Newsletter

Ada "Ancaman" dari Amerika Saat Pilkada, Investor Waspadalah!

Revo M, CNBC Indonesia
26 November 2024 05:54
Warga menunjukkan surat suara saat Simulasi Pemungutan Suara dan Penghitungan Suara Pilkada Jakarta di Halaman Kantor Kecamatan Tanah Abang, Jakarta, Rabu (20/11/2024).
Foto: Warga menunjukkan surat suara saat Simulasi Pemungutan Suara dan Penghitungan Suara Pilkada Jakarta di Halaman Kantor Kecamatan Tanah Abang, Jakarta, Rabu (20/11/2024). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
  • Pasar keuangan Indonesia kompak ditutup di zona hijau kemarin, IHSG dan rupiah sama-sama menguat
  • Wall Street kompak hijau menjelang pengumuman data inflasi pengeluaran pribadi warga AS PCE
  • Pilkada serentak, data AS serta libur pada Rabu diperkirakan akan menjadi penggerak pasar hari ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan Indonesia ditutup kompak menguat pada Senin (25/11/2024). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mengalami apresiasi, dan Surat Berharga Negara (SBN) dilirik investor.

Pasar keuangan diperkirakan bergerak cukup volatil pada hari ini, Selasa (26/11/2024) dengan terdapat beberapa sentimen yang masih ditunggu pelaku pasar khususnya pada hari ini di saat pasar keuangan domestik yang libur dan bersamaan dengan banyaknya data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang akan dirilis. Selengkapnya mengenai proyeksi dan sentimen pasar pekan ini bisa dibaca pada halaman 3 artikel ini.

IHSG pada penutupan perdagangan kemarin, Senin (25/11/2024), IHSG naik 1,65% ke posisi 7.314,1. IHSG kembali ke level psikologis 7.300an.

Nilai transaksi indeks kemarin mencapai sekitar Rp18,03 triliun dengan melibatkan 35,8 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 1,22 juta kali. Sebanyak 299 saham menguat, 291 saham terkoreksi, dan 200 saham stagnan.

Di seluruh pasar, foreign tampak jual bersih sebesar Rp573 miliar dengan rincian di pasar regular tampak net sell sebesar Rp256 miliar dan tunai & nego sebesar Rp317 miliar.

Secara sektoral, sembilan dari 11 sektor berada di zona hijau, satu sektor relatif stagnan (0%), dan satu sektor lainnya ambruk 1,17% (teknologi).

Sektor yang melesat pada penutupan perdagangan kemarin adalah finansial naik 1,49%, industrial naik 1,28%, hingga energi yang menguat 1,11%.

IHSG berhasil melesat di tengah minimnya sentimen pasar global. Namun di pekan ini, sejatinya banyak sentimen pasar mulai dari Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2024 yang akan digelar pada Rabu mendatang, Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI), hingga rilis data inflasi personal Amerika Serikat (AS).

Sementara dari pasar mata uang, rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan kemarin sebesar 0,03% di angka Rp15.865/US$.

Sentimen eksternal yang kian mereda dan stabil membuat rupiah sedikit mengalami penguatan.

Global Markets Economist Maybank Indonesia, Myrdal Gunarto mengatakan bahwa pengaruh momen pilkada terhadap rupiah dan IHSG cenderung minim. Ia menilai kondisi sosial politik dalam negeri relatif stabil sehingga yang terjadi pada rupiah cenderung dipengaruhi faktor eksternal.

"Masih terkait dengan perkembangan global walaupun kondisi saat ini tensi geopolitik secara global sudah mulai mereda terutama di Timur Tengah, walaupun ada tensi yang meningkat di Ukraina, ketakutan dari sisi pemerintahan Trump juga sudah mulai mereda dampaknya," papar Myrdal.

Selanjutnya, beralih pada imbal hasil SBN yang bertenor 10 tahun terpantau turun 0,17% ke angka 6,896%.

Posisi imbal hasil ini merupakan yang terendah sejak 20 November 2024.

Perlu diketahui, hubungan yield dan harga pada SBN ini berbanding terbalik, artinya ketika yield turun berarti harga obligasi naik, hal ini menunjukkan minat investor mulai kembali lagi ke SBN.

Dari pasar saham AS bursa Wall Street kompak menguat pada perdagangan Senin waktu AS atau Selasa dini hari waktu Indonesia. Investor meyakini pilihan Presiden terpilih Donald Trump untuk posisi Menteri Keuangan, Scott Bessent, akan membantu membimbing ekonomi AS tanpa memicu inflasi.

Indeks Dow yang terdiri dari saham blue-chip naik 440,06 poin, atau 0,99%, ke 44.736,57. Indeks S&P 500 menanjak 0,3% ke 5.987,37. Indeks  Dow Jones juga mencatatkan penutupan rekor baru. Indeks Nasdaq Composite menguat 0,27%, ke 19.054,84.

Indeks hijau menyambut keputusan Trump untuk menominasikan Bessent, pendiri Key Square Group. Indeks Russell 2000 melonjak 1,47% dan melampaui rekor tertinggi sebelumnya yang tercatat pada 2021. Lebih dari 3 dari 4 saham S&P 500 diperdagangkan lebih tinggi.

