya meluncurkan serangan ke sasaran di Teheran sebagai balasan atas dugaan peluncuran rudal dari Iran. Namun, Iran membantah tuduhan itu dan justru menuding serangan Israel terus berlangsung bahkan setelah gencatan senjata dimulai.

Meski terjadi pelanggaran dari kedua pihak, ada secercah harapan akan perdamaian yang mulai tumbuh-baik di Iran, Israel, maupun komunitas internasional-yang menyambut langkah gencatan senjata ini dengan lega.

Harga Minyak Ambruk, Bahlil Akan Gelar Rapat Dengan Pertamina Bahas Minyak

Harga minyak mentah dunia ambruk 6% pada perdagangan kemarin. Jatuhnya harga minyak kemarin juga memperpanjang tren negatifnya. Harga minyak sudah jatuh 14% dalam tiga hari beruntun.

Harga minyak turun tajam untuk hari kedua berturut-turut. Minyak mentah AS ditutup melemah 6%, sementara Brent sebagai acuan internasional jatuh 6,1%. Sehari sebelumnya, harga minyak mentah AS sempat merosot lebih dari 7%. Kenaikan saham semakin menguat ketika harga minyak mencapai titik terendah baru dalam sesi perdagangan.

Harga ambruk karena gencatan senjata Israel vs Iran.

Gencatan senjata ini meredakan kekhawatiran akan potensi gangguan pasokan minyak dan penutupan Selat Hormuz, jalur yang dilewati lebih dari seperlima pasokan minyak dunia setiap harinya. Sementara itu, Badan Energi Internasional (IEA) sebelumnya telah meyakinkan pasar bahwa mereka memiliki 1,2 miliar barel stok darurat yang dapat digunakan jika diperlukan. Selain itu, beberapa produsen OPEC+ sudah mulai meningkatkan produksi dan memiliki kapasitas cadangan tambahan yang dapat diaktifkan.

Ambruknya harga minyak akan menjadi kabar buruk bagi emiten minyak mulai dari PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC), PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG), PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA) hingga PT ELnusa (ELSA).

Dari dalam negeri ada sentimen terkait Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia yang berencana menggelar rapat bersama Direksi PT Pertamina (Persero) dalam waktu dekat ini.

Rapat tersebut membahas mengenai upaya mengamankan pasokan minyak mentah domestik di tengah ketidakpastian global imbas perang yang masih berlangsung antara Iran dengan Israel.

Bahlil mengakui adanya potensi ancaman yang dihadapi terkait ketersediaan minyak mentah, terutama apabila Selat Hormuz ditutup, menyusul konflik yang semakin memanas. Sebab, minyak yang dikirim melalui selat tersebut setara dengan sekitar 20% pasokan minyak global.

"Saya besok juga ada rapat dengan Pertamina untuk membahas berbagai langkah-langkah taktis dalam menghadapi dinamika global, khususnya kepada ketersediaan energi kita. Karena menyangkut dengan Selat Hormuz ini harus kita hitung baik," ungkap Bahlil usai acara Jakarta Geopolitical Forum (JGF) ke-9, Selasa (24/6/2025).

Bahlil mengakui sebagian impor minyak mentah RI masih berasal dari kawasan Timur Tengah yang distribusinya melalui Selat Hormuz. Namun di sisi lain, Indonesia juga melakukan kegiatan impor dari sejumlah negara lain seperti Afrika dan Amerika Latin, seiring dengan adanya beberapa sumur yang dioperasikan oleh Pertamina di kawasan tersebut.

Indeks Dolar dan Imbal Hasil US Melemah

Indeks dolar AS terus melemah dan ditutup di 97,858 pada perdagangan kemarin. Posisi tersebut adalah yang terendah sejak 17 Maret 2022 atau awal perang Rusia-Ukraina. 

Pengumuman gencatan senjata antara Israel dan Iran oleh Presiden Trump memicu reli aset berisiko (risk-on), sehingga permintaan terhadap dolar sebagai safe-haven menurun.

Harga minyak juga merosot karena kekhawatiran akan pasokan mereda-ini meringankan tekanan inflasi global dan melemahkan dolar .

Melemahnya dolar AS menjadi kabar baik bagi rupiah. Dolar yang melemah menandai keputusan investor untuk melepas instrumen dolar AS dan membeli instrumen berdenominasi lain. Harapannya rupiah menjadi salah satu pilihan dari mereka.

Di sisi lain, imbal hasil US Treasury tenor 10 tahun juga jeblok ke 4,29% atau posisi terendahnya sejak 7 Mei 2025. Melemahnya imbal hasil diharapkan ikut terus menekan yield pada Surat Utang Negara (SUN) Indonesia.

Berikut sejumlah agenda dan rilis data yang terjadwal untuk hari ini:

  • Kementerian Sekretariat Negara, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Keuangan, dan Kementerian Perindustrian akan menggelar konferensi pers bersama terkait Deregulasi Kebijakan Impor dan Deregulasi Kemudahan Berusaha
  • PT Bursa Efek Indonesia (BEI) akan menyelenggarakan Konferensi Pers Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) 
  • Konferensi Pers Bersama (Joint Press Conference) Kerja Sama untuk Pencegahan Penyiksaan #NoJusticeInPain: Mengakhiri Penyiksaan sebagai Prasyarat Keadilan.
  • Pidato pejabat the Fed : Kaskhari, Schmid, Collins, dan Barr

  • Pidato Jerome Powell

  • Update stok minyak AS oleh EIA periode Juni

Berikut sejumlah agenda emiten di dalam negeri pada hari ini:

 

Berikut untuk indikator ekonomi RI :

 

CNBC INDONESIA RESEARCH

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular