NEWSLETTER

Optimisme Pasar Diuji! Pekan Ini Banjir Kabar Genting dari China - AS

Revo M, CNBC Indonesia
10 June 2025 05:58
Foto kolase bendera Amerika Serikat dan China. IREUTERS/Dado Ruvic/Illustration/File Photo)
Foto: Foto kolase bendera Amerika Serikat dan China. IREUTERS/Dado Ruvic/Illustration/File Photo)

Pasar keuangan Indonesia akan dibuka lagi pada hari ini, Selasa (10/6/2025) setelah libur panjang empat hari. Sentimen pekan ini didorong oleh sentimen baik dari internal maupun eksternal, khususnya soal perang dagang antara AS dengan China yang sangat memengaruhi global termasuk Indonesia.

Perang dagang antara AS dan China terus memanas, menciptakan dinamika baru dalam perdagangan global yang turut memengaruhi Indonesia. Ketegangan ini memaksa kedua negara mencari solusi di berbagai penjuru dunia, termasuk London, untuk meredakan konflik tarif yang telah berlangsung lama. Bagi Indonesia, dampaknya bisa terlihat dalam beberapa sektor utama, mulai dari ekspor hingga investasi asing.

China Deflasi Secara Tahunan dan Bulanan

Pada Senin (9/6/2025), data IHK China periode Mei 2025 menunjukkan deflasi baik secara tahunan dan bulanan yang masing-masing sebesar 0,1% dan 0,2%.

Harga konsumen China turun sebesar 0,1% yoy pada Mei 2025, menyamai penurunan yang terlihat dalam dua bulan sebelumnya dan sedikit mengungguli ekspektasi penurunan sebesar 0,2%.

Ini adalah bulan keempat berturut-turut deflasi konsumen, yang menyoroti tantangan dari risiko perdagangan yang sedang berlangsung dengan AS, permintaan domestik yang lesu, dan kekhawatiran atas stabilitas pekerjaan.

Di sisi makanan, harga turun pada tingkat yang lebih tajam (-0,4% vs -0,2%), turun untuk bulan keempat. Inflasi inti, yang tidak termasuk harga pangan dan bahan bakar yang bergejolak, naik 0,6%, menandai pembacaan tertinggi sejak Januari dan menyusul kenaikan 0,5% dalam dua bulan sebelumnya.

Lebih lanjut, Indeks Harga Konsumen di China menurun 0,2% pada bulan Mei 2025 dibandingkan bulan sebelumnya. Laju Inflasi MoM di China rata-rata 0,14% dari tahun 1996 hingga 2025, mencapai titik tertinggi sepanjang masa sebesar 2,60% pada bulan Februari 2008 dan rekor terendah sebesar -1,80% pada bulan Juni 1998. 

Tekanan deflasi yang terus-menerus dikombinasikan dengan tanda-tanda perlambatan ekonomi dapat memungkinkan PBOC untuk melonggarkan kebijakan moneter lebih lanjut di akhir tahun. Namun, pemotongan berikutnya dapat memakan waktu karena PBOC mungkin memilih untuk mengamati tren ekonomi selama beberapa bulan. Jika data terus bertahan dengan relatif baik, kemungkinan besar akan terjadi pemotongan suku bunga nanti.

Ekspor China Anjlok

Pertumbuhan ekspor China meleset dari ekspektasi pada Mei, tertekan oleh penurunan tajam pengiriman ke Amerika Serikat. Para analis menyatakan bahwa dampak dari gencatan senjata dagang antara Beijing dan Washington baru akan terlihat pada data bulan Juni.

Ekspor China ke AS anjlok sebesar 34,5% dibandingkan tahun sebelumnya - penurunan terbesar sejak Februari 2020.

Impor dari AS juga turun lebih dari 18%, dan surplus perdagangan China dengan Amerika menyusut 41,55% secara tahunan menjadi $18 miliar.

Secara keseluruhan, ekspor China meningkat 4,8% pada Mei (dalam nilai dolar AS) dibandingkan tahun sebelumnya. Angka ini di bawah proyeksi jajak pendapat Reuters yang memperkirakan kenaikan 5%.

Impor justru merosot 3,4% pada Mei dibandingkan tahun sebelumnya - penurunan yang jauh lebih dalam dari perkiraan ekonom yang memperkirakan penurunan 0,9%. Penurunan impor sepanjang tahun ini terutama disebabkan oleh lemahnya permintaan domestik.

Namun, penurunan ekspor ke AS sebagian besar tertutupi oleh lonjakan pengiriman ke negara-negara Asia Tenggara yang naik hampir 15% dibandingkan tahun lalu, serta ke negara-negara Uni Eropa dan Afrika, yang masing-masing meningkat 12% dan lebih dari 33%.

Surplus perdagangan total China meningkat 25% dibandingkan tahun lalu, mencapai $103,2 miliar pada bulan Mei.

Meski demikian, pertumbuhan ekspor China pada Mei melambat signifikan dari lonjakan 8,1% di April, saat peningkatan pengiriman ke negara-negara Asia Tenggara mengimbangi penurunan tajam barang keluar ke AS. Ekspor China ke AS pada April turun lebih dari 21% akibat tarif tinggi yang diberlakukan.

"Tarif tinggi tersebut baru dicabut pada pertengahan Mei, tapi kerusakan sudah terjadi sebelumnya," kata Tianchen Xu, ekonom senior di Economist Intelligence Unit.

Ekspor rare earth (logam tanah jarang) China turun 5,7% dibandingkan tahun sebelumnya menjadi 5.865,6 ton, menurut data bea cukai, seiring Beijing memperketat kontrol ekspor terhadap mineral penting ini guna meningkatkan posisi tawar dalam negosiasi dagang dengan pemerintahan Trump.