Para investor melihat Bessent, seorang manajer hedge fund, sebagai seseorang yang akan mendukung pasar ekuitas. Mereka percaya bahwa dia juga dapat membantu meredakan beberapa kebijakan proteksionis Trump yang paling ekstrem, seperti sikapnya terhadap pajak impor.

"Saya akan merekomendasikan agar tarif dikenakan secara bertahap," kata Bessent kepada CNBC International dalam sebuah wawancara awal bulan ini sebelum ia dipilih.

"Jika Anda mengambil penyesuaian harga tersebut bersama dengan semua hal disinflasi lainnya yang dibicarakan Presiden Trump, kami akan mencapai atau bahkan berada di bawah target inflasi 2% lagi." imbuhnya.

Sentimen yang terjadi pada hari ini tampak cenderung minim. Namun, investor perlu mencermati jika akan ada banyak data ekonomi AS yang keluar pada Rabu atau di saat pasar Indonesia libur, seperti inflasi pengeluaran pribadi AS, risalah pertemuan The Fed dan pertumbuhan ekonomi AS.

Artinya, investor mesti berhitung cermat pada perdagangan hari ini karena dampak data ekonomi AS akan langsung terasa pada saat pasar bursa, rupiah, dan SBN dibuka kembali pada Kamis pekan ini. Karena itulah, perdagangan hari ini perlu dicermati dengan baik.
Sebagai catatan, pasar RI pernah ambruk usai libur Lebaran Idul Fitri karena sejumlah data-data penting keluar saat libur panjang.

Berikut sejumlah sentimen yang bisa menggerakkan pasar keuangan hari ini:

Pilkada 2024

Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) akan diselenggarakan pada Rabu, 27 November 2024. Sebanyak 545 daerah dengan rincian 37 provinsi, 415 kabupaten, dan 93 kota akan menggelar pilkada serentak.

Dengan besarnya wewenang kepala daerah di era otonomi daerah saat ini, pilkada juga menjadi penting karena bisa berdampak besar terhadap kebijakan pembangunan, terutama perijinan.

Momen pilkada ini cukup jarang terjadi sehingga patut dicermati oleh pelaku pasar. Namun sayangnya, cukup banyak ekonom yang menilai bahwa pilkada tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pergerakan rupiah dan IHSG.

Global Markets Economist Maybank Indonesia, Myrdal Gunarto mengatakan bahwa pengaruh momen pilkada terhadap rupiah dan IHSG cenderung minim. Ia menilai kondisi sosial politik dalam negeri relatif stabil sehingga yang terjadi pada rupiah cenderung dipengaruhi faktor eksternal.

"Masih terkait dengan perkembangan global walaupun kondisi saat ini tensi geopolitik secara global sudah mulai mereda terutama di Timur Tengah, walaupun ada tensi yang meningkat di Ukraina, ketakutan dari sisi pemerintahan Trump juga sudah mulai mereda dampaknya," papar Myrdal kepada CNBC Indonesia.

Selaras dengan Myrdal, Chief Economist BCA, David Sumual juga mengungkapkan bahwa tidak ada pengaruh momen pilkada terhadap pergerakan rupiah dan IHSG saat ini.

"Pasar kemungkinan masih digerakkan isu-isu eksternal seperti situasi geopolitik dan data-data ekonomi AS dalam kaitan dengan arah suku bunga Fed," kata David.

Kendati demikian, Ekonom IPOT Sekuritas, Luthfi Ridho juga menuturkan bahwa peristiwa pilkada lebih berpengaruh terhadap IHSG dibandingkan rupiah, khususnya sektor consumer dan retail.

"Sektor telco juga biasanya ada pengaruh positif. Perlu diperhatikan juga bahwa calon tunggal di catatan kami ada di 37 daerah. Ini bisa mengurangi dampak positif terhadap konsumsi dari pilkada," tutup Luthfi.

Ia juga menambahkan bahwa bagi daerah yang hanya memiliki calon tunggal, maka dampak terhadap konsumsi memang cenderung lebih kecil dibandingkan dengan daerah yang memiliki calon lebih dari satu.

Inflasi PCE AS

Pada Rabu pekan ini, salah satu yang patut diperhatikan adalah angka inflasi pengeluaran pribadi masyarakat AS atau PCE  yang diperkirakan lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya.

Konsensus menilai PCE periode Oktober 2024 akan meningkat menjadi 2,3% (year on year/yoy). Angka ini lebih tinggi dibandingkan periode September 2024 yang tercatat 2,1% yoy.

Jika hal ini benar terjadi, maka kenaikan ini dapat membuat bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) semakin ragu untuk memangkas suku bunganya pada pertemuan bulan depan. Lebih lanjut, hal ini dapat berdampak kurang baik baik nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang berpotensi tertekan.

Pertumbuhan PDB AS

Di hari yang sama, AS juga akan merilis data 2nd estimation Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal III-2024. Sebelumnya, pertumbuhan PDB riil AS tetap sehat pada kuartal III-2024 dengan tumbuh sebesar 2,8%, di bawah estimasi konsensus pasar yang memperkirakan pertumbuhan sekitar 3%.

Masih di hari yang sama, terdapat rilis klaim pengangguran awal dan berkelanjutan. Pada periode sebelumnya, jumlah individu yang mengajukan tunjangan pengangguran di AS turun 6.000 dari minggu sebelumnya menjadi 213.000 pada periode yang berakhir 16 November, paling sedikit sejak April, dan jauh di bawah ekspektasi pasar untuk peningkatan menjadi 220.000.

Hasil tersebut meningkatkan keyakinan jika pasar tenaga kerja AS tetap pada level yang kuat secara historis meskipun ada siklus pengetatan agresif oleh The Fed pada kuartal terakhir. Kondisi ini bisa membuat The Fed memperlambat laju pelonggaran moneter jika inflasi tetap tinggi. Sementara, rata-rata pergerakan empat minggu, yang mengurangi volatilitas secara mingguan, turun 3.750 menjadi 217.750.

FOMC Minutes

Notulen dari pertemuan  Federal Open Market Committee (FOMC) November akan dirilis pada Rabu pagi. Risalah tersebut akan menjadi petunjuk lebih lanjut mengenai pandangan The Fed terkait proyeksi suku bunga, terutama setelah pandangan "bertahap" terhadap penyesuaian suku bunga diadopsi dalam pertemuan pasca-pemilu.

Hal ini terjadi di tengah ketidakpastian apakah suku bunga akan diturunkan lebih lanjut pada pertemuan Desember, dengan pemotongan suku bunga yang hanya sebagian dipertimbangkan saat ini menurut alat CME FedWatch. Penurunan tekanan harga yang signifikan dalam PMI Flash AS S&P Global terbaru membuka kemungkinan penurunan lebih lanjut suku bunga, meskipun percepatan pertumbuhan menimbulkan pertanyaan tentang kebutuhan segera untuk melonggarkan kebijakan.

Israel-Hizbullah Siap Gencatan Senjata

Presiden AS Joe Biden dan Presiden Prancis Emmanuel Macron dijadwalkan mengumumkan gencatan senjata antara Hizbullah dan Israel dalam waktu 36 jam.

Rencana yang dibocorkan oleh empat sumber senior Lebanon ini ini dianggap sebagai terobosan diplomatik penting setelah konflik panjang yang telah menelan ribuan korban jiwa.

Juru bicara keamanan nasional John Kirby menyatakan bahwa kesepakatan semakin dekat, meskipun masih ada beberapa langkah yang harus diambil.

"Kami sangat mendorong agar ini segera tercapai," kata Kirby, dilansir Reuters, Selasa (26/11/2024).

Kantor kepresidenan Prancis juga mengonfirmasi kemajuan signifikan dalam negosiasi.

Sementara itu, kabinet Israel akan mengadakan pertemuan pada Selasa untuk menyetujui kesepakatan tersebut.

"Pertemuan ini bertujuan untuk memberikan persetujuan pada teks perjanjian," kata seorang pejabat senior Israel.

Jika hal ini dilakukan, maka harga komoditas berpotensi mengalami penurunan, seperti emas dan minyak dunia. Hal ini dapat berdampak terhadap emiten yang berhubungan dengan komoditas yang juga berpeluang mengalami depresiasi.

Indeks Dolar AS Mulai Melunak
Indeks dolar AS (DXY) mulai melunak ke 106,896 pada perdagangan kemarin setelah sempat melambung ke level tertinggi dua tahun pada hari sebelumnya.
Seperti diketahui, indeks dolar terbang ke 107,554 pada Jumat lalu yang menjadi rekor tertingginya sejak 22 November 2022 atau dua tahun.
Melunaknya indeks dolar menjadi kabar baik bagi rupiah karena ada potensi penguatan.

Berikut sejumlah agenda dan rilis data yang terjadwal untuk hari ini:

  1. Indeks Properti Indonesia (10:00 WIB)
  2. CB Consumer Confidence Amerika Serikat (22:00 WIB)

Berikut sejumlah agenda emiten di dalam negeri pada hari ini:

  1. Pemberitahuan RUPS Rencana Champion Pacific Indonesia Tbk (IGAR)
  2. Pemberitahuan RUPS Rencana GOLDEN EAGLE ENERGY Tbk (SMMT)
  3. Pemberitahuan RUPS Rencana Baramulti Suksessarana Tbk (BSSR)
  4. Pemberitahuan RUPS Rencana PT Siloam International Hospitals Tbk. (SILO)
  5. Tanggal DPS Dividen Tunai Interim PT Superkrane Mitra Utama Tbk (SKRN)
  6. Tanggal DPS Dividen Tunai Interim Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI)
  7. Tanggal cum Dividen Tunai Interim PT Graha Mitra Asia Tbk. (RELF)
  8. Tanggal cum Dividen Tunai Interim PT Idea Indonesia Akademi Tbk (IDEA)
  9. Tanggal cum Dividen Tunai Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO)

Berikut sejumlah indikator perekonomian nasional:

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular