
Ada "Ancaman" dari Amerika Saat Pilkada, Investor Waspadalah!

Sentimen yang terjadi pada hari ini tampak cenderung minim. Namun, investor perlu mencermati jika akan ada banyak data ekonomi AS yang keluar pada Rabu atau di saat pasar Indonesia libur, seperti inflasi pengeluaran pribadi AS, risalah pertemuan The Fed dan pertumbuhan ekonomi AS.
Artinya, investor mesti berhitung cermat pada perdagangan hari ini karena dampak data ekonomi AS akan langsung terasa pada saat pasar bursa, rupiah, dan SBN dibuka kembali pada Kamis pekan ini. Karena itulah, perdagangan hari ini perlu dicermati dengan baik.
Sebagai catatan, pasar RI pernah ambruk usai libur Lebaran Idul Fitri karena sejumlah data-data penting keluar saat libur panjang.
Berikut sejumlah sentimen yang bisa menggerakkan pasar keuangan hari ini:
Pilkada 2024
Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) akan diselenggarakan pada Rabu, 27 November 2024. Sebanyak 545 daerah dengan rincian 37 provinsi, 415 kabupaten, dan 93 kota akan menggelar pilkada serentak.
Dengan besarnya wewenang kepala daerah di era otonomi daerah saat ini, pilkada juga menjadi penting karena bisa berdampak besar terhadap kebijakan pembangunan, terutama perijinan.
Momen pilkada ini cukup jarang terjadi sehingga patut dicermati oleh pelaku pasar. Namun sayangnya, cukup banyak ekonom yang menilai bahwa pilkada tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pergerakan rupiah dan IHSG.
Global Markets Economist Maybank Indonesia, Myrdal Gunarto mengatakan bahwa pengaruh momen pilkada terhadap rupiah dan IHSG cenderung minim. Ia menilai kondisi sosial politik dalam negeri relatif stabil sehingga yang terjadi pada rupiah cenderung dipengaruhi faktor eksternal.
"Masih terkait dengan perkembangan global walaupun kondisi saat ini tensi geopolitik secara global sudah mulai mereda terutama di Timur Tengah, walaupun ada tensi yang meningkat di Ukraina, ketakutan dari sisi pemerintahan Trump juga sudah mulai mereda dampaknya," papar Myrdal kepada CNBC Indonesia.
Selaras dengan Myrdal, Chief Economist BCA, David Sumual juga mengungkapkan bahwa tidak ada pengaruh momen pilkada terhadap pergerakan rupiah dan IHSG saat ini.
"Pasar kemungkinan masih digerakkan isu-isu eksternal seperti situasi geopolitik dan data-data ekonomi AS dalam kaitan dengan arah suku bunga Fed," kata David.
Kendati demikian, Ekonom IPOT Sekuritas, Luthfi Ridho juga menuturkan bahwa peristiwa pilkada lebih berpengaruh terhadap IHSG dibandingkan rupiah, khususnya sektor consumer dan retail.
"Sektor telco juga biasanya ada pengaruh positif. Perlu diperhatikan juga bahwa calon tunggal di catatan kami ada di 37 daerah. Ini bisa mengurangi dampak positif terhadap konsumsi dari pilkada," tutup Luthfi.
Ia juga menambahkan bahwa bagi daerah yang hanya memiliki calon tunggal, maka dampak terhadap konsumsi memang cenderung lebih kecil dibandingkan dengan daerah yang memiliki calon lebih dari satu.
Inflasi PCE AS
Pada Rabu pekan ini, salah satu yang patut diperhatikan adalah angka inflasi pengeluaran pribadi masyarakat AS atau PCE yang diperkirakan lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya.
Konsensus menilai PCE periode Oktober 2024 akan meningkat menjadi 2,3% (year on year/yoy). Angka ini lebih tinggi dibandingkan periode September 2024 yang tercatat 2,1% yoy.
Jika hal ini benar terjadi, maka kenaikan ini dapat membuat bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) semakin ragu untuk memangkas suku bunganya pada pertemuan bulan depan. Lebih lanjut, hal ini dapat berdampak kurang baik baik nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang berpotensi tertekan.
Pertumbuhan PDB AS
Di hari yang sama, AS juga akan merilis data 2nd estimation Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal III-2024. Sebelumnya, pertumbuhan PDB riil AS tetap sehat pada kuartal III-2024 dengan tumbuh sebesar 2,8%, di bawah estimasi konsensus pasar yang memperkirakan pertumbuhan sekitar 3%.
Masih di hari yang sama, terdapat rilis klaim pengangguran awal dan berkelanjutan. Pada periode sebelumnya, jumlah individu yang mengajukan tunjangan pengangguran di AS turun 6.000 dari minggu sebelumnya menjadi 213.000 pada periode yang berakhir 16 November, paling sedikit sejak April, dan jauh di bawah ekspektasi pasar untuk peningkatan menjadi 220.000.
Hasil tersebut meningkatkan keyakinan jika pasar tenaga kerja AS tetap pada level yang kuat secara historis meskipun ada siklus pengetatan agresif oleh The Fed pada kuartal terakhir. Kondisi ini bisa membuat The Fed memperlambat laju pelonggaran moneter jika inflasi tetap tinggi. Sementara, rata-rata pergerakan empat minggu, yang mengurangi volatilitas secara mingguan, turun 3.750 menjadi 217.750.
FOMC Minutes
Notulen dari pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) November akan dirilis pada Rabu pagi. Risalah tersebut akan menjadi petunjuk lebih lanjut mengenai pandangan The Fed terkait proyeksi suku bunga, terutama setelah pandangan "bertahap" terhadap penyesuaian suku bunga diadopsi dalam pertemuan pasca-pemilu.
Hal ini terjadi di tengah ketidakpastian apakah suku bunga akan diturunkan lebih lanjut pada pertemuan Desember, dengan pemotongan suku bunga yang hanya sebagian dipertimbangkan saat ini menurut alat CME FedWatch. Penurunan tekanan harga yang signifikan dalam PMI Flash AS S&P Global terbaru membuka kemungkinan penurunan lebih lanjut suku bunga, meskipun percepatan pertumbuhan menimbulkan pertanyaan tentang kebutuhan segera untuk melonggarkan kebijakan.
Israel-Hizbullah Siap Gencatan Senjata
Presiden AS Joe Biden dan Presiden Prancis Emmanuel Macron dijadwalkan mengumumkan gencatan senjata antara Hizbullah dan Israel dalam waktu 36 jam.
Rencana yang dibocorkan oleh empat sumber senior Lebanon ini ini dianggap sebagai terobosan diplomatik penting setelah konflik panjang yang telah menelan ribuan korban jiwa.
Juru bicara keamanan nasional John Kirby menyatakan bahwa kesepakatan semakin dekat, meskipun masih ada beberapa langkah yang harus diambil.
"Kami sangat mendorong agar ini segera tercapai," kata Kirby, dilansir Reuters, Selasa (26/11/2024).
Kantor kepresidenan Prancis juga mengonfirmasi kemajuan signifikan dalam negosiasi.
Sementara itu, kabinet Israel akan mengadakan pertemuan pada Selasa untuk menyetujui kesepakatan tersebut.
"Pertemuan ini bertujuan untuk memberikan persetujuan pada teks perjanjian," kata seorang pejabat senior Israel.
Jika hal ini dilakukan, maka harga komoditas berpotensi mengalami penurunan, seperti emas dan minyak dunia. Hal ini dapat berdampak terhadap emiten yang berhubungan dengan komoditas yang juga berpeluang mengalami depresiasi.
Indeks Dolar AS Mulai Melunak
Indeks dolar AS (DXY) mulai melunak ke 106,896 pada perdagangan kemarin setelah sempat melambung ke level tertinggi dua tahun pada hari sebelumnya.
Seperti diketahui, indeks dolar terbang ke 107,554 pada Jumat lalu yang menjadi rekor tertingginya sejak 22 November 2022 atau dua tahun.
Melunaknya indeks dolar menjadi kabar baik bagi rupiah karena ada potensi penguatan.