Cadangan Devisa Indonesia

Pada Selasa (10/6/2025), Bank Indonesia (BI) akan segera merilis data cadangan devisa Indonesia periode Mei 2025. Sebelumnya, BI melaporkan cadangan devisa per akhir April sebesar US$ 152,5 miliar. Realisasi ini turun tajam sebesar US$4,6 miliar dibandingkan bulan sebelumnya.

Anjloknya cadangan devisa dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah dan kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah sebagai respons Bank Indonesia dalam menghadapi ketidakpastian pasar keuangan global yang makin tinggi.

Posisi cadangan devisa pada akhir April 2025 setara dengan pembiayaan 6,4 bulan impor atau 6,2 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. Cadangan tersebut dinilai mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.

Ke depan, BI memandang posisi cadangan devisa memadai untuk mendukung ketahanan sektor eksternal sejalan dengan tetap terjaganya prospek ekspor, neraca transaksi modal dan finansial yang diprakirakan tetap mencatatkan surplus, serta persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian nasional dan imbal hasil investasi yang menarik. BI terus meningkatkan sinergi dengan Pemerintah dalam memperkuat ketahanan eksternal guna menjaga stabilitas perekonomian untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Indeks Keyakinan Konsumen RI Mei 2025

Pada Kamis (12/6/2025), Bank Indonesia (BI) akan merilis data kepercayaan konsumen Indonesia periode Mei 2025. Sebelumnya, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Indonesia pada April 2025 menunjukkan peningkatan tipis, mencapai 121,7, naik dari 121,1 pada Maret 2025. Ini menunjukkan bahwa keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi tetap optimis meskipun ada sedikit penurunan dalam ekspektasi konsumen.

Peningkatan IKK didorong oleh peningkatan Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE). IKE tercatat sebesar 113,7 pada April 2025, lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang sebesar 110,6. Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) juga tetap di level optimis, yaitu 129,8, meskipun sedikit menurun dari bulan sebelumnya sebesar 131,7.

Secara spasial, sejumlah besar kota mencatatkan peningkatan IKE, dengan peningkatan terbesar terjadi di Kota Bandung (16,2 poin), diikuti Palembang (9,7 poin) dan Jakarta (4,1 poin). Di sisi lain, beberapa kota mengalami penurunan IEK, seperti Bandar Lampung (turun 24,8 poin), Palembang (turun 14,8 poin), dan Denpasar (turun 13,1 poin).

Indeks Penjualan Ritel RI April 2025

Menutup akhir pekan ini pada Jumat (13/6/2025), Bank Indonesia (BI) akan merilis data penjualan ritel Indonesia periode April 2025. Penjualan ritel di Indonesia diproyeksikan mengalami kontraksi pada bulan April 2025, setelah mengalami pertumbuhan positif pada bulan-bulan sebelumnya. Indeks Penjualan Riil (IPR) April 2025 diperkirakan mencapai 231,1, atau terkontraksi sebesar 2,2% secara tahunan.

Sementara itu, penjualan eceran diprakirakan mengalami kontraksi sebesar 6,9% secara bulanan (mtm). Kontraksi ini dipengaruhi oleh normalisasi permintaan masyarakat setelah berakhirnya periode Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri.

Sebelumnya pada periode Maret 2025, penjualan ritel di Indonesia tumbuh sebesar 5,5% secara tahunan. Pertumbuhan ini merupakan yang tertinggi dalam 7 bulan terakhir.

Perang Dagang AS-China

Pejabat tinggi AS dan China berkumpul di London untuk mengadakan pembicaraan yang bertujuan meredakan ketegangan perdagangan yang telah berlangsung antara kedua negara. Konflik ini tidak hanya terbatas pada tarif, tetapi juga telah mencakup pembatasan ekspor terhadap barang dan komponen yang berperan penting dalam rantai pasokan global.

Kedua negara berupaya mengembalikan hubungan dagang ke arah yang lebih stabil dengan merujuk pada perjanjian awal yang telah dicapai dalam pertemuan sebelumnya di Jenewa. Menurut pernyataan dari pemerintah Inggris yang dikutip oleh Reuters, sesi lanjutan dari negosiasi perdagangan AS-China dijadwalkan berlangsung di Inggris pada hari Senin (9/6/2025).

"Kami adalah negara yang memperjuangkan perdagangan bebas dan selalu menegaskan bahwa perang dagang tidak menguntungkan siapa pun, jadi kami menyambut baik pembicaraan ini," sambungnya.

Adapun pertemuan akan dihadiri oleh delegasi AS yang dipimpin oleh Menteri Keuangan Scott Bessent, Menteri Perdagangan Howard Lutnick dan Perwakilan Dagang AS Jamieson Greer, dan kontingen China yang dipimpin oleh Wakil Perdana Menteri He Lifeng.

Inflasi AS

AS akan mengumumkan data Indeks Harga Konsumen (IHK) Mei pada Rabu (11/6/2025). Data ini sangat ditunggu pasar karena akan menjadi salah satu indicator bagi Keputusan The Fed.

Sebagai catatan, IHK AS naik atau mengalami inflasi 0,2% (mtm) dan 2,3% (yoy).

Berlanjut Kamis (12/6/2025), AS akan segera merilis data Indeks Harga Produsen (IHP) periode Mei 2025. Sebelumnya, pada periode April 2025, Indeks Harga Produsen (IHP) AS untuk permintaan akhir turun secara tak terduga sebesar 0,5%, menurut Biro Statistik Tenaga Kerja.

(rev/rev)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular