NEWSLETTER

Semua Mata Tertuju ke Thamrin, BI Segera Umumkan Kabar Genting

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
20 November 2024 06:00
Guber Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo menyampaikan sambutan saat Opening Ceremony Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) di Jakarta Convention Center, Jakarta, Rabu (30/10/2024).
Foto: Guber Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo menyampaikan sambutan saat Opening Ceremony Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) di Jakarta Convention Center, Jakarta, Rabu (30/10/2024). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Ada dua sentimen pasar penting hari ini yakni pengumuman kebijakan moneter Bank Indonesia dan Bank Sentral China. Terutama suku bunga BI yang dapat menjadi penggerak utama pasar.

Konsensus CNBC Indonesia yang dihimpun dari 17 lembaga/institusi mayoritas memproyeksikan bahwa BI akan memangkas suku bunganya sebesar 25 basis poin (bps) ke level 5,75%. Sedangkan delapan institusi memproyeksi bahwa BI akan kembali menahan suku bunganya di level 6%.

Presiden Direktur Samuel Aset Manajemen, Agus Basuki Yanuar mengatakan bahwa BI diperkirakan tidak akan menurunkan suku bunganya pada November ini.

Ia menegaskan terdapat dua faktor yang menjadi alasan, yakni rupiah yang terus melemah dan pernyataan ketua bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell yang mengatakan penurunan lanjutan Fed Rate tidak perlu terburu-buru.

Dilansir dari Refinitiv, rupiah tampak mengalami depresiasi dari Rp15.690/US$ pada akhir Oktober 2024 menjadi Rp15.845/US$ pada 18 November 2024 atau melemah hampir 1%.

Head of Equity Research Bahana Sekuritas ,Putera Satria Sambijantoro juga menyampaikan pandangannya bahwa BI masih akan menahan suku bunganya di tengah penguatan dolar yang baru-baru ini terjadi.

Ia juga mengatakan bahwa periode Desember merupakan waktu yang secara musiman lemah untuk dolar. DXY selalu melemah di bulan Desember selama 7 tahun terakhir sejak 2017, dengan penurunan rata-rata m-m sebesar 1,3%.

Sementara itu, sekitar 50% pelaku pasar berekspektasi bahwa BI akan menurunkan suku bunganya dengan pertimbangan untuk mendorong roda perekonomian Indonesia dan The Fed yang telah duluan memangkas suku bunganya pada awal November silam.

Ekonom Senior KB Valbury Sekuritas, Fikri Permana mengatakan BI cenderung akan memangkas suku bunganya sebesar 25 bps karena BI perlu untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan menurunkan cost of fund.

Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) sendiri diselenggarakan pada Selasa dan Rabu pekan ini (19-20 November 2024). 

Sebagai catatan, BI rate terakhir kali diturunkan sebesar 25 basis poin (bps) pada September 2024 dan selanjutnya ditahan pada Oktober 2024 di level 6%.

Sementara itu, BI memastikan ruang penurunan suku bunga acuan BI Rate masih terbuka ke depan.

Perry menjelaskan, kepastian penurunan ruang suku bunga acuan BI ini akan mempertimbangkan data inflasi, pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, dan pertumbuhan ekonomi RI.

Khusus untuk inflasi, ia mengatakan, sebetulnya per September 2024 tetap terkendali di kisaran target BI 2,5% plus minus 1%. Inflasi IHK tercatat rendah di seluruh komponen sehingga mencapai 1,84% (yoy) pada September 2024.

"Bank Indonesia terus berkomitmen memperkuat efektivitas kebijakan moneter guna menjaga inflasi tahun 2024 dan 2025 terkendali dalam sasaran 2,5±1%, dengan tetap mendukung upaya penguatan pertumbuhan ekonomi," ucapnya.

Bank sentral China juga akan mengumumkan kebijakan suku bunganya di hari yang sama dengan RDG BI.

Suku Bunga PInjaman Bank Sentral Chini

China lewat Loan Prime Rate (LPR) tenor satu dan lima tahun diperkirakan pasar masih akan menahan suku bunganya masing-masing sebesar 3,1% dan 3,6% setelah sebelumnya memangkas suku bunganya dari 3,35% dan 3,85%.

Untuk diketahui, LPR satu tahun memengaruhi pinjaman perusahaan dan sebagian besar pinjaman rumah tangga di China, sementara LPR lima tahun digunakan sebagai acuan untuk suku bunga hipotek.

Langkah ini sudah diperkirakan. Sebelumnya, Gubernur bank sentral China, Pan Gongsheng, telah mengindikasikan bahwa tingkat suku bunga acuan pinjaman akan dipangkas 20 hingga 25 basis poin.

Cum Date Dividen Interim BBCA

Hari ini adalah tanggal cum date pembagian diiden PT Bank Central Asia Tbk (BBCA). BBCA memutuskan untuk membagikan dividen interim tunai kepada para pemegang saham. Keputusan tersebut ditopang oleh tren pertumbuhan kinerja yang berkelanjutan hingga triwulan III tahun 2024.

Adapun dividen interim tersebut sebesar Rp50 per saham untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2024, sehingga total dividen interim tunai yang akan dibayarkan adalah sebesar Rp 6.163.752.500.000.

Nilai total dividen interim tunai tersebut meningkat 18% dibandingkan dividen interim yang dibayarkan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2023.

Pelaku Pasar Menantikan Rilis Data NPI

Para pelaku pasar juga menantikan rilis transaksi berjalan dan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) untuk kuartal III-2024 yang diumumkan besok, Kamis (21/11/2024).

Sebelumnya pada kuartal II-2024, tercatat defisit transaksi berjalan Indonesia melebar menjadi US$ 3,02 miliar, dibandingkan dengan US$ 2,50 miliar pada kuartal sebelumnya, mencatatkan defisit untuk kuartal kelima berturut-turut dan setara dengan 0,9% dari PDB negara.

Pembacaan terbaru ini menandai defisit transaksi berjalan terbesar sejak kuartal pertama 2020, seiring dengan lonjakan defisit akun jasa yang mencapai US$ 5,15 miliar, tertinggi dalam enam kuartal, dibandingkan dengan US$ 4,60 miliar pada tahun sebelumnya, akibat meningkatnya defisit layanan perjalanan.

(ras/ras)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular