Newsletter

IHSG Menggila & Cetak Rekor Bersejarah, Rupiah Masih Bikin Takut

Elvan Widyatama, CNBC Indonesia
22 July 2025 06:20
Ilustrasi Wall Street. (AP/Richard Drew)
Foto: Infografis / Rupiah & IHSG Jeblok / Aristya Rahadian K

Dari bursa Amerika Serikat, Wall Street ditutup beragam pada perdagangan Senin waktu AS atau Selasa dini hari waktu Indonesia.

Sebagian indeks menguat karena optimisme terhadap musim laporan keuangan mengalahkan kekhawatiran investor atas perkembangan terbaru dalam perdagangan internasional.

Indeks S&P naik 0,14% dan ditutup di level 6.305,60. Ini adalah pertama kalinya indeks tersebut mengakhiri sesi di atas ambang 6.300. Nasdaq Composite melonjak 0,38% ke rekor penutupan di 20.974,17.

Kedua indeks mencetak rekor intraday tertinggi sepanjang masa di awal sesi, didorong oleh penguatan saham teknologi besar seperti Meta Platforms dan Amazon. Sementara itu, Dow Jones Industrial Average turun tipis 19,12 poin atau 0,04%, dan ditutup di level 44.323,07.

Kenaikan ini terjadi seiring awal musim laporan keuangan kuartal kedua yang menunjukkan hasil kuat. Saham Verizon melonjak 4% setelah membukukan laba kuartal kedua yang melampaui ekspektasi, memicu optimisme bahwa laporan keuangan perusahaan lain juga akan solid.

Data dari FactSet menunjukkan sebanyak 62 perusahaan dalam S&P 500 telah melaporkan kinerjanya, dan lebih dari 85% di antaranya berhasil melampaui ekspektasi.

Menurut Bank of America, sejauh ini laba kuartal kedua diperkirakan tumbuh 5% dibanding tahun lalu setelah minggu pertama laporan dirilis.

Alphabet menjadi sorotan dalam sesi perdagangan, naik lebih dari 2% menjelang rilis laporan keuangannya pada Rabu setelah penutupan pasar. Saham Alphabet dan Tesla yang menjadi perusahaan pertama dari kelompok "Magnificent Seven" yang akan melaporkan kinerja berpotensi mendorong rata-rata indeks utama jika mampu mengalahkan perkiraan. Saham Tesla sendiri ditutup sedikit melemah.

Perusahaan-perusahaan megacap (berkapitalisasi pasar sangat besar) diperkirakan menjadi pendorong utama pertumbuhan laba selama musim laporan keuangan kuartal kedua ini.

John Butters dari FactSet memperkirakan kelompok "Magnificent Seven" akan mencatat pertumbuhan laba 14%, jauh lebih tinggi dibandingkan 493 perusahaan lainnya dalam S&P 500 yang diperkirakan hanya tumbuh 3,4%.

Kepercayaan terhadap musim laporan keuangan ini menjadi fokus utama para investor, meskipun Gedung Putih kembali menegaskan sikapnya terhadap tarif akhir pekan lalu.

Pada Minggu, Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick menyebut 1 Agustus sebagai batas waktu keras bagi negara-negara lain untuk mulai membayar tarif, meskipun ia juga menambahkan bahwa tidak ada yang menghentikan negara-negara untuk tetap berdiskusi dengan kami setelah 1 Agustus.

"Jarang orang terluka saat jatuh dari jendela basement. Karena ekspektasi terhadap musim laporan keuangan begitu rendah, saya pikir hasil akhirnya akan lebih baik dari yang diperkirakan. Ini memberikan dorongan positif bagi pasar." ujar Sam Stovall, kepala strategi investasi di CFRA Research, kepada CNBC International.

Secara lebih luas, Stovall juga menekankan bahwa pasar sedang bertindak seperti biasanya, mengungkapkan bahwa pasar cenderung naik rata-rata sekitar 10% lagi setelah berhasil pulih dari penurunan sebesar 20%.

Dengan demikian, ia memperkirakan S&P 500 bisa mencapai 6.600 sebelum masuk ke fase penurunan baru, yang berarti ada potensi kenaikan sekitar 4,7% dari level penutupan hari Senin.

"Banyak sentimen negatif biasanya telah hilang dari pasar selama masa koreksi seperti ini, dan sekarang kita mulai melihat artikel-artikel yang menyatakan bahwa kondisi ekonomi mungkin tidak seburuk yang kita bayangkan sebelumnya, kepercayaan konsumen mulai membaik, dan angka inflasi tidak terlalu terpengaruh oleh tarif impor," lanjut Stovall.

Dia menambahkan mungkin hanya tinggal menunggu waktu sampai semua faktor ini berdampak nyata. Menurutnya, pasar menunjukkan sinyal ingin naik lebih tinggi.

(evw/evw)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular