
Rupiah-IHSG Punya Booster Jumbo: BI Rate Turun & Trump vs Powell Damai

Dari pasar saham Amerika Serikat (AS), bursa Wall Street kompak menghijau pada perdagangan Rabu atau Kamis dini hari waktu Indonesia.
Indeks S&P 500 naik 0,32% dan ditutup di level 6.263,70. Nasdaq Composite menguat 0,26% menjadi 20.730,49, mencetak rekor penutupan ke-9 tahun ini. Sementara itu, Dow Jones Industrial Average menanjak 231,49 poin atau 0,53%, ditutup di 44.254,78. Pada titik terendah sesi perdagangan, indeks berisi 30 saham utama ini sempat turun 264,31 poin atau 0,6%.
Pasar menghijau setelah kisruh Trump vs Chairman The Fed Jerome Powell kemungkinan berakhir,
Trump membantah laporan jika dia akan memecat Powell meskipun pelaku pasar tetap khawatir bahwa Trump bisa saja tetap melanjutkan niatnya.
Seorang pejabat senior Gedung Putih mengatakan kepada anggota parlemen Partai Republik bahwa Trump kemungkinan besar dalam waktu dekat akan mencopot Powell dari jabatannya.
Terpisah, The New York Times melaporkan bahwa Trump bahkan telah menyusun surat pemecatan untuk Powell dan menunjukkan draf surat itu kepada para anggota parlemen dalam pertemuan tersebut.
Namun tak lama setelah itu, Trump meremehkan laporan-laporan tersebut dan mengatakan bahwa dirinya sangat kecil kemungkinannya akan memecat Powell dalam waktu dekat.
Selama beberapa pekan terakhir, Trump terus mendorong agar Powell dicopot, sebagai desakan agar The Fed memangkas suku bunga secara agresif. Pada Selasa, dia menyebut bahwa suku bunga seharusnya dipangkas sebanyak 3 poin persentase.
Namun awal bulan ini, Powell mengonfirmasi bahwa bank sentral sebenarnya sudah siap untuk melonggarkan kebijakan moneter jika saja tidak ada tarif bea masuk yang diberlakukan oleh pemerintahan Trump.
"Pasar tidak akan menyukainya jika Powell dipecat. Ini jelas merupakan isu politik yang sensitif... tetapi secara umum, sebagian besar pelaku pasar besar yang saya kenal menilai bahwa Powell telah menjalankan tugasnya dengan sangat baik." kata Larry Tentarelli, pendiri Blue Chip Daily Trend Report dikutip dari CNBC International.
Sementara itu, data ekonomi baru yang dirilis pekan ini menimbulkan kekhawatiran tentang inflasi yang terus-menerus dan dampak tarif Trump terhadap perekonomian AS.
Indeks harga konsumen (CPI) yang dirilis pada Selasa menunjukkan kenaikan pada Juni dibanding Mei. Meski laporan terpisah pada Rabu menunjukkan harga grosir (PPI) stagnan dari bulan sebelumnya, data tersebut tidak terlalu menggembirakan jika ditelaah lebih dalam.
"Penting untuk dicatat bahwa PPI tidak mencakup dampak langsung dari tarif, artinya $27 miliar pendapatan tarif yang dikumpulkan pada Juni akan harus ditanggung oleh produsen asing, korporasi domestik, atau pada akhirnya, oleh konsumen," Marc Balcer, direktur strategi investasi di Girard kata Balcer.
Sementara itu, laporan keuangan bank-bank besar berlanjut untuk hari kedua. Meski mencatatkan hasil laba yang lebih baik dari perkiraan, saham Bank of America dan Morgan Stanley ditutup melemah tipis. Goldman Sachs juga mengalahkan ekspektasi dan sahamnya naik hampir 1%.
(tsn/tsn)