Newsletter

Investor Siap-siap Sport Jantung, Pasar RI Penuh Kabar Genting

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
28 October 2024 06:00
Asap mengepul dari sebuah gedung yang terkena serangan udara Israel di Ghobeiry, Beirut, Lebanon, Selasa, 22 Oktober 2024.
Foto: Asap mengepul dari sebuah gedung yang terkena serangan udara Israel di Ghobeiry, Beirut, Lebanon, Selasa, 22 Oktober 2024. (AP/Bilal Hussein)

Berbagai sentimen akan mewarnai perjalanan pasar saham dan nilai tukar rupiah selama lima hari perdagangan ke depan. Adapun sentimen-sentimen tersebut dapat membuat pasar bergejolak dan penuh volatilitas.

Oleh karena itu, investor perlu mencermati topik yang patut menjadi fokus dan rilis data ekonomi domestik maupun luar negeri.

Konflik Geopolitik Timur Tengah Memanas

Sentimen pertama dalah Timur Tengah yang semakin membara setelah militer Israel melancarkan serangkaian serangan udara terhadap Iran pada Sabtu (26/10/2024) pagi. Warga yang tinggal di  Teheran melaporkan mendengar beberapa ledakan di dalam dan sekitar ibu kota Iran.

Serangan tersebut memicu kekhawatiran masyarkat global akan terjadi perang yang lebih luas di Timur Tengah karena serangan Israel terhadap Hamas di Gaza telah memasuki tahun kedua. Di sisi lain, Israel juga tengah berperang melawan Hizbullah di Lebanon selatan.

Menanggapi hal ini, Arab Saudi pun telah buka suara untuk menahan diri secara maksimal dan meminta masyarakat internasional agar mengambil tindakan guna meredakan ketegangan dan mengakhiri konflik di kawasan tersebut.

Kembali meningkatnya tensi geopolitik di Timur Tengah ini tentunya akan memberikan kekhawatiran bagi para pelaku pasar termasuk investor untuk berinvestasi di suatu negara. Bukan tidak mungkin para pelaku pasar akan melakukan aksi profit taking terlebih dahulu hingga berujung keep cash atau mungkin menempatkan dananya ke instrumen investasi dengan tingkat keamanan yang lebih tinggi dari sebelumnya.

Ketegangan geopolitik di Timur Tengah berperan kepada lonjakan harga minyak mentah dunia pada minggu lalu. Dilansir dari Refinitiv, harga minyak dunia secara mingguan (WTI) mengalami lonjakan sebesar 3,69% dan Brent melesat 4,09%.

Rilis Tenaga Kerja Amerika Serikat

Sentimen kedua datang dari Amerika Serikat. Negara dengan ekonomi terbesar ini  akan merilis data jumlah lowongan kerja. Konsensus memperkirakan akan terjadi penurunan jumlah lowongan kerja menjadi sekitar 7,92 juta di tengah data tenaga kerja AS yang tampak sedikit membaik.

Sebelumnya untuk periode Agustus 2024, jumlah lowongan pekerjaan meningkat sebanyak 329.000 menjadi 8,04 juta. Jumlah lowongan pekerjaan meningkat di sektor konstruksi (+138.000) dan pemerintah negara bagian serta lokal, tidak termasuk pendidikan (+78.000). Namun, lowongan pekerjaan menurun di sektor layanan lainnya (-93.000).

Sebagai catatan, indeks ini mengukur tingkat kepercayaan konsumen terhadap aktivitas ekonomi. Ini merupakan indikator terdepan karena dapat memprediksi pengeluaran konsumen, yang berperan besar dalam aktivitas ekonomi secara keseluruhan. Pembacaan yang lebih tinggi menunjukkan optimisme konsumen yang lebih besar.

Ekonomi China Jadi Sorotan, Keputusan BoJ Dinantikan

China akan merilis Purchasing Managers' Index (PMI) Manufacturing untuk periode Oktober 2024 pada Kamis (31/10/2024). Proyeksinya PMI Manufaktur China akan meningkat dari 49,8 menjadi 50,1 atau dari level kontraksi menjadi ekspansif.

Jika aktivitas manufaktur China benar-benar pulih, hal ini akan memberikan sentimen positif bagi Indonesia yang merupakan mitra dagang utamanya karena akan kembali menggenjot ekspornya.

Selain itu, Bank of Japan (BoJ) juga akan merilis data suku bunga acuannya untuk periode Oktober. Saat ini konsensus menilai bahwa BoJ masih akan kembali menahan suku bunga acuan jangka pendek di sekitar 0,25%.

Hal penting lainnya dari BoJ yakni pada saat yang bersamaan akan dirilis laporan prospek kuartalan BoJ yang akan memberikan penilaian terhadap ekonomi Jepang.

(ras/ras)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